Taliban Desak AS Hentikan Operasi Drone di Afghanistan

Kamis, 30 September 2021 - 16:42 WIB
loading...
Taliban Desak AS Hentikan...
Taliban memperingatkan AS agar tidak melanggar wilayah udara Afghanistan, yang merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional. Foto/REUTERS
A A A
KABUL - Taliban mendesak Amerika Serikat (AS ) untuk menghentikan operasi drone di Afghanistan. Taliban menyatakan, ada konsekuensi negatif jika AS masih menerbangkan drone di atas langit Afghanistan.

Kelompok itu memperingatkan AS agar tidak melanggar wilayah udara Afghanistan, yang merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional. Namun, Taliban itu tidak merinci rincian "konsekuensi" yang mereka peringatkan.

“Wilayah udara suci Afghanistan sedang diduduki oleh pesawat tak berawak AS. Pelanggaran ini harus diperbaiki dan dicegah," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis (30/9/2021).

Ketika ditanya apakah wilayah udara di atas Afghanistan dianggap sebagai wilayah udara Taliban yang berdaulat, juru bicara Kememterian Pertahanan AS John Kirby mengatakan pihaknya mempertahankan semua langkah yang diperlukan untuk melaksanakan operasi kontraterorisme di cakrawala.

“Tanpa berbicara tentang aturan keterlibatan khusus seputar serangan udara, saat ini tidak ada persyaratan untuk membersihkan wilayah udara dengan Taliban. Dan kami tidak berharap bahwa serangan kontraterorisme di masa depan akan bergantung pada izin seperti itu," ujarnya.

Sejak menguasai Afghanistan pada 15 Agustus, Taliban telah berusaha untuk menegaskan otoritas mereka dalam menjalankan negara dan menuntut pemerintahnya diakui oleh masyarakat internasional.

Namun, tidak ada negara yang mengakui Taliban sebagai pemerintah Afghanistan dan Gedung Putih bulan lalu menolak kesempatan untuk bergegas mengakui legitimasi pemerintah Taliban oleh AS atau sekutunya.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1870 seconds (0.1#10.140)