Eks Bos Intel IDF: Israel Mampu Serang Iran, Masalahnya Apa yang Terjadi Sesudahnya

Sabtu, 06 November 2021 - 07:10 WIB
loading...
Eks Bos Intel IDF: Israel...
Pilot tempur Israel berpose dengan jet tempur siluman F-35. Mantan bos intelijen militer Israel menyebut militer negaranya memiliki kemampuan untuk menyerang Iran. Foto/Marc Israel Sellem/Jerusalem Post
A A A
TEL AVIV - Mantan kepala Direktorat Intelijen Militer Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Amos Yadlin, mengatakan militer negaranya memiliki kemampuan untuk menyerang Iran . Namun, yang menjadi masalah adalah apa yang akan terjadi setelah serangan tersebut.

"Israel memiliki kemampuan militer untuk menyerang Iran, masalahnya bukan serangan itu tetapi apa yang terjadi setelahnya. Ada banyak pertimbangan di sini...Serangan adalah langkah terakhir setelah semua strategi lain dilakukan," kata mantan bos intelijen IDF tersebut, seperti dikutip dari The Jerusalem Post, Sabtu (6/11/2021).



Yadlin tidak merinci tantangan spesifik apa yang akan dihadapi Israel setelah serangan itu, tetapi Teheran telah berulang kali memperingatkan Tel Aviv bahwa setiap kesalahan di pihak Zionis akan merugikan negara Yahudi itu.

Komentar Yadlin disampaikan dalam wawancaranya dengan Nissim Mash'al dari stasiun radio 103FMpada Jumat pagi. Argumennya itu disampaikan setelah pengumuman Iran bahwa Teheran akan kembali ke meja perundingan mengenai program nuklir mereka.

"Amerika sedang mempersiapkan situasi di mana pembicaraan dengan Iran tidak akan berhasil. Kami berada dalam situasi di mana jika ada kesepakatan itu tidak baik, dan jika tidak ada kesepakatan kita akan menghadapi pilihan pilihan untuk seorang perdana menteri Israel. Israel memiliki kemampuan militer untuk menyerang Iran," kata Yadlin.



Mengenai kemungkinan serangan Israel terhadap Iran, Yadlin mengatakan: "Naftali Bennett sebagai perdana menteri harus memutuskan apakah tidak melakukan apa-apa atau melakukan serangan. Serangan adalah langkah terakhir setelah semua strategi lain dilakukan. Saya senang bahwa kita telah memahami bahwa anggaran perlu dialokasikan, dan bahwa rencana militer perlu diperbarui untuk situasi saat ini."

“Iran telah mengakui keinginan Amerika di bawah pemerintahan [Joe] Biden untuk kembali ke kesepakatan. Selama enam putaran pembicaraan, mereka telah menetapkan tuntutan tinggi yang bahkan tidak dapat diterima oleh pemerintahan Demokrat. Pada akhirnya itu menguntungkan mereka dan sekarang menekan Amerika," ujar Yadlin.

“Kesepakatan 2015 baik dalam jangka panjang bagi Iran, mereka ingin sanksi dihapus dari mereka. Masih tidak perlu opsi militer, tetapi harus lebih kredibel, lebih di AS daripada di sini,” papar Yadlin.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2313 seconds (0.1#10.140)