Abaikan Kemarahan AS, Israel Tetap Bangun Ribuan Rumah di Tepi Barat

Kamis, 28 Oktober 2021 - 05:55 WIB
loading...
Abaikan Kemarahan AS,...
Abaikan kemarahan AS, Israel tetap bangun ribuan rumah di Tepi Barat. Foto/Ilustrasi
A A A
TEL AVIV - Israel tetap pada rencananya untuk membangun sekitar 3.000 rumah bagi pemukim Yahudi di Tepi Barat yang diduduki. Mereka mengabaikan kemarahan Amerika Serikat (AS) terhadap proyek-proyek semacam itu.

Seorang pejabat pertahanan Israel mengatakan forum perencanaan kantor penghubung Israel dengan Palestina memberikan persetujuan awal untuk rencana membangun 1.344 unit rumah dan lampu hijau terakhir untuk proyek membangun 1.800 rumah.

Kini semua terserah pada Menteri Pertahanan Benny Gantz untuk menyetujui izin konstruksi yang akan dikeluarkan, dengan risiko memicu gesekan lebih lanjut dengan Washington.



“Pemerintah ini berusaha menyeimbangkan antara hubungan baiknya dengan pemerintahan Biden dan berbagai kendala politik,” kata seorang pejabat senior Israel seperti dikutip dari Reuters, Kamis (28/10/2021).

Sebelumnya, AS mengatakan "sangat prihatin" tentang rencana Israel untuk memajukan ribuan unit pemukiman. Washington menyebut langkah-langkah seperti itu merusak prospek solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina dan mengatakan sangat menentang perluasan pemukiman.

Washington berhenti dari kritik semacam itu ketika pendahulu Presiden Joe Biden dari Partai Republik Donald Trump menjabat.

Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan Menteri Luar Negeri Antony Blinken telah membahas masalah ini dengan Gantz pada hari Selasa. Panggilan telepon mereka pertama kali dilaporkan oleh situs berita Axios, yang mengutip pejabat Israel yang mengatakan bahwa kepala diplomat AS menyuarakan penentangan AS terhadap rencana pemukiman tersebut.



Proyek-proyek terbaru, serta tender yang diterbitkan pada hari Minggu untuk lebih dari 1.300 rumah pemukim, merupakan ujian besar pertama atas kebijakan penyelesaian konflik Israel-Palestina pemerintahan Biden yang mulai menjabat pada Januari.

Seorang pejabat senior Palestina mengatakan keputusan itu menunjukkan bahwa pemerintahan baru Israel, yang dipimpin oleh politisi sayap kanan Naftali Bennett, tidak kalah ekstrimnya dengan pemerintahan pemimpin veteran yang digantikannya Benjamin Netanyahu.

“Perilaku pemerintah Israel di bawah Bennett tidak kalah ekstrimnya dengan apa yang terjadi di bawah Netanyahu,” Bassam Al-Salhe, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan kepada Reuters.

“Pemerintah AS memiliki kata-kata, dan tidak ada tindakan, untuk mengubah kebijakan yang telah diberlakukan oleh Trump,” kata Salhe.

Tidak ada komentar dari Washington terkait hal ini.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1429 seconds (0.1#10.140)