Pria Berpisau Teriak Prancis Diperintah Negara Islam, Serang Stasiun Paris Lalu Ditembak Petugas
loading...
A
A
A
PARIS - Seorang pria bersenjata pisau meneriakkan "Allahu Akbar" dan " Prancis diperintah Negara Islam” saat menyerang stasiun kereta di Paris pada Selasa (2/11/2021). Pelaku kemudian ditembak polisi.
Laporan mengatakan insiden itu terjadi setelah dia dihentikan staf di stasiun kereta Saint-Lazare, Paris, karena tidak memakai masker.
Orang tersebut menolak memenuhi permintaan untuk memakai masker, kemudian mengeluarkan pisau dan berusaha menyerang karyawan transportasi.
Dia dilaporkan meneriakkan slogan-slogan mendukung kelompok Negara Islam (ISIS) saat serangan itu.
Pelaku telah dilarikan ke rumah sakit, dengan media lokal mengatakan dia dalam kondisi yang mengancam jiwa.
Dokumen yang ditemukan padanya mengungkapkan dia diketahui polisi karena membuat ancaman sebelumnya.
Seorang juru bicara polisi mengatakan penyelidikan telah dibuka untuk percobaan pembunuhan dan terorisme.
Prancis menyaksikan serangkaian serangan terkait teroris tahun lalu yang dimulai setelah pemenggalan kepala seorang guru sekolah di pinggiran kota Paris oleh seorang imigran Muslim.
Serangan terbaru terjadi di tengah persidangan tersangka utama dalam serangan November 2015 yang merenggut nyawa 130 orang dan melukai lebih dari 400 orang.
Serangan pisau adalah yang terbaru dari serangkaian insiden terkait teror yang terjadi di Prancis dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Mei, seorang pelaku berusia 40 tahun menikam seorang polisi wanita beberapa kali dan melukai seorang polisi di kota Nantes.
Pada April, seorang perwira wanita ditikam sampai mati di luar kantor polisi di Rambouillet.
Serangan terbaru terjadi di tengah persidangan tersangka utama dalam serangan teroris November 2015, yang paling mematikan di Prancis sejak Perang Dunia II.
Sebanyak 130 orang tewas dan lebih dari 400 terluka ketika teroris meledakkan rompi bom bunuh diri dan menembak orang-orang di ibu kota Prancis, Paris.
Laporan mengatakan insiden itu terjadi setelah dia dihentikan staf di stasiun kereta Saint-Lazare, Paris, karena tidak memakai masker.
Orang tersebut menolak memenuhi permintaan untuk memakai masker, kemudian mengeluarkan pisau dan berusaha menyerang karyawan transportasi.
Dia dilaporkan meneriakkan slogan-slogan mendukung kelompok Negara Islam (ISIS) saat serangan itu.
Pelaku telah dilarikan ke rumah sakit, dengan media lokal mengatakan dia dalam kondisi yang mengancam jiwa.
Dokumen yang ditemukan padanya mengungkapkan dia diketahui polisi karena membuat ancaman sebelumnya.
Seorang juru bicara polisi mengatakan penyelidikan telah dibuka untuk percobaan pembunuhan dan terorisme.
Prancis menyaksikan serangkaian serangan terkait teroris tahun lalu yang dimulai setelah pemenggalan kepala seorang guru sekolah di pinggiran kota Paris oleh seorang imigran Muslim.
Serangan terbaru terjadi di tengah persidangan tersangka utama dalam serangan November 2015 yang merenggut nyawa 130 orang dan melukai lebih dari 400 orang.
Serangan pisau adalah yang terbaru dari serangkaian insiden terkait teror yang terjadi di Prancis dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Mei, seorang pelaku berusia 40 tahun menikam seorang polisi wanita beberapa kali dan melukai seorang polisi di kota Nantes.
Pada April, seorang perwira wanita ditikam sampai mati di luar kantor polisi di Rambouillet.
Serangan terbaru terjadi di tengah persidangan tersangka utama dalam serangan teroris November 2015, yang paling mematikan di Prancis sejak Perang Dunia II.
Sebanyak 130 orang tewas dan lebih dari 400 terluka ketika teroris meledakkan rompi bom bunuh diri dan menembak orang-orang di ibu kota Prancis, Paris.
(sya)