Korsel Desak Korut Terima Kunjungan Paus Fransiskus

Senin, 01 November 2021 - 22:30 WIB
loading...
Korsel Desak Korut Terima Kunjungan Paus Fransiskus
Presiden Korsel Moon Jae-in dan Paus Fransiskus. FOTO/Yoonhap
A A A
SEOUL - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mendesak Korea Utara (Korut) untuk menanggapi secara positif usulan kunjungan Paus Fransiskus ke Pyongyang. Pernyataan Kementerian Unifikasi itu muncul setelah Paus Fransiskus menegaskan kembali kesediaannya untuk mengunjungi Korut selama pertemuannya dengan Presiden Moon Jae-in di Vatikan, pekan lalu.

Jae-in dan Paus bertemu Jumat di sela-sela KTT Kelompok 20 di Roma. Dalam kesempatan itu, Jae-in mengatakan kunjungan Paus Fransiskus ke Korut akan mendorong perdamaian di Semenanjung Korea. Paus dilaporkan bersedia pergi ke Utara jika dia menerima undangan.



"Karena kesediaan Paus untuk mengunjungi Korut telah ditegaskan kembali, kami berharap Korut akan menanggapi dan membuka jalan untuk membina perdamaian di Semenanjung Korea," kata juru bicara Kementerian Unifikasi, Lee Jong-joo dalam jumpa pers regular, seperti dikutip dari Yonhap, Senin (1/11/2021).

Jae-in dan Paus Fransiskus terakhir bertemu pada 2018, ketika presiden melakukan kunjungan kenegaraan ke Italia. Pada saat itu, Jae-in menyampaikan undangan lisan kepada Paus Fransiskus dari pemimpin Korut, Kim Jong-un. Tetapi, kunjungan kepausan gagal terwujud di tengah kebuntuan dalam pembicaraan nuklir antara Washington dan Pyongyang.

"Paus Fransiskus berdoa seperti biasa untuk perdamaian di Semenanjung Korea dan menyatakan niatnya untuk mengunjungi Korut," tulis Moon di Facebook sebelum meninggalkan Roma. "Saya percaya bahwa jam perdamaian di Semenanjung Korea akan mulai bergerak cepat lagi," katanya.



Menurut Jae-in, para pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel, juga menyatakan dukungan berkelanjutan mereka untuk perdamaian di semenanjung itu.

Dia mencatat bahwa para pemimpin di KTT G-20 mengadopsi tujuan memvaksinasi 70 persen populasi dunia terhadap COVID-19 pada pertengahan 2022 dan setuju untuk bekerja sama untuk mengatasi gangguan pada rantai pasokan global.

"Roma mendapatkan kembali energinya," tulis Jae-in. "Sama seperti kota yang memadukan sejarahnya yang indah dengan upaya kreatif, kota itu pulih seperti biasa berdasarkan keragamannya," tambahnya.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1875 seconds (0.1#10.140)