Ditekan ASEAN, Junta Myanmar Bebaskan 5.000 Demonstran yang Ditahan Sejak Kudeta
loading...
A
A
A
YANGON - Junta militer Myanmar akan membebaskan lebih dari 5.000 orang yang ditangkap karena memprotes kudeta militer yang merebut kekuasaan dari pemerintah sipil pada 1 Februari silam. Menurut perkiraan PBB, lebih dari 8.000 pembangkang, termasuk mantan pemimpin Aung San Suu Kyi telah ditangkap oleh junta.
Sebanyak 5.636 tahanan akan dibebaskan sebagai bagian dari festival Thadingyut pada Rabu (20/10/2010) Oktober. Keputusan itu muncul beberapa hari setelah kepala junta dikeluarkan dari KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) karena komitmen pemerintahnya untuk meredakan krisis.
Menurut perkiraan PBB, lebih dari 8.000 pembangkang, termasuk mantan pemimpin Aung San Suu Kyi telah ditangkap oleh junta. Setidaknya 1.100 orang telah tewas sejak kudeta dan setidaknya 120 dilaporkan tewas dalam tahanan.
Pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing mengatakan bahwa militer berkomitmen untuk perdamaian dan demokrasi. Dia mendesak ASEAN untuk mempertimbangkan dugaan provokasi yang dilakukan oleh oposisi terhadap National Unity Government (NUG) yang dilarang dan kelompok etnis bersenjata.
"Lebih banyak kekerasan terjadi karena provokasi kelompok teroris. Tidak ada yang peduli dengan kekerasan mereka, dan hanya menuntut kita menyelesaikan masalah ini. ASEAN harus bekerja untuk itu," kata Aung Hlaing, Senin (18/10/2021).
NUG adalah aliansi luas kelompok anti-kudeta yang mencakup anggota partai berkuasa yang digulingkan Suu Kyi. Kelompok tersebut telah mendukung pelatihan dan pembentukan milisi yang disebut "Angkatan Pertahanan Rakyat" dan telah menyatakan pemberontakan nasional terhadap kekuasaan militer.
Pelapor Khusus PBB Tom Andrews di Twitter menyambut baik pembebasan itu. Namun, ia tetap memandang penahanan itu sebagai sikap “keterlaluan”, bahwa mereka ditahan di tempat pertama. “Junta membebaskan tahanan politik di Myanmar bukan karena perubahan hati, tetapi karena tekanan,” katanya.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebuah kelompok nirlaba yang telah mendokumentasikan pembunuhan dan penangkapan sejak kudeta pada bulan Februari, mengatakan, bahwa pada Selasa malam sekitar 40 orang telah ditahan kembali, setelah mereka dibebaskan.
Media lokal, termasuk Democratic Voice of Burma dan Khit Thit Media, juga melaporkan beberapa orang ditangkap kembali. “Mereka datang kepada saya hari ini dan mengatakan mereka akan membawa saya pulang, itu saja,” Monywa Aung Shin, juru bicara partai Liga Nasional untuk Demokrasi pimpinan Suu Kyi.
Sebanyak 5.636 tahanan akan dibebaskan sebagai bagian dari festival Thadingyut pada Rabu (20/10/2010) Oktober. Keputusan itu muncul beberapa hari setelah kepala junta dikeluarkan dari KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) karena komitmen pemerintahnya untuk meredakan krisis.
Menurut perkiraan PBB, lebih dari 8.000 pembangkang, termasuk mantan pemimpin Aung San Suu Kyi telah ditangkap oleh junta. Setidaknya 1.100 orang telah tewas sejak kudeta dan setidaknya 120 dilaporkan tewas dalam tahanan.
Pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing mengatakan bahwa militer berkomitmen untuk perdamaian dan demokrasi. Dia mendesak ASEAN untuk mempertimbangkan dugaan provokasi yang dilakukan oleh oposisi terhadap National Unity Government (NUG) yang dilarang dan kelompok etnis bersenjata.
"Lebih banyak kekerasan terjadi karena provokasi kelompok teroris. Tidak ada yang peduli dengan kekerasan mereka, dan hanya menuntut kita menyelesaikan masalah ini. ASEAN harus bekerja untuk itu," kata Aung Hlaing, Senin (18/10/2021).
NUG adalah aliansi luas kelompok anti-kudeta yang mencakup anggota partai berkuasa yang digulingkan Suu Kyi. Kelompok tersebut telah mendukung pelatihan dan pembentukan milisi yang disebut "Angkatan Pertahanan Rakyat" dan telah menyatakan pemberontakan nasional terhadap kekuasaan militer.
Pelapor Khusus PBB Tom Andrews di Twitter menyambut baik pembebasan itu. Namun, ia tetap memandang penahanan itu sebagai sikap “keterlaluan”, bahwa mereka ditahan di tempat pertama. “Junta membebaskan tahanan politik di Myanmar bukan karena perubahan hati, tetapi karena tekanan,” katanya.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebuah kelompok nirlaba yang telah mendokumentasikan pembunuhan dan penangkapan sejak kudeta pada bulan Februari, mengatakan, bahwa pada Selasa malam sekitar 40 orang telah ditahan kembali, setelah mereka dibebaskan.
Media lokal, termasuk Democratic Voice of Burma dan Khit Thit Media, juga melaporkan beberapa orang ditangkap kembali. “Mereka datang kepada saya hari ini dan mengatakan mereka akan membawa saya pulang, itu saja,” Monywa Aung Shin, juru bicara partai Liga Nasional untuk Demokrasi pimpinan Suu Kyi.
(esn)