Rudal Hipersonik China Mendunia, Ini Bedanya dengan Misil Balistik Konvensional

Jum'at, 05 November 2021 - 16:17 WIB
loading...
Rudal Hipersonik China...
Gambar grafis cara kerja rudal hipersonik yang berbeda dengan rudal balistik konvensional. Foto/USA Today
A A A
WASHINGTON - Uji coba rudal hipersonik Beijing baru-baru ini telah meningkatkan ketegangan antara China dan Amerika Serikat (AS). Senjata itu digambarkan lebih cepat, lebih dapat bermanuver, dan ancamannya lebih besar terhadap sistem pertahanan udara daripada misil
balistik antarbenua konvensional.

"Ini peristiwa yang sangat signifikan dari uji sistem senjata hipersonik, dan sangat memprihatinkan,” kata Jenderal Mark Milley, Ketua Kepala Staf Gabungan AS, dalam wawancara dengan stasiun televisi Bloomberg, 28 Oktober 2021.

Pernyataan Milley adalah pernyataan resmi pertama pejabat tinggi Pentagon sekaligus pengakuan AS atas kemampuan China dalam mengembangkan senjata canggih tersebut.



Rudal hipersonik bergerak dengan kecepatan Mach 5, lima kali kecepatan suara saat bermanuver di atmosfer. Itu lebih cepat dari 3.800 mph.

Rudal itu bisa mencapai 15.000 mph saat naik ke luar angkasa. Hulu ledak yang dibawanya bergerak dengan kecepatan sekitar 2.000 mph begitu mereka memasuki kembali atmosfer Bumi.

Uji coba rudal hipersonik China pada Agustus tersebut awalnya dilaporkan oleh Financial Times pada 16 Oktober 2021 dan dikutip berbagai media internasional.

Laporan Finacial Times mengatakan rudal itu mengitari Bumi pada ketinggian rendah sebelum turun ke sasarannya, yang meleset sekitar 19 mil.

Tes senjata ini penting karena menunjukkan China telah membuat kemajuan tak terduga pada sistem senjata hipersoniknya dan dapat memulai perlombaan senjata baru.

Tes tersebut mendorong perbandingan "momen Sputnik", referensi sejarah peluncuran satelit Sputnik tahun 1957 oleh Uni Soviet. Itu adalah kejutan bagi orang Amerika yang dipaksa untuk menyadari bahwa AS sedang ditantang untuk keunggulan teknologi.

“Saya tidak tahu apakah ini momen Sputnik, tapi saya pikir ini sangat dekat dengan itu. Ini menjadi perhatian kami semua,” kata Milley kepada Bloomberg.

Namun, bukan hanya kendaraan hipersonik dan kemampuan manuvernya yang menarik perhatian, seperti dilaporkan Foreign Policy: bagaimana kendaraan memasuki orbit.

Ini menggunakan versi Sistem Pengeboman Orbital Fraksional, metode pengiriman rudal orbit rendah yang dikembangkan oleh Soviet selama Perang Dingin. Sebuah rudal turun dari orbit rendah memberikan lebih sedikit waktu untuk dideteksi.

Metode pengiriman itu juga berarti AS dapat diserang oleh penerbangan di atas Kutub Selatan. Sistem pertahanan Amerika selama ini berkonsentrasi pada serangan rudal dari utara.

Perbedaan dengan ICBM Konvensional

Meskipun keduanya dapat membawa hulu ledak nuklir, rudal hipersonik berbeda dari rudal balistik antarbenua (ICMB) konvensional.

ICBM adalah senjata berpemandu jarak jauh yang ditembakkan ke luar angkasa dalam busur yang disebut lintasan parabola. Misil ini mencapai ketinggian 800 hingga 1.200 mil sebelum turun kembali ke Bumi, melakukan perjalanan lebih dari 3.400 mil untuk mencapai target. Sistem radar yang ada digunakan untuk mendeteksi senjata tersebut.

Ada dua jenis utama senjata hipersonik. Menurut Layanan Penelitian Kongres yang dilansir USA Today, Jumat (5/11/2021), AS sedang mengembangkan keduanya.

Kedua jenis senjata utama hipersonik adalah, pertama kendaraan luncur hipersonik atau juga disebut sistem boost-glide. Ini diluncurkan oleh pendorong roket ke atmosfer atas. Mereka terpisah dari booster di ketinggian sekitar 62 mil, ketinggian di mana atmosfer Bumi berakhir.

Mereka menyelam dengan momentum mereka sendiri dan meluncur ke target dengan kecepatan Mach 5, lima kali kecepatan suara, sekitar 3.836 mph atau 1 mil per detik. Mereka dapat bermanuver di atmosfer, membuat mereka sulit untuk dideteksi dan dihancurkan.

Kedua adalah rudal jelajah hipersonik. Senjata ini menggunakan mesin berkecepatan tinggi yang disebut scramjets untuk mencapai kecepatan hipersonik. Kisaran ketinggian mereka sekitar 19 mil.

Menurut laporan sejumlah media Barat, tes senjata hipersonik China melibatkan kendaraan luncur hipersonik.

China telah secara resmi membantah menguji rudal hipersonik, dengan mengatakan itu adalah uji rutin pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali.

Pengembangan Rudal Hipersonik

AS, Rusia dan China memimpin dalam program rudal hipersonik. Tetapi uji rudal hipersonik China telah meningkatkan ketegangan antara Beijing dan Washington, di mana hubungan keduanya sudah memanas karena aktivitas militer China di dekat Taiwan, benteng pulaunya di Laut China Selatan, perselisihan perdagangan, dan pandemi COVID-19.

Menurut Washington Post, negara-negara lain yang mengembangkan senjata hipersonik termasuk India, Prancis, Jerman, Jepang, Australia, dan Korea Utara.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Di Mana Pulau Sandy...
Di Mana Pulau Sandy Cay yang Diklaim China dan Filipina sebagai Wilayahnya?
Kenapa Alaska Dijual...
Kenapa Alaska Dijual Rusia ke Amerika Serikat?
13 Negara Gabung Proyek...
13 Negara Gabung Proyek Stasiun Bulan Rusia dan China, Ada Indonesia?
Houthi Akui Serang Kapal...
Houthi Akui Serang Kapal Induk AS Harry S Truman di Laut Merah
3 Negara yang Memperebutkan...
3 Negara yang Memperebutkan Kashmir, Siapa yang Berhak?
Mahathir Mohamad: Bangsa...
Mahathir Mohamad: Bangsa Melayu Kehilangan Singapura, Jatuh ke Tangan Orang China
Kronologi Kapal Induk...
Kronologi Kapal Induk AS Mengelak dari Serangan Houthi Bikin Jet Tempur F/A-18 Jatuh ke Laut
5 Cerita WNI Terjebak...
5 Cerita WNI Terjebak 18 Jam Mati Listrik di Spanyol: Enggak Ada yang Nyalain Lilin
Sampai Kapan Vladimir...
Sampai Kapan Vladimir Putin jadi Presiden Rusia? Ini Penjelasan Lengkapnya
Rekomendasi
Daftar Kode Redeem Genshin...
Daftar Kode Redeem Genshin Impact 5.5 untuk Mei 2025, Ada yang Dapat Primogem dan Mora Sekaligus!
3 Kerabat Jenderal Try...
3 Kerabat Jenderal Try Sutrisno yang Punya Karier Cemerlang di Militer, Salah Satunya Mantan KSAD
Silviana Lu Panen Ilmu...
Silviana Lu Panen Ilmu dari Legenda Biliar Efren Reyes!
Berita Terkini
Di Mana Pulau Sandy...
Di Mana Pulau Sandy Cay yang Diklaim China dan Filipina sebagai Wilayahnya?
16 menit yang lalu
Kenapa Alaska Dijual...
Kenapa Alaska Dijual Rusia ke Amerika Serikat?
1 jam yang lalu
Israel Tolak Usulan...
Israel Tolak Usulan Gencatan Senjata 5 Tahun dengan Hamas
1 jam yang lalu
Amnesty Tegaskan Israel...
Amnesty Tegaskan Israel Lakukan Genosida yang Disiarkan Langsung di Gaza
3 jam yang lalu
Trump Peringatkan Ukraina...
Trump Peringatkan Ukraina Bisa Runtuh dalam 3 Tahun Tanpa Kesepakatan Damai
4 jam yang lalu
13 Negara Gabung Proyek...
13 Negara Gabung Proyek Stasiun Bulan Rusia dan China, Ada Indonesia?
10 jam yang lalu
Infografis
Siap Hadapi Perang Baru...
Siap Hadapi Perang Baru dengan Israel, Iran Pamer Kota Rudal
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved