China Kerahkan Sistem Rudal S-400 Rusia di Dekat Ladakh, India Ketir-ketir

Rabu, 13 Oktober 2021 - 03:48 WIB
loading...
A A A
“Hari itu [19 Juni] akan dikenang sebagai hari hitam dalam sejarah negara. Pernyataan dari perdana menteri itu telah membuat China berani," lanjut juru bicara Partai Kongres.

Khera mengeklaim bahwa Modi lebih khawatir tentang citra orang kuat buatannya daripada menjaga integritas teritorial negara. “Kami memiliki tentara yang kuat dengan perdana menteri yang lemah yang bahkan takut menyebut nama China," ujarnya.

Khera menunjukkan bahwa kebijakan Modi terhadap China secara langsung berkontribusi pada peningkatan pelanggaran, saat ia menarik perhatian pada serangan yang dilaporkan PLA di negara bagian Uttarakhand dan Arunachal Pradesh minggu lalu.

Dia lebih lanjut mempertanyakan mengapa perdagangan bilateral antara India dan China mengalami peningkatan, meskipun sengketa perbatasan yang sedang berlangsung.

"Perdagangan dua arah antara negara musuh seperti China dan India naik 62 persen (sesuai angka resmi yang dirilis oleh Beijing) dalam delapan bulan pertama tahun ini, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Perdagangan bisa menunggu”, kata Khera.



Pemimpin Partai Kongres itu juga mengecam PM India karena tidak dapat meyakinkan China untuk mengosongkan wilayah yang dipatroli oleh India hingga Mei 2020, ketika kebuntuan perbatasan pecah.

“PLA telah memasuki Dataran Depsang pada 2013, ketika Manmohan Singh [pemimpin Kongres saat itu] adalah Perdana Menteri. Tapi mereka pergi dalam waktu 21 hari setelah memasuki wilayah kami," kenang Khera.

Dia mengutip perjanjian pengelolaan perbatasan tahun 2005 dan sebelumnya antara kedua negara, kemudian bertanya kepada Perdana Menteri Modi mengapa dia tidak dapat membuat China mematuhi persyaratan pakta ini.

Putaran terakhir pembicaraan tingkat komandan militer antara kedua negara pada 10 Oktober, yang bertujuan menemukan solusi untuk kebuntuan, berakhir dengan jalan buntu.
Komando Barat PLA menuduh India bertahan dengan tuntutan “tidak masuk akal” selama negosiasi.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Pakistan Akui Lakukan...
Pakistan Akui Lakukan Pekerjaan Kotor untuk Barat dalam Dukung Teroris
Konflik Kashmir Memanas!...
Konflik Kashmir Memanas! Tentara India dan Pakistan Saling Tembak di Perbatasan
Siapa Lashkar-e-Taiba?...
Siapa Lashkar-e-Taiba? Kelompok Militan Pakistan Disebut Mendalangi Pembantaian Kashmir
Perbandingan Kekuatan...
Perbandingan Kekuatan Militer AS vs China 2025, Dua Superpower yang Berseteru
Pembantaian 26 Turis...
Pembantaian 26 Turis Hindu di Kashmir: Korban Ditanya Hal Sensitif soal Agama sebelum Ditembak
Di Ambang Perang, Ini...
Di Ambang Perang, Ini Perbandingan Kekuatan Militer India dan Pakistan
Pakistan Tutup Wilayah...
Pakistan Tutup Wilayah Udara untuk Pesawat India, Pertikaian Memanas karena Kashmir
Kenapa Pangeran Tampan...
Kenapa Pangeran Tampan Al-Waleed bin Khaled Al-Saud Dijuluki Sleeping Prince Arab Saudi?
Perbandingan Kekuatan...
Perbandingan Kekuatan Militer Amerika Serikat dan China 2025: Siapa Lebih Unggul?
Rekomendasi
Kapan Jadwal Drawing...
Kapan Jadwal Drawing Piala AFF U-23 2025: Catat Tanggalnya!
2 Rumah Tersangka Korupsi...
2 Rumah Tersangka Korupsi Bank BJB Digeledah KPK, 3 Mobil dan 1 Motor Disita
Resmi Pimpin Partai...
Resmi Pimpin Partai Perindo Maluku, Welhelm Daniel Kurnala Targetkan 1 Fraksi di Pileg 2029
Berita Terkini
Pakistan Akui Lakukan...
Pakistan Akui Lakukan Pekerjaan Kotor untuk Barat dalam Dukung Teroris
3 jam yang lalu
Dendam, Israel Tak akan...
Dendam, Israel Tak akan Kirim Pejabat Senior ke Pemakaman Paus Fransiskus
5 jam yang lalu
130.000 Orang Berikan...
130.000 Orang Berikan Penghormatan Terakhir pada Paus Fransiskus di Vatikan
6 jam yang lalu
Iran Tawarkan Kemitraan...
Iran Tawarkan Kemitraan Energi Nuklir dengan AS
7 jam yang lalu
Konflik Kashmir Memanas!...
Konflik Kashmir Memanas! Tentara India dan Pakistan Saling Tembak di Perbatasan
8 jam yang lalu
Trump Tawari Arab Saudi...
Trump Tawari Arab Saudi Paket Senjata Senilai Lebih dari Rp1.684 Triliun
8 jam yang lalu
Infografis
Serangan Dahsyat Rusia...
Serangan Dahsyat Rusia Hancurkan 4 Rudal Patriot AS di Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved