Jadi PM Jepang, Kishida Bubarkan Parlemen dan Gelar Pemilu 31 Oktober

Senin, 04 Oktober 2021 - 13:19 WIB
loading...
Jadi PM Jepang, Kishida Bubarkan Parlemen dan Gelar Pemilu 31 Oktober
Fumio Kishida, mantan menteri luar negeri Jepang, resmi menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang, Senin (4/10/2021). Foto/REUTERS
A A A
TOKYO - Fumio Kishida resmi dikukuhkan Parlemen sebagai Perdana Menteri (PM) Jepang , Senin (4/10/2021).

Pada hari pertama menjabat, dia membuat kejutan dengan akan membubarkan Parlemen pada minggu depan dan mengadakan pemilu pada 31 Oktober 2021.



Langkah mengejutkan ini diduga ditujukan untuk memanfaatkan periode "bulan madu" tradisional yang diberikan kepada pemerintah baru dan penurunan tajam dalam jumlah kasus infeksi virus corona.

PM yang lengser, Yoshihide Suga, menikmati peringkat dukungan sekitar 70 persen segera setelah menjabat sekitar setahun yang lalu. Namun, dia dihantam oleh kritik atas penanganan pandemi COVID-19, membuatnya membuka jalan bagi wajah baru untuk memimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa melalui pemilu internal.

Kishida, 64, mantan menteri luar negeri dengan citra sebagai pembangun konsensus yang rendah hati, mengalahkan tiga pesaing pekan lalu untuk memimpin LDP.

Jepang menganut sistem politik parlementer, sehingga ketua partai berkuasa secara otomatis menjadi PM.

Kishida, seperti dilaporkan stasiun televisi NHK, akan membubarkan Parlemen pada 14 Oktober 2021 dan akan menggelar pemilu akhir bulan ini.

“Kishida tidak membuang waktu sama sekali,” kata Tobias Harris, senior fellow di Center for American Progress.

“31 Oktober menempatkan oposisi di belakangnya, mengambil keuntungan dari bulan madu dalam jajak pendapat, ditambah peluang yang lebih baik untuk kasus kecil," ujarnya merujuk pada angka kasus infeksi virus corona di Jepang.

"Jika dia menang dengan nyaman dalam pemilu dan dapat menyatukan semuanya dengan cukup baik untuk memenangkan pemilihan majelis tinggi tahun depan, dia akan memiliki waktu hingga tiga tahun tanpa pemilu," paparnya.

Kabinet Bayangan Abe

Kemudian hari ini, Kishida akan mengungkap kabinet yang penuh dengan sekutu mantan perdana menteri Shinzo Abe, memastikan pengaruh basis konservatif yang terakhir.



Dari 20 jabatan, 13 akan diisi oleh orang-orang yang tidak memiliki pengalaman kabinet sebelumnya. Langkah itu sejalan dengan janji Kishida untuk memberikan kesempatan kepada orang baru, tetapi sebagian besar pekerjaan kelas berat akan diberikan kepada sekutu Abe, atau pun menteri keuangan yang akan lengser Taro Aso.

“Dia memenangkan pemilihan dengan dukungan Abe dan Aso, jadi sekarang saatnya dia membalas budi, bukan waktunya untuk memutuskan mereka,” kata analis politik Atsuo Ito.

Salah satu yang dekat dengan Abe adalah sekretaris jenderal LDP yang baru diangkat, Akira Amari. Ditetapkan untuk menggantikan Aso adalah saudara iparnya, Shunichi Suzuki, yang kurang dikenal, bahkan di Jepang.

Menurut media Jepang, Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi dan Menteri Pertahanan Nobuo Kishi, saudara laki-laki Abe, akan mempertahankan jabatan mereka.

Peran kunci sekretaris kabinet utama akan diambil oleh Hirokazu Matsuno, seorang menteri pendidikan di era Abe.

Menteri pendidikan saat ini, Koichi Hagiuda, yang dikenal dekat dengan Abe, akan menjadi menteri perdagangan dan industri, orang yang penting dalam kebijakan energi.

Ada tiga wanita di line-up, satu lebih banyak dari yang dimiliki Suga, tetapi tidak ada yang memegang portofolio kelas berat.

Kishida yang bersuara lembut, dari faksi partai yang secara tradisional dovish, telah bergerak ke kanan selama kampanye kepemimpinan, yang mencerminkan pergeseran dalam LDP, serta kemungkinan bahwa ia akan membutuhkan bantuan Abe untuk menang.

Sikap keras Abe terhadap China yang semakin tegas, meskipun membuka peluang dialog mengingat pengaruh ekonomi Beijing, juga kemungkinan akan mendukung setiap kebijakan diplomatik baru.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1141 seconds (0.1#10.140)