Israel: Pembukaan Lagi Misi Palestina AS di Yerusalem Mungkin Tak akan Terjadi
loading...

Bendera AS berkibar di bekas Konsulat Jenderal AS di Yerusalem pada 4 Maret 2019. Foto/REUTERS
A
A
A
TEL AVIV - Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel mengatakan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dapat membatalkan rencananya membuka kembali misi diplomatik AS untuk Palestina di Yerusalem.
Kemungkinan itu diungkapkan setelah Israel menyuarakan penentangan terhadap langkah AS tersebut, menurut laporan kantor berita Reuters pada 24 Oktober 2021.
Konsulat Yerusalem dimasukkan ke dalam Kedutaan Besar AS yang dipindahkan ke kota Yerusalem pada 2018 oleh pemerintahan mantan Presiden Donald Trump. Tindakan Trump itu dipuji Israel dan dikutuk Palestina.
Baca juga: Israel akan Bangun 1.355 Unit Rumah di Tepi Barat, Yordania Murka
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bulan ini menegaskan kembali rencana Washington membuka kembali konsulat sebagai bagian dari upaya memperbaiki hubungan Palestina. Dia tidak memberikan tenggat waktu tentang rencana itu.
Baca juga: Israel: Konfrontasi dengan Iran Hanya Masalah Waktu dan Tak Banyak Waktu
"Saya yakin saya punya alasan bagus untuk berpikir ini tidak akan terjadi," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Israel Idan Roll kepada Ynet TV Israel.
Baca juga: Israel Nekat Bangun 3.000 Unit Permukiman Baru di Tepi Barat Meski Ditekan AS
"Amerika memahami kompleksitas politik," papar Roll.
Dia menambahkan, “Kami memiliki hubungan yang sangat baik ... Kami tidak percaya mengejutkan mereka. Saya tidak berpikir mereka akan mencoba mengejutkan kita.”
Juru bicara Kedutaan Besar AS tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kota yang tidak terbagi dan mengatakan tidak akan setuju untuk membuka kembali konsulat AS.
Rakyat Palestina menginginkan Yerusalem timur untuk negara masa depan mereka sendiri tanpa dibagi dengan Israel.
“Pembukaan kembali konsulat AS dapat melemahkan Perdana Menteri Israel dari kubu nasionalis Naftali Bennett dan melemahkan pemerintahan lintas-partainya yang rapuh,” ujar para pejabat Israel.
Kemungkinan itu diungkapkan setelah Israel menyuarakan penentangan terhadap langkah AS tersebut, menurut laporan kantor berita Reuters pada 24 Oktober 2021.
Konsulat Yerusalem dimasukkan ke dalam Kedutaan Besar AS yang dipindahkan ke kota Yerusalem pada 2018 oleh pemerintahan mantan Presiden Donald Trump. Tindakan Trump itu dipuji Israel dan dikutuk Palestina.
Baca juga: Israel akan Bangun 1.355 Unit Rumah di Tepi Barat, Yordania Murka
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bulan ini menegaskan kembali rencana Washington membuka kembali konsulat sebagai bagian dari upaya memperbaiki hubungan Palestina. Dia tidak memberikan tenggat waktu tentang rencana itu.
Baca juga: Israel: Konfrontasi dengan Iran Hanya Masalah Waktu dan Tak Banyak Waktu
"Saya yakin saya punya alasan bagus untuk berpikir ini tidak akan terjadi," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Israel Idan Roll kepada Ynet TV Israel.
Baca juga: Israel Nekat Bangun 3.000 Unit Permukiman Baru di Tepi Barat Meski Ditekan AS
"Amerika memahami kompleksitas politik," papar Roll.
Dia menambahkan, “Kami memiliki hubungan yang sangat baik ... Kami tidak percaya mengejutkan mereka. Saya tidak berpikir mereka akan mencoba mengejutkan kita.”
Juru bicara Kedutaan Besar AS tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kota yang tidak terbagi dan mengatakan tidak akan setuju untuk membuka kembali konsulat AS.
Rakyat Palestina menginginkan Yerusalem timur untuk negara masa depan mereka sendiri tanpa dibagi dengan Israel.
“Pembukaan kembali konsulat AS dapat melemahkan Perdana Menteri Israel dari kubu nasionalis Naftali Bennett dan melemahkan pemerintahan lintas-partainya yang rapuh,” ujar para pejabat Israel.
(sya)
Lihat Juga :