Risiko Perang Rusia dan Barat Lebih Besar Sekarang Dibanding Saat Perang Dingin

Minggu, 14 November 2021 - 06:01 WIB
loading...
Risiko Perang Rusia dan Barat Lebih Besar Sekarang Dibanding Saat Perang Dingin
Sistem pertahanan rudal S-500 buatan Rusia ditembakkan dalam uji coba. Foto/russia now
A A A
LONDON - Risiko pecahnya perang yang tidak disengaja antara Rusia dan Barat lebih besar saat ini dibandingkan kapan pun selama Perang Dingin.

Pengakuan itu diungkapkan perwira militer paling senior Inggris Jenderal Nick Carter dalam wawancara dengan Times Radio.

"Saya hanya berpikir bahwa kita berada di dunia yang jauh lebih kompetitif daripada 10 atau 15 tahun yang lalu,” ujar Jenderal Nick Carter.



“Dan saya pikir sifat persaingan antara negara dan kekuatan besar, mengarah ke ketegangan yang lebih besar. Dan saya pikir ketegangan adalah hal yang perlu diwaspadai," papar Jenderal Nick Carter, kepala staf pertahanan Inggris.



Dia mengatakan itu dalam wawancara yang disiarkan pada Minggu (14/11/2021) menurut rilis berita yang dikirim ke CNN.



Jenderal Carter membandingkan situasi saat ini dengan masa-masa sebelumnya dalam karir militernya sejak 1978.

"Ketika Anda dan saya tumbuh dewasa, itu adalah dunia bipolar. Dua blok: Uni Soviet dan Barat. Kita kemudian memasuki periode di mana itu unipolar, dan Amerika Serikat sepenuhnya unggul," tutur dia kepada wartawan Tom Newton Dunn.

"Dan saya pikir kita sekarang memasuki periode di mana lebih multi-kutub, dan saya pikir di dunia multi-kutub dengan orang-orang bersaing untuk tujuan yang berbeda dan pada agenda yang berbeda, ada risiko ketegangan yang lebih besar yang mengarah ke hal-hal yang kita bicarakan," ungkap sang jenderal.

Carter memperingatkan, “Para politisi agar tidak memprovokasi eskalasi yang tidak perlu dan untuk berhati-hatilah agar orang-orang tidak membiarkan sifat suka berperang dari beberapa politik kita berakhir pada posisi di mana eskalasi mengarah pada salah perhitungan."

“Banyak alat dan mekanisme diplomatik tradisional yang Anda dan saya besarkan dalam Perang Dingin; ini sudah tidak ada lagi. Dan tanpa alat dan mekanisme itu, ada risiko lebih besar bahwa eskalasi atau eskalasi ini dapat menyebabkan salah perhitungan. Jadi Saya pikir itulah tantangan nyata yang harus kita hadapi," ujar sang jenderal.

Ditanya apakah dia yakin Rusia terlibat dalam krisis migrasi di perbatasan UE-Belarus, jenderal itu mengatakan dia tidak tahu, tetapi "tidak ada yang akan mengejutkan" dia.

"Karena saya pikir lingkungan modern, dan karakter konflik serta peperangan yang berubah yang telah saya jelaskan, membuka kemungkinan bagi orang menggunakan segala macam alat dan taktik serta teknik yang berbeda untuk mencoba dan mendapatkan kohesi kami," tutur dia.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah membantah terlibat dalam krisis migran di perbatasan. Dia mengatakan pada Sabtu bahwa negaranya "tidak ada hubungannya dengan itu."

"Saya ingin memberi tahu Anda sesuatu yang lain. Saya ingin semua orang tahu. Kami sama sekali tidak ada hubungannya dengan itu. Semua orang mencoba membebankan tanggung jawab kepada kami untuk alasan apa pun dan tanpa alasan sama sekali," papar Putin dalam wawancara dengan saluran berita milik negara, Russia 24.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1820 seconds (0.1#10.140)