Rusia Kirim Dua Bomber Nuklir untuk Dukung Belarusia yang Seteru dengan UE
loading...
A
A
A
MINSK - Rusia mengambil langkah langka dengan mengirimkan dua pesawat pengebom (bomber) strategis berkemampuan nuklir untuk patroli di wilayah udara Belarusia pada Rabu (10/11/2021). Itu sebagai dukungan pada sekutunya yang sedang berseteru dengan Uni Eropa (UE) terkait krisis pengungsi.
Manuver sepasang bomber Moskow itu terjadi ketika 27 negara UE mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi terhadap Belarusia atas krisis migran.
Para pengungsi yang terperangkap di Belarusia melakukan beberapa upaya untuk memaksa masuk ke Polandia pada Rabu malam, di mana Warsawa mengaku telah memperkuat perbatasan dengan mengerahkan pasukan penjaga tambahan.
Kepala hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Michelle Bachelet meminta negara-negara UE untuk mengurangi dan menyelesaikan krisis yang "tidak dapat ditoleransi".
"Ratusan pria, wanita, dan anak-anak ini tidak boleh dipaksa untuk menghabiskan satu malam lagi dalam cuaca dingin tanpa tempat berlindung, makanan, air, dan perawatan medis yang memadai," katanya.
Tentara Belarusia berpatroli di perbatasan ketika ratusan migran mencoba menyeberang dari sisi Belarusia dari perbatasan dengan Polandia dekat Kuznica Bialostocka, Polandia.
Uni Eropa, yang telah berulang kali memberikan sanksi kepada Belarusia karena pelanggaran HAM menuduh Minsk menarik migran dari Timur Tengah, Afghanistan dan Afrika dan kemudian mendorong mereka untuk menyeberang ke Polandia untuk mencoba menabur kekacauan kekerasan di sisi timur blok Eropa.
Ke-27 duta besar blok Eropa sepakat pada hari Rabu bahwa tindakan Belarusia itu sama dengan "perang hibrida" oleh Presiden Alexander Lukashenko, yang kemudian dijadikan dasar hukum untuk menjatuhkan sanksi baru.
"Kami menghadapi serangan hibrida brutal di perbatasan Uni Eropa kami. Belarusia mempersenjatai kesusahan para migran dengan cara yang sinis dan mengejutkan," kata Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (11/11/2021).
Manuver sepasang bomber Moskow itu terjadi ketika 27 negara UE mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi terhadap Belarusia atas krisis migran.
Para pengungsi yang terperangkap di Belarusia melakukan beberapa upaya untuk memaksa masuk ke Polandia pada Rabu malam, di mana Warsawa mengaku telah memperkuat perbatasan dengan mengerahkan pasukan penjaga tambahan.
Kepala hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Michelle Bachelet meminta negara-negara UE untuk mengurangi dan menyelesaikan krisis yang "tidak dapat ditoleransi".
"Ratusan pria, wanita, dan anak-anak ini tidak boleh dipaksa untuk menghabiskan satu malam lagi dalam cuaca dingin tanpa tempat berlindung, makanan, air, dan perawatan medis yang memadai," katanya.
Tentara Belarusia berpatroli di perbatasan ketika ratusan migran mencoba menyeberang dari sisi Belarusia dari perbatasan dengan Polandia dekat Kuznica Bialostocka, Polandia.
Uni Eropa, yang telah berulang kali memberikan sanksi kepada Belarusia karena pelanggaran HAM menuduh Minsk menarik migran dari Timur Tengah, Afghanistan dan Afrika dan kemudian mendorong mereka untuk menyeberang ke Polandia untuk mencoba menabur kekacauan kekerasan di sisi timur blok Eropa.
Ke-27 duta besar blok Eropa sepakat pada hari Rabu bahwa tindakan Belarusia itu sama dengan "perang hibrida" oleh Presiden Alexander Lukashenko, yang kemudian dijadikan dasar hukum untuk menjatuhkan sanksi baru.
"Kami menghadapi serangan hibrida brutal di perbatasan Uni Eropa kami. Belarusia mempersenjatai kesusahan para migran dengan cara yang sinis dan mengejutkan," kata Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (11/11/2021).