Simulasi Seks Oral dengan Polwan di Depan Katedral Rusia, Blogger Ini Picu Kemarahan
loading...
A
A
A
MOSKOW - Gara-gara simulasikan seks oral dengan polisi wanita (polwan) di depan Katedral St. Basil, landmark utama Moskow, seorang blogger Tajikistan memicu kemarahan publik Rusia . Blogger itu akhirnya minta maaf karena ulah nakanya di depan salah satu gereja paling suci tersebut.
Ruslan Bobiev, blogger yang juga bintang media sosial asal Tajikistan, merilis sebuah video yang mengatakan dia meminta maaf atas aksinya dan berjanji tidak akan pernah melakukannya lagi.
Kemarahan publik Rusia pecah ketika foto-foto Bobiev melakukan simulasi seks oral dengan polwan berambut pirang di-posting di halaman Instagramnya yang sekarang dinonaktifkan.
Dalam posting-nya, Bobiev terlihat cemberut ke lensa bersama seorang polwan berambut pirang. Dalam hitungan detik, polwan itu terlihat berjongkok di depannya layaknya melakukan adegan seks oral.
Selama beraksi, perempuan itu masih mengenakan jaket hitam bertulisan “polisi” di punggungnya.
Bobiev, yang sebelumnya memfilmkan klip dirinya meninju seorang pria yang tidak curiga di bagian belakang kepala, dan mengalami masalah dengan polisi di metro Moskow, ditahan pada hari Kamis (30/9/2021) setelah insiden tersebut.
Penyelidik mengatakan dia telah melanggar hukum karena menyebabkan pelanggaran kepada publik dan melakukan tindakan yang sengaja dirancang untuk menabur perpecahan agama.
Petarung seni bela diri campuran Rusia Maxim Divnich termasuk di antara mereka yang mengecam aksi tersebut.
“Sebagai permulaan, ini tidak menghormati orang, kepercayaan, dan budaya negara tempat dia datang,” kata Divnich, seperti dilansir Russia Today, Sabtu (2/10/2021).
"Kedua, itu secara khusus tidak menghormati petugas penegak hukum," katanya.
Petarung itu mencap sensasi media sosial sang blogger sebagai "binatang yang mengejar popularitas".
Lahir di Tajikistan, Bobiev diyakini telah pindah ke Rusia untuk menerima tawaran di Universitas Negeri Moskow yang bergengsi di negara itu. Sebelum menonaktifkan, dia memiliki lebih dari 100.000 pelanggan di Instagram.
Kemudian pada hari Jumat, Bobiev muncul di hadapan pengadilan di ibu kota Rusia di mana seorang hakim memerintahkan dia akan ditahan selama sepuluh hari karena tidak mematuhi polisi. Dia akan dideportasi dari Rusia di akhir masa hukumannya.
Ruslan Bobiev, blogger yang juga bintang media sosial asal Tajikistan, merilis sebuah video yang mengatakan dia meminta maaf atas aksinya dan berjanji tidak akan pernah melakukannya lagi.
Kemarahan publik Rusia pecah ketika foto-foto Bobiev melakukan simulasi seks oral dengan polwan berambut pirang di-posting di halaman Instagramnya yang sekarang dinonaktifkan.
Dalam posting-nya, Bobiev terlihat cemberut ke lensa bersama seorang polwan berambut pirang. Dalam hitungan detik, polwan itu terlihat berjongkok di depannya layaknya melakukan adegan seks oral.
Selama beraksi, perempuan itu masih mengenakan jaket hitam bertulisan “polisi” di punggungnya.
Bobiev, yang sebelumnya memfilmkan klip dirinya meninju seorang pria yang tidak curiga di bagian belakang kepala, dan mengalami masalah dengan polisi di metro Moskow, ditahan pada hari Kamis (30/9/2021) setelah insiden tersebut.
Penyelidik mengatakan dia telah melanggar hukum karena menyebabkan pelanggaran kepada publik dan melakukan tindakan yang sengaja dirancang untuk menabur perpecahan agama.
Petarung seni bela diri campuran Rusia Maxim Divnich termasuk di antara mereka yang mengecam aksi tersebut.
“Sebagai permulaan, ini tidak menghormati orang, kepercayaan, dan budaya negara tempat dia datang,” kata Divnich, seperti dilansir Russia Today, Sabtu (2/10/2021).
"Kedua, itu secara khusus tidak menghormati petugas penegak hukum," katanya.
Petarung itu mencap sensasi media sosial sang blogger sebagai "binatang yang mengejar popularitas".
Lahir di Tajikistan, Bobiev diyakini telah pindah ke Rusia untuk menerima tawaran di Universitas Negeri Moskow yang bergengsi di negara itu. Sebelum menonaktifkan, dia memiliki lebih dari 100.000 pelanggan di Instagram.
Kemudian pada hari Jumat, Bobiev muncul di hadapan pengadilan di ibu kota Rusia di mana seorang hakim memerintahkan dia akan ditahan selama sepuluh hari karena tidak mematuhi polisi. Dia akan dideportasi dari Rusia di akhir masa hukumannya.
(min)