Colin Powell Meninggal, antara Penjahat Perang Irak dan Pahlawan AS
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Colin Powell, menteri luar negeri kulit hitam pertama Amerika Serikat (AS) meninggal setelah terinfeksi virus corona, Senin (18/10/2021). Bagi publik Amerika, dia dipuji layaknya pahlawan karena jasa-jasa militer dan diplomatiknya, namun bagi warga Irak dia dianggap sebagai salah satu penjahat perang.
Dialah pejabat Amerika yang meyakinkan Dewan Keamanan PBB pada tahun 2003 untuk membenarkan perang yang menghancurkan Irak.
Kabar kematian Powell di usia 84 mengeruk perasaan marah di Irak. Mantan menteri luar negeri yang pernah menjadi jenderal top Amerika itu menjadi salah satu dari beberapa pejabat pemerintahan George W Bush yang bertanggung jawab atas invasi terhadap rezim Presiden Irak Saddam Hussein.
Kesaksiannya di PBB adalah bagian penting dari peristiwa yang memakan korban jiwa yang besar di antara warga Irak.
“Dia berbohong, berbohong dan berbohong,” kata Maryam, seorang penulis Irak berusia 51 tahun dan ibu dari dua anak di Irak utara yang berbicara dengan syarat tak disebut nama belakangnya karena salah satu anaknya belajar di Amerika Serikat.
“Dia berbohong, dan kitalah yang terjebak dengan perang yang tidak pernah berakhir,” ujarnya, seperti dikutip AP, Selasa (19/10/2021).
Sebagai ketua Kepala Staf Gabungan, Powell mengawasi perang Teluk untuk menyingkirkan tentara Irak pada tahun 1991 setelah pemimpin Irak Saddam Hussein menginvasi Kuwait.
Tetapi rakyat Irak lebih mengingat Powell karena presentasinya di PBB yang membenarkan invasi ke negara mereka dengan menyebut Saddam Hussein sebagai ancaman global utama yang memiliki senjata pemusnah massal.
Di ruang Dewan Keamanan PBB, dia menampilkan foto dan diagram yang dimaksudkan untuk merinci senjata pemusnah massal Irak, serta terjemahan dari penyadapan intelijen AS. Pada satu titik, Powell mengacungkan sebuah botol kecil berisi satu sendok teh simulasi antraks, memperingatkan bahwa Irak tidak menyumbang “puluhan demi puluhan ribu sendok teh” patogen mematikan itu.
Faktanya, tidak ada senjata seperti itu yang pernah ditemukan, dan pidato Powell itu kemudian dicemooh sebagai titik terendah dalam kariernya.
"Saya sedih dengan kematian Colin Powell tanpa diadili atas kejahatannya di Irak...Tapi saya yakin pengadilan Tuhan akan menunggunya," cuit Muntadher al-Zaidi, seorang jurnalis Irak yang melampiaskan kemarahannya pada AS dengan melemparkan sepatunya ke Presiden George W Bush saat konferensi pers 2008 di Baghdad.
Pada tahun 2011, Powell mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia menyesal memberikan informasi intelijen yang menyesatkan yang menyebabkan invasi AS, menyebutnya sebagai “noda dalam catatan saya.”
Dia mengatakan banyak sumber yang dikutip oleh komunitas intelijen salah.
Saif Salah al-Hety, seorang jurnalis Irak dalam sebuah tweet mengatakan kesaksian Powell kepada PBB tetap menjadi salah satu perkembangan paling penting di Irak hingga hari ini.
“Semoga penghakiman Allah atasnya, serta orang-orang yang mendukung, membantu dan berpartisipasi dengan dia,” kata al-Hety.
Saddam Hussein ditangkap oleh pasukan AS saat bersembunyi di Irak utara pada Desember 2003 dan kemudian dieksekusi oleh pemerintah Irak.
Namun penggulingan Saddam Hussein berubah menjadi kekerasan sektarian mematikan yang nyaris tak berkesudahan di negeri seribu satu malam itu. Kehancuran Irak-lah yang pada akhirnya membantu memunculkan kelompok bersenjata ISIL (ISIS).
Namun, bagi para tokoh Amerika, sosok Powell dipuji layaknya pahlawan.
Presiden Joe Biden mengatakan: "Powell mewujudkan cita-cita tertinggi dari prajurit dan diplomat”.
“Dia berkomitmen untuk kekuatan dan keamanan bangsa kita di atas segalanya. Setelah bertempur dalam perang, dia mengerti lebih baik daripada siapa pun bahwa kekuatan militer saja tidak cukup untuk menjaga perdamaian dan kemakmuran kita," kata Biden dalam sebuah pernyataan.
“Dari pandangan sejarahnya yang terdepan, menasihati presiden dan membentuk kebijakan negara kita, Colin memimpin dengan komitmen pribadinya pada nilai-nilai demokrasi yang membuat negara kita kuat,” lanjut Biden.
Mantan Presiden AS George W Bush mengatakan Powell sangat difavoritkan oleh para presiden sehingga dia mendapatkan Presidential Medal of Freedom dua kali.
"Dia sangat dihormati di dalam dan luar negeri,” katanya dalam sebuah pernyataan, Senin. "Dan yang paling penting, Colin adalah seorang pria keluarga dan seorang teman."
Tony Blair, yang merupakan perdana menteri Inggris selama perang melawan Irak mengatakan Powell memiliki “kemampuan dan integritas yang luar biasa”.
"Dia luar biasa untuk diajak bekerja sama, dia menginspirasi kesetiaan dan rasa hormat dan merupakan salah satu pemimpin yang selalu memperlakukan mereka yang berada di bawah mereka dengan kebaikan dan perhatian," kata Blair dalam sebuah pernyataan.
Mantan Perdana Menteri Jamaika Portia Simpson-Miller menyebut Powell, lahir di AS dari orang tua Jamaika, sebagai "putra Jamaika".
“Dia adalah seorang prajurit dan diplomat yang luar biasa,” kata Simpson-Miller.
“Colin Powell adalah salah satu pria terbaik yang pernah saya temui. Dan, mungkin, salah satu orang Amerika terbaik yang tidak pernah menjadi presiden,” imbuh mantan Perdana Menteri Inggris John Major.
“Baik di militer maupun di pemerintahan dia memimpin dengan otoritas yang tenang, dan menjadi inspirasi bagi semua orang yang bertugas di sampingnya,” kata Major.
Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Presiden AS Joe Biden, penguasa Kuwait Emir Sheikh Nawaf al-Ahmad Al Sabah dilaporkan menyatakan “belasungkawa yang tulus dan simpati” atas kematian Powell.
"Surat ini mengingatkan sikap terhormat Powell terhadap negara Kuwait dan mendukung tujuannya yang adil," tulis kantor berita Kuwait, Kuna.
Powell, seorang Republikan, mendukung mantan Presiden Barack Obama, seorang Demokrat dalam pemilihan presiden 2008 dan 2012.
"Jenderal Powell membantu satu generasi anak muda mengarahkan pandangan mereka lebih tinggi," kata Obama dalam penghormatannya kepada Powell yang diposting di twitter.
“Dia tidak pernah menyangkal peran yang dimainkan ras dalam hidupnya sendiri dan dalam masyarakat kita secara lebih luas,” kata Obama.
"Tetapi dia juga menolak untuk menerima bahwa ras akan membatasi mimpinya, dan melalui kepemimpinannya yang mantap dan berprinsip, membantu membuka jalan untuk begitu banyak orang yang akan mengikuti.”
Dalam sebuah pernyataan video, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan bahwa Powell bisa dibilang adalah orang Amerika yang paling dihormati dan disegani "dalam seragam".
“Menteri Powell sederhana dan sepenuhnya seorang pemimpin dan dia tahu bagaimana membangun tim yang kuat dan bersatu,” kata Blinken.
“Sepanjang kariernya yang panjang dan luar biasa, Colin melayani dengan kehormatan dan kehormatan. Dia adalah pelayan publik sejati, yang dengan bangga saya sebut sebagai teman,” katanya.
Dialah pejabat Amerika yang meyakinkan Dewan Keamanan PBB pada tahun 2003 untuk membenarkan perang yang menghancurkan Irak.
Kabar kematian Powell di usia 84 mengeruk perasaan marah di Irak. Mantan menteri luar negeri yang pernah menjadi jenderal top Amerika itu menjadi salah satu dari beberapa pejabat pemerintahan George W Bush yang bertanggung jawab atas invasi terhadap rezim Presiden Irak Saddam Hussein.
Kesaksiannya di PBB adalah bagian penting dari peristiwa yang memakan korban jiwa yang besar di antara warga Irak.
“Dia berbohong, berbohong dan berbohong,” kata Maryam, seorang penulis Irak berusia 51 tahun dan ibu dari dua anak di Irak utara yang berbicara dengan syarat tak disebut nama belakangnya karena salah satu anaknya belajar di Amerika Serikat.
“Dia berbohong, dan kitalah yang terjebak dengan perang yang tidak pernah berakhir,” ujarnya, seperti dikutip AP, Selasa (19/10/2021).
Sebagai ketua Kepala Staf Gabungan, Powell mengawasi perang Teluk untuk menyingkirkan tentara Irak pada tahun 1991 setelah pemimpin Irak Saddam Hussein menginvasi Kuwait.
Tetapi rakyat Irak lebih mengingat Powell karena presentasinya di PBB yang membenarkan invasi ke negara mereka dengan menyebut Saddam Hussein sebagai ancaman global utama yang memiliki senjata pemusnah massal.
Di ruang Dewan Keamanan PBB, dia menampilkan foto dan diagram yang dimaksudkan untuk merinci senjata pemusnah massal Irak, serta terjemahan dari penyadapan intelijen AS. Pada satu titik, Powell mengacungkan sebuah botol kecil berisi satu sendok teh simulasi antraks, memperingatkan bahwa Irak tidak menyumbang “puluhan demi puluhan ribu sendok teh” patogen mematikan itu.
Faktanya, tidak ada senjata seperti itu yang pernah ditemukan, dan pidato Powell itu kemudian dicemooh sebagai titik terendah dalam kariernya.
"Saya sedih dengan kematian Colin Powell tanpa diadili atas kejahatannya di Irak...Tapi saya yakin pengadilan Tuhan akan menunggunya," cuit Muntadher al-Zaidi, seorang jurnalis Irak yang melampiaskan kemarahannya pada AS dengan melemparkan sepatunya ke Presiden George W Bush saat konferensi pers 2008 di Baghdad.
Pada tahun 2011, Powell mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia menyesal memberikan informasi intelijen yang menyesatkan yang menyebabkan invasi AS, menyebutnya sebagai “noda dalam catatan saya.”
Dia mengatakan banyak sumber yang dikutip oleh komunitas intelijen salah.
Saif Salah al-Hety, seorang jurnalis Irak dalam sebuah tweet mengatakan kesaksian Powell kepada PBB tetap menjadi salah satu perkembangan paling penting di Irak hingga hari ini.
“Semoga penghakiman Allah atasnya, serta orang-orang yang mendukung, membantu dan berpartisipasi dengan dia,” kata al-Hety.
Saddam Hussein ditangkap oleh pasukan AS saat bersembunyi di Irak utara pada Desember 2003 dan kemudian dieksekusi oleh pemerintah Irak.
Namun penggulingan Saddam Hussein berubah menjadi kekerasan sektarian mematikan yang nyaris tak berkesudahan di negeri seribu satu malam itu. Kehancuran Irak-lah yang pada akhirnya membantu memunculkan kelompok bersenjata ISIL (ISIS).
Namun, bagi para tokoh Amerika, sosok Powell dipuji layaknya pahlawan.
Presiden Joe Biden mengatakan: "Powell mewujudkan cita-cita tertinggi dari prajurit dan diplomat”.
“Dia berkomitmen untuk kekuatan dan keamanan bangsa kita di atas segalanya. Setelah bertempur dalam perang, dia mengerti lebih baik daripada siapa pun bahwa kekuatan militer saja tidak cukup untuk menjaga perdamaian dan kemakmuran kita," kata Biden dalam sebuah pernyataan.
“Dari pandangan sejarahnya yang terdepan, menasihati presiden dan membentuk kebijakan negara kita, Colin memimpin dengan komitmen pribadinya pada nilai-nilai demokrasi yang membuat negara kita kuat,” lanjut Biden.
Mantan Presiden AS George W Bush mengatakan Powell sangat difavoritkan oleh para presiden sehingga dia mendapatkan Presidential Medal of Freedom dua kali.
"Dia sangat dihormati di dalam dan luar negeri,” katanya dalam sebuah pernyataan, Senin. "Dan yang paling penting, Colin adalah seorang pria keluarga dan seorang teman."
Tony Blair, yang merupakan perdana menteri Inggris selama perang melawan Irak mengatakan Powell memiliki “kemampuan dan integritas yang luar biasa”.
"Dia luar biasa untuk diajak bekerja sama, dia menginspirasi kesetiaan dan rasa hormat dan merupakan salah satu pemimpin yang selalu memperlakukan mereka yang berada di bawah mereka dengan kebaikan dan perhatian," kata Blair dalam sebuah pernyataan.
Mantan Perdana Menteri Jamaika Portia Simpson-Miller menyebut Powell, lahir di AS dari orang tua Jamaika, sebagai "putra Jamaika".
“Dia adalah seorang prajurit dan diplomat yang luar biasa,” kata Simpson-Miller.
“Colin Powell adalah salah satu pria terbaik yang pernah saya temui. Dan, mungkin, salah satu orang Amerika terbaik yang tidak pernah menjadi presiden,” imbuh mantan Perdana Menteri Inggris John Major.
“Baik di militer maupun di pemerintahan dia memimpin dengan otoritas yang tenang, dan menjadi inspirasi bagi semua orang yang bertugas di sampingnya,” kata Major.
Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Presiden AS Joe Biden, penguasa Kuwait Emir Sheikh Nawaf al-Ahmad Al Sabah dilaporkan menyatakan “belasungkawa yang tulus dan simpati” atas kematian Powell.
"Surat ini mengingatkan sikap terhormat Powell terhadap negara Kuwait dan mendukung tujuannya yang adil," tulis kantor berita Kuwait, Kuna.
Powell, seorang Republikan, mendukung mantan Presiden Barack Obama, seorang Demokrat dalam pemilihan presiden 2008 dan 2012.
"Jenderal Powell membantu satu generasi anak muda mengarahkan pandangan mereka lebih tinggi," kata Obama dalam penghormatannya kepada Powell yang diposting di twitter.
“Dia tidak pernah menyangkal peran yang dimainkan ras dalam hidupnya sendiri dan dalam masyarakat kita secara lebih luas,” kata Obama.
"Tetapi dia juga menolak untuk menerima bahwa ras akan membatasi mimpinya, dan melalui kepemimpinannya yang mantap dan berprinsip, membantu membuka jalan untuk begitu banyak orang yang akan mengikuti.”
Dalam sebuah pernyataan video, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan bahwa Powell bisa dibilang adalah orang Amerika yang paling dihormati dan disegani "dalam seragam".
“Menteri Powell sederhana dan sepenuhnya seorang pemimpin dan dia tahu bagaimana membangun tim yang kuat dan bersatu,” kata Blinken.
“Sepanjang kariernya yang panjang dan luar biasa, Colin melayani dengan kehormatan dan kehormatan. Dia adalah pelayan publik sejati, yang dengan bangga saya sebut sebagai teman,” katanya.
(min)