Parah! Semua Pekerja Wanita Asal Thailand Alami Pelecehan Seksual di Israel

Selasa, 26 Oktober 2021 - 08:22 WIB
loading...
Parah! Semua Pekerja Wanita Asal Thailand Alami Pelecehan Seksual di Israel
Pekerja asal Thailand pulang dari lahan pertanian di Kibutz Elifaz, Israel selatan, 22 Oktober 2008. Foto/Nati Shohat/Flash 90
A A A
TEL AVIV - Semua pekerja pertanian asing mengalami pelecehan seksual di Israel . Laporan baru itu disampaikan kepada Komite Khusus Parlemen Israel (Knesset) tentang Pekerja Asing pada 19 Oktober 2021.

Tingkat pelecehan yang mengejutkan itu terungkap dalam laporan tersebut. Penulis laporan mengeluarkan peringatan, "Negara Israel telah meninggalkan wanita-wanita ini."

Disusun oleh pakar imigrasi, Dr Yahel Kurlander dan Dr Shahar Shoham, laporan tersebut menemukan 100% pekerja pertanian asing mengalami pelecehan seksual.



Dari 654 pekerja wanita asal Thailand yang diperiksa dalam laporan itu, semuanya mengaku pernah mengalami pelecehan seksual di Israel.



Namun, dengan lebih dari 25.000 pekerja migran Thailand yang bekerja di Israel dan memasok sebagian besar tenaga kerja untuk industri pertanian Israel, jumlah pekerja yang menderita pelecehan seksual kemungkinan jauh lebih tinggi.



"Negara Israel telah meninggalkan wanita-wanita ini," ungkap Kurlander di Jerusalem Post.

Dia menambahkan, "Seorang wanita yang ingin mengeluh tidak memiliki tindakan yang jelas."

Temuan yang mengejutkan ini, bagaimanapun, tidak sepenuhnya terwakili dalam statistik pemerintah yang telah gagal memahami sepenuhnya krisis tersebut.

Saat ini, tampaknya tidak ada sarana yang layak dan aman bagi para pekerja asing yang menjadi korban pelecehan seksual untuk mengajukan pengaduan. Kekhawatiran utama bagi pekerja asing adalah dampak dari berbicara pada pihak berwenang Israel.

Kekhawatiran yang dihadapi oleh pekerja migran adalah akan kehilangan pekerjaan dan tempat tinggal mereka setelah pengaduan pelecehan disorot media.

“Jika seorang pekerja asing diharuskan berhenti dari pekerjaannya karena pengaduan yang dia ajukan, dia sebenarnya juga kehilangan tempat tinggalnya,” ujar Shiri Lev-Ran, komisaris hak-hak pekerja asing di Kementerian Ekonomi Israel.

Perwakilan dari National Insurance Institute (NII) dan Kepolisian Israel mengakui sistem mereka tidak memiliki data yang diperlukan untuk pengaduan dari pekerja asing dan imigran. Satu diskusi tindak lanjut diharapkan akan dilakukan terkait kegagalan sistemik tersebut.

Risiko meningkatnya pelecehan seksual terhadap pekerja asing di Israel telah diprediksi tahun lalu ketika pemerintah menyetujui kesepakatan baru untuk mengawasi arus migrasi.

Proses tersebut diambil dari pengawasan badan migrasi PBB (IOM) dan ditempatkan di tangan Israel dan Departemen Ketenagakerjaan Thailand (DOE).

Kekhawatiran juga telah berkembang atas meningkatnya pelecehan seksual di dalam jajaran tentara Israel, di mana telah terjadi peningkatan 24% dalam pelecehan seksual.

Krisis pelecehan seksual di Israel itu tampaknya terus meluas dan tanpa tindakan hukum yang tegas. Laporan pelecehan seksual terhadap warga Palestina oleh aparat Israel juga terus bermunculan.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1903 seconds (0.1#10.140)