Jelang Pemilu, PM Jepang Fumio Kishida Bubarkan Parlemen
loading...
A
A
A
TOKYO - Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida membubarkan majelis rendah Parlemen pada Kamis (14/10/2021), menyiapkan panggung untuk pemilihan umum ( pemilu ) akhir bulan ini saat ia berusaha untuk membangkitkan dukungan bagi pemerintahannya yang baru dibentuk.
Pemungutan suara, yang akan diadakan pada 31 Oktober, akan menjadi ujian besar pertama Kishida setelah ia memenangkan pemilihan kepemimpinan partai yang berkuasa pada 29 September lalu dan secara resmi ditunjuk sebagai Perdana Menteri ke-100 Jepang pada 4 Oktober.
Laporan media lokal yang dikutip CNN telah menyarankan Partai Demokrat Liberal yang berkuasa, yang dipimpin oleh Kishida, berharap untuk mengambil keuntungan dari penurunan kasus COVID-19 secara nasional baru-baru ini untuk menggalang dukungan bagi partai tersebut.
Perdana Menteri sebelumnya, Yoshihide Suga, tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan kepemimpinan partainya, menyusul masa jabatan yang bergejolak yang ditandai dengan merosotnya dukungan publik saat ia berjuang untuk menahan laju virus Corona baru.
Kishida mendorong apa yang dia sebut "kapitalisme baru." Dia telah berjanji untuk menaikkan gaji untuk kelas menengah dan menerapkan paket stimulus ekonomi senilai setidaknya USD290 miliar untuk menghidupkan kembali ekonomi terbesar ketiga di dunia itu seperti dilaporkan Reuters.
Dia telah berkomitmen untuk memperkuat respons pemerintah terhadap COVID-19 dan mengatakan pada hari Selasa lalu bahwa pihaknya akan memberikan suntikan booster vaksin gratis pada awal Desember ini.
PM Jepang juga telah berjanji untuk mempromosikan Indo-Pasifik yang bebas serta terbuka di tengah meningkatnya ketegangan dengan China dan Korea Utara (Korut).
Lihat Juga: Profil Ahn Gwi-ryeong, Anggota Parlemen Korea Selatan yang Bergulat dengan Tentara Bersenjata
Pemungutan suara, yang akan diadakan pada 31 Oktober, akan menjadi ujian besar pertama Kishida setelah ia memenangkan pemilihan kepemimpinan partai yang berkuasa pada 29 September lalu dan secara resmi ditunjuk sebagai Perdana Menteri ke-100 Jepang pada 4 Oktober.
Laporan media lokal yang dikutip CNN telah menyarankan Partai Demokrat Liberal yang berkuasa, yang dipimpin oleh Kishida, berharap untuk mengambil keuntungan dari penurunan kasus COVID-19 secara nasional baru-baru ini untuk menggalang dukungan bagi partai tersebut.
Perdana Menteri sebelumnya, Yoshihide Suga, tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan kepemimpinan partainya, menyusul masa jabatan yang bergejolak yang ditandai dengan merosotnya dukungan publik saat ia berjuang untuk menahan laju virus Corona baru.
Kishida mendorong apa yang dia sebut "kapitalisme baru." Dia telah berjanji untuk menaikkan gaji untuk kelas menengah dan menerapkan paket stimulus ekonomi senilai setidaknya USD290 miliar untuk menghidupkan kembali ekonomi terbesar ketiga di dunia itu seperti dilaporkan Reuters.
Dia telah berkomitmen untuk memperkuat respons pemerintah terhadap COVID-19 dan mengatakan pada hari Selasa lalu bahwa pihaknya akan memberikan suntikan booster vaksin gratis pada awal Desember ini.
PM Jepang juga telah berjanji untuk mempromosikan Indo-Pasifik yang bebas serta terbuka di tengah meningkatnya ketegangan dengan China dan Korea Utara (Korut).
Lihat Juga: Profil Ahn Gwi-ryeong, Anggota Parlemen Korea Selatan yang Bergulat dengan Tentara Bersenjata
(ian)