Presiden Assad Dilaporkan Usir Komandan Iran dari Suriah
loading...
A
A
A
DAMASKUS - Presiden Bashar al-Assad dilaporkan telah mengusir seorang komandan pasukan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran yang beroperasi di Suriah , Javad Ghaffari.
Laporan itu diterbitkan dua media Arab Saudi, Al-Arabiya dan Al-Hadath, pada hari Rabu (10/11/2021).
Sumber di istana kepresidenan Suriah, yang dikutip dua media itu mengatakan bahwa Presiden Assad tidak puas dengan tindakan Ghaffari dan menganggapnya telah melakukan pelanggaran kedaulatan Suriah.
Sumber tersebut mengatakan bahwa Ghaffari telah berurusan dengan penyelundupan barang dan pembentukan pasar senjata gelap yang dapat bersaing dengan pasar Suriah.
Selain itu, menurut laporan Al-Hadath, Damaskus menyalahkan Teheran karena mengambil keuntungan dari sumber daya alam dan ekonomi Suriah untuk keuntungannya sendiri dan untuk menghindari pembayaran pajak kepada rezim Suriah.
Sumber itu juga mengungkapkan bahwa dengan latar belakang klaim beberapa serangan Angkatan Udara Israel, Ghaffari mengakui bahwa ia telah menempatkan pasukan Iran di tempat-tempat yang tidak disetujui oleh rezim Suriah.
Ghaffari melakukan sejumlah serangan terhadap AS dan Israel terhadap pedoman rezim, yang hampir mengarah pada perang regional yang tidak diinginkan, termasuk serangan terhadap target Amerika pada 20 Oktober oleh milisi yang didukung Iran.
Seorang sumber Suriah menjelaskan bahwa pengusiran Ghaffari merupakan pukulan telak terhadap visi mantan kepala IRGC Qasem Soleimani tentang hegemoni Iran atas wilayah strategis antara Iran dan Lebanon.
Baik pemerintah Assad maupun pemerintah Iran belum berkomentar atas laporan tersebut. Laporan itu mengejutkan karena selama ini Damaskus dan Teheran adalah sekutu dekat, di mana Iran membantu Suriah dalam memerangi kelompok militan yang ingin menggulingkan Assad.
Laporan itu diterbitkan dua media Arab Saudi, Al-Arabiya dan Al-Hadath, pada hari Rabu (10/11/2021).
Sumber di istana kepresidenan Suriah, yang dikutip dua media itu mengatakan bahwa Presiden Assad tidak puas dengan tindakan Ghaffari dan menganggapnya telah melakukan pelanggaran kedaulatan Suriah.
Sumber tersebut mengatakan bahwa Ghaffari telah berurusan dengan penyelundupan barang dan pembentukan pasar senjata gelap yang dapat bersaing dengan pasar Suriah.
Selain itu, menurut laporan Al-Hadath, Damaskus menyalahkan Teheran karena mengambil keuntungan dari sumber daya alam dan ekonomi Suriah untuk keuntungannya sendiri dan untuk menghindari pembayaran pajak kepada rezim Suriah.
Sumber itu juga mengungkapkan bahwa dengan latar belakang klaim beberapa serangan Angkatan Udara Israel, Ghaffari mengakui bahwa ia telah menempatkan pasukan Iran di tempat-tempat yang tidak disetujui oleh rezim Suriah.
Ghaffari melakukan sejumlah serangan terhadap AS dan Israel terhadap pedoman rezim, yang hampir mengarah pada perang regional yang tidak diinginkan, termasuk serangan terhadap target Amerika pada 20 Oktober oleh milisi yang didukung Iran.
Seorang sumber Suriah menjelaskan bahwa pengusiran Ghaffari merupakan pukulan telak terhadap visi mantan kepala IRGC Qasem Soleimani tentang hegemoni Iran atas wilayah strategis antara Iran dan Lebanon.
Baik pemerintah Assad maupun pemerintah Iran belum berkomentar atas laporan tersebut. Laporan itu mengejutkan karena selama ini Damaskus dan Teheran adalah sekutu dekat, di mana Iran membantu Suriah dalam memerangi kelompok militan yang ingin menggulingkan Assad.
(min)