Paus Fransiskus Tegaskan Dukungan untuk Solusi Dua Negara di Konflik Israel-Palestina
loading...
A
A
A
VATICAN CITY - Perlunya hidup berdampingan secara damai di antara berbagai agama, serta tujuan solusi dua negara di Tanah Suci, dibahas dalam pertemuan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas dengan Paus Fransiskus . Keduanya bertemu selama hampir satu jam di Vatikan, Kamis (4/11/2021).
“Berkenaan dengan proses perdamaian antara Israel dan Palestina, ditekankan bahwa sangat penting untuk mengaktifkan kembali dialog langsung untuk mencapai solusi dua negara, juga dengan bantuan upaya yang lebih kuat dari komunitas internasional,” bunyi pernyataan Vatikan, seperti dikutip dari Vatican News.
Paus Fransiskus dan Presiden Abbas juga mencatat bahwa, “Yerusalem harus diakui oleh semua orang sebagai tempat perjumpaan dan bukan tempat konflik, dan bahwa statusnya harus mempertahankan identitas dan nilai universalnya sebagai Kota Suci bagi ketiga agama Ibrahim, juga melalui status yang dijamin secara internasional”.
Dilaporkan pula kedua pemimpin kemudian berbicara tentang urgensi bekerja untuk perdamaian, menghindari penggunaan senjata, dan memerangi segala bentuk ekstremisme dan fundamentalisme. Di ujung pertemuan keduanya saling bertukar hadiah.
Paus Fransiskus menghadiahkan kepada Abbas sebuah plakat perunggu dengan dua tangan dalam genggaman yang bersahabat. Digambarkan di latar belakang adalah barisan tiang Lapangan Santo Petrus, seorang wanita dengan seorang anak, perahu migran, dan kata-kata (dalam bahasa Italia) "Mari kita mengisi tangan kita dengan tangan lain" terpampang di bagian bawah plakat.
Paus juga memberikan kepada presiden sebuah buku dokumen kepausan dan salinan pesannya untuk perdamaian untuk tahun ini, Dokumen Persaudaraan Manusia, dan sebuah buku tentang Statio Orbis 27 Maret 2020, yang diterbitkan oleh Rumah Penerbitan Vatikan.
Sementara Abbas memberi Paus sebuah buku tentang Gereja Kelahiran, di Betlehem, dan representasi Gua Kelahiran dalam damar. Selanjutnya, Abbas bertemu secara terpisah dengan Kardinal Sekretaris Negara Pietro Parolin dan dengan Uskup Agung Paul Richard Gallagher, Sekretaris Hubungan dengan Negara.
“Berkenaan dengan proses perdamaian antara Israel dan Palestina, ditekankan bahwa sangat penting untuk mengaktifkan kembali dialog langsung untuk mencapai solusi dua negara, juga dengan bantuan upaya yang lebih kuat dari komunitas internasional,” bunyi pernyataan Vatikan, seperti dikutip dari Vatican News.
Paus Fransiskus dan Presiden Abbas juga mencatat bahwa, “Yerusalem harus diakui oleh semua orang sebagai tempat perjumpaan dan bukan tempat konflik, dan bahwa statusnya harus mempertahankan identitas dan nilai universalnya sebagai Kota Suci bagi ketiga agama Ibrahim, juga melalui status yang dijamin secara internasional”.
Dilaporkan pula kedua pemimpin kemudian berbicara tentang urgensi bekerja untuk perdamaian, menghindari penggunaan senjata, dan memerangi segala bentuk ekstremisme dan fundamentalisme. Di ujung pertemuan keduanya saling bertukar hadiah.
Paus Fransiskus menghadiahkan kepada Abbas sebuah plakat perunggu dengan dua tangan dalam genggaman yang bersahabat. Digambarkan di latar belakang adalah barisan tiang Lapangan Santo Petrus, seorang wanita dengan seorang anak, perahu migran, dan kata-kata (dalam bahasa Italia) "Mari kita mengisi tangan kita dengan tangan lain" terpampang di bagian bawah plakat.
Paus juga memberikan kepada presiden sebuah buku dokumen kepausan dan salinan pesannya untuk perdamaian untuk tahun ini, Dokumen Persaudaraan Manusia, dan sebuah buku tentang Statio Orbis 27 Maret 2020, yang diterbitkan oleh Rumah Penerbitan Vatikan.
Sementara Abbas memberi Paus sebuah buku tentang Gereja Kelahiran, di Betlehem, dan representasi Gua Kelahiran dalam damar. Selanjutnya, Abbas bertemu secara terpisah dengan Kardinal Sekretaris Negara Pietro Parolin dan dengan Uskup Agung Paul Richard Gallagher, Sekretaris Hubungan dengan Negara.
(esn)