Kecam Kudeta Militer di Sudan, AS: Segera Pulihkan Pemerintahan Sipil

Selasa, 26 Oktober 2021 - 05:00 WIB
loading...
Kecam Kudeta Militer di Sudan, AS: Segera Pulihkan Pemerintahan Sipil
Warga Sudan memprotes aksi kudeta yang dilakukan militer. FOTO/Reuters
A A A
WASHINGTON - Pengambilalihan pemerintah transisi oleh militer Sudan akan memiliki konsekuensi jangka panjang pada hubungan dengan Amerika Serikat (AS). Hal itu diungkapkan oleh sejumlah pejabat AS, usai militer Sudan melakukan kudeta, menumbangkan pemerintahan sipil, dan menculik Perdana Menteri Abdalla Hamdok.

Menurut Ketua Hubungan Luar Negeri Senat AS, Bob Menendez, kondisi di Sudan harus segera berbalik arah. “Pengambilalihan aparatur negara oleh militer Sudan benar-benar tidak dapat diterima dan akan memiliki konsekuensi jangka panjang sehubungan dengan hubungan AS-Sudan,” kata Menendez, seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (25/10/2021).



Sementara Mark Warner, seorang kader partai Demokrat yang memimpin Komite Intelijen Senat AS, telah mengutuk pengambilalihan militer di Sudan yang menggambarkannya sebagai "upaya kudeta". Warner bergabung dengan daftar anggota Kongres AS yang menyerukan pemulihan pemerintah di Sudan.

“Pengambilalihan pemerintah transisi Sudan oleh militer dan penangkapan pejabat senior pemerintah melanggar aturan konstitusional dan tujuan demokratis rakyat Sudan,” tulis Warner di Twitter. “Saya mengutuk upaya kudeta ini, dan bergabung dengan seruan bipartisan untuk segera memulihkan pemerintahan sipil,” lanjutnya.

Usai terjadinya kudeta, sistem komunikasi dan informasi di Sudan mulai mengalami gangguan. Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Michelle Bachelet menunjukkan laporan bahwa internet mati di negara itu dan sarana komunikasi lainnya ditangguhkan.



“Pemutusan internet secara sembunyi-sembunyi bertentangan dengan hukum internasional, dan layanan Internet dan seluler harus dipulihkan. Sebab, hal itu penting bagi orang untuk mencari dan menerima informasi, terutama dalam keadaan yang meresahkan ini,” jelasnya.

Dia meminta militer dan pasukan keamanan untuk menahan diri dari penggunaan kekuatan yang tidak perlu dan tidak proporsional, untuk menghormati kebebasan berekspresi orang, serta hak berkumpul secara damai. “Akan menjadi bencana jika Sudan mundur setelah akhirnya mengakhiri dekade kediktatoran represif,” ujarnya.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0993 seconds (0.1#10.140)