China Uji Coba Rudal Hipersonik, Putin: AS Telah Diperingatkan
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan keputusan Washington untuk menarik diri dari perjanjain senjata nuklir era Perang Dingin dapat menyebabkan meningkatnya ketegangan dan kebuntuan antara kekuatan dunia di Asia Timur. Ia pun mendesak diadakannya sebuah dialog.
“Kami telah berulang kali memperingatkan bahwa penghentian perjanjian tentang rudal jarak menengah dan pendek (INF) berarti kawasan itu sekarang menghadapi kemungkinan senjata serang ini muncul di ruang yang luas, dan perlombaan senjata baru sebagai hasilnya,” kata Putin pada KTT Asia Timur ke-16 seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (28/10/2021).
Presiden Rusia itu mengatakan bahwa, terlepas dari keputusan mantan Presiden Donald Trump untuk menarik diri dari INF pada Agustus 2019, Moskow telah menyatakan moratorium sepihak pada penyebaran rudal jarak menengah dan pendek di kawasan Asia-Pasifik dan bagian dunia lain, sambil menyerukan dialog serius tentang masalah ini dengan negara-negara yang terkena dampaknya.
“Proposal Rusia tetap terbuka, dan itu semakin penting,” ujarnya.
"Kerja sama dengan negara lain, adalah satu-satunya cara, dalam pandangan kami, untuk menghentikan ancaman yang ada dan yang muncul dan menyelesaikan masalah yang memengaruhi kawasan kami dan dunia secara keseluruhan,” imbuhnya.
Dia melanjutkan dengan menambahkan bahwa dialog perlu fokus pada pembangunan berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan penduduk. Ia bersikeras bahwa Moskow siap untuk mengambil bagian dalam pembicaraan semacam itu.
Amerika Serikat (AS)menyalahkan penarikannya dari INF atas dugaan pelanggaran pakta nuklir itu oleh Rusia. Moskow telah membantah klaim tersebut dan mengatakan bahwa sistem pertahanan rudal AS di Eropa Tengahlah yang justru melanggar ketentuan. Kremlin sendiri menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian itu sehari setelah Washington mengumumkan tidak akan lagi terikat olehnya.
Awal bulan ini, sekretaris pers Putin, Dmitry Peskov mengatakan bahwa Moskow tidak peduli dengan rumor bahwa China telah menguji roket berkemampuan nuklir yang dapat mengorbit di Bumi dan menyerang target lebih cepat dari kecepatan suara.
Menurut Peskov, perkembangan itu tidak menimbulkan ancaman bagi Moskow karena Rusia memiliki hubungan sekutu dengan China yang sedang mengembangkan angkatan bersenjata dan sistem senjatanya, tetapi tidak melampaui kerangka perjanjian internasional apa pun.
Financial Times melaporkan bahwa dugaan peluncuran rudal hipersonikChina telah mengejutkan intelijen AS .
“Teknologi hipersonik adalah sesuatu yang kami khawatirkan, aplikasi militer potensialnya, dan kami telah menahan diri untuk tidak mengejarnya,” ujar Robert Wood, duta besar AS untuk PBB, memperingatkan.
Pada awal Oktober, Rusia mengumumkan bahwa mereka telah berhasil menembakkan rudal hipersonik Zircon dari kapal selam nuklir untuk pertama kalinya dalam sejarah . Mampu terbang dengan kecepatan sembilan kali kecepatan suara, panglima militer AS sebelumnya telah memperingatkan Zircon menimbulkan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk deteksi dan intersepsi oleh sistem pertahanan roket konvensional.
“Kami telah berulang kali memperingatkan bahwa penghentian perjanjian tentang rudal jarak menengah dan pendek (INF) berarti kawasan itu sekarang menghadapi kemungkinan senjata serang ini muncul di ruang yang luas, dan perlombaan senjata baru sebagai hasilnya,” kata Putin pada KTT Asia Timur ke-16 seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (28/10/2021).
Presiden Rusia itu mengatakan bahwa, terlepas dari keputusan mantan Presiden Donald Trump untuk menarik diri dari INF pada Agustus 2019, Moskow telah menyatakan moratorium sepihak pada penyebaran rudal jarak menengah dan pendek di kawasan Asia-Pasifik dan bagian dunia lain, sambil menyerukan dialog serius tentang masalah ini dengan negara-negara yang terkena dampaknya.
“Proposal Rusia tetap terbuka, dan itu semakin penting,” ujarnya.
"Kerja sama dengan negara lain, adalah satu-satunya cara, dalam pandangan kami, untuk menghentikan ancaman yang ada dan yang muncul dan menyelesaikan masalah yang memengaruhi kawasan kami dan dunia secara keseluruhan,” imbuhnya.
Dia melanjutkan dengan menambahkan bahwa dialog perlu fokus pada pembangunan berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan penduduk. Ia bersikeras bahwa Moskow siap untuk mengambil bagian dalam pembicaraan semacam itu.
Amerika Serikat (AS)menyalahkan penarikannya dari INF atas dugaan pelanggaran pakta nuklir itu oleh Rusia. Moskow telah membantah klaim tersebut dan mengatakan bahwa sistem pertahanan rudal AS di Eropa Tengahlah yang justru melanggar ketentuan. Kremlin sendiri menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian itu sehari setelah Washington mengumumkan tidak akan lagi terikat olehnya.
Awal bulan ini, sekretaris pers Putin, Dmitry Peskov mengatakan bahwa Moskow tidak peduli dengan rumor bahwa China telah menguji roket berkemampuan nuklir yang dapat mengorbit di Bumi dan menyerang target lebih cepat dari kecepatan suara.
Menurut Peskov, perkembangan itu tidak menimbulkan ancaman bagi Moskow karena Rusia memiliki hubungan sekutu dengan China yang sedang mengembangkan angkatan bersenjata dan sistem senjatanya, tetapi tidak melampaui kerangka perjanjian internasional apa pun.
Financial Times melaporkan bahwa dugaan peluncuran rudal hipersonikChina telah mengejutkan intelijen AS .
“Teknologi hipersonik adalah sesuatu yang kami khawatirkan, aplikasi militer potensialnya, dan kami telah menahan diri untuk tidak mengejarnya,” ujar Robert Wood, duta besar AS untuk PBB, memperingatkan.
Pada awal Oktober, Rusia mengumumkan bahwa mereka telah berhasil menembakkan rudal hipersonik Zircon dari kapal selam nuklir untuk pertama kalinya dalam sejarah . Mampu terbang dengan kecepatan sembilan kali kecepatan suara, panglima militer AS sebelumnya telah memperingatkan Zircon menimbulkan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk deteksi dan intersepsi oleh sistem pertahanan roket konvensional.
(ian)