AS Dituding Tak Mau Akui Pelanggaran HAM di Dalam Negeri

Selasa, 19 Oktober 2021 - 04:00 WIB
loading...
AS Dituding Tak Mau...
Ilustrasi
A A A
NEW YORK - Pemerintah Amerika Serikat dikritik tak mau mengaku pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang dilakukannya, namun malah mengkritik negara-negara lain dengan penerapan HAM yang "bias". Hal itu diungkapkan seorang penasihat senior PBB.

"Semua negara harus berusaha untuk menghormati dan mencapai HAM yang diidentifikasi dalam Deklarasi HAM Universal (UDHR), dan standar politik yang terkandung dalam Piagam PBB," kata Jeffrey Sachs, Direktur Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan PBB.



Menurut Sachs, yang juga Direktur Pusat Pembangunan Berkelanjutan di Universitas Columbia, AS gagal dalam tiga hal. Pertama, jelasnya, AS gagal menghormati hak ekonomi dalam UDHR, misalnya hak perawatan kesehatan untuk semua.

"Kedua, masyarakat AS telah mendarah daging rasisme dan sepanjang sejarahnya telah melanggar hak-hak Afrika-Amerika, penduduk asli Amerika, dan kelompok minoritas lainnya," kata Sachs, seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu (16/10/2021).

Ketiga, ujar Sachs, AS gagal mematuhi standar Piagam PBB dan bahkan menyerang negara lain atau menggulingkan pemerintah mereka. Dia menuturkan bahwa Piagam PBB menyerukan saling menghormati dan tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.



"Pemerintah AS mempromosikan 'nilai-nilai universal' tetapi, sayangnya, tidak memahaminya dengan baik," kata Sachs yang sejak 2001 hingga 2018 menjabat sebagai penasihat khusus untuk Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan, Ban Ki-moon dan Antonio Guterres.

Penasihat lama PBB itu juga mengatakan, dia mendukung penelitian mendalam untuk menemukan landasan bersama secara global dan mengidentifikasi serta menghormati nilai-nilai universal untuk semua umat manusia.

"Saya menentang penerapan HAM yang bias, di mana AS kerap mengkritik negara lain tanpa mengakui kekurangan dan pelanggaran hak asasi manusianya sendiri," katanya.



Sachs kemudian mengatakan bahwa ketika ada pertanyaan dan kekhawatiran yang diajukan tentang HAM, ini harus ditangani oleh Dewan HAM PBB, bukan dengan tindakan sepihak oleh setiap negara.

Dia juga mencatat bahwa dia tidak percaya bahwa negara harus membuat ancaman sepihak dan sanksi sepihak, atau mengenakan tarif sepihak, seperti yang dilakukan AS pada produk-produk China. "Jika ada sanksi, itu harus diterapkan oleh PBB, menurut Piagam PBB, bukan oleh masing-masing negara," kata Sachs.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
7 Fakta Donald Trump...
7 Fakta Donald Trump Memecat Tentara Transgender AS, dari 12.000 Prajurit LGBT hingga Bumerang Kepalsuan
7 Negara yang Berebut...
7 Negara yang Berebut Kekuasaan di Arktik, Rusia Jadi Jagoannya
Profil Linda McMahon,...
Profil Linda McMahon, Menteri Pendidikan AS Era Trump yang Pecat 50 Persen Pegawainya
Profil Mahmoud Khalil,...
Profil Mahmoud Khalil, Aktivis Muslim AS yang Ditangkap karena Menentang Kebijakan Donald Trump
Rekomendasi
Kisah Hikmah : Nilai...
Kisah Hikmah : Nilai Umur Manusia di Bulan Ramadan
PSI Yakin Ada Alasan...
PSI Yakin Ada Alasan Kuat di Balik Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK
Mobil Dinas Dipakai...
Mobil Dinas Dipakai Mudik Lebaran, Ini Sanksinya
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
23 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
2 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
5 Alasan Kapal Induk...
5 Alasan Kapal Induk AS Tak Lagi Relevan dalam Perang Masa Depan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved