Kerusuhan Belum Terkendali, Amerika Serikat Kerahkan Garda Nasional

Selasa, 02 Juni 2020 - 07:21 WIB
loading...
A A A
Di Santa Monica, California, banyak orang menjarah toko di sekitar Third Street Promenade dan polisi bergerak cepat melakukan penangkapan. Vandalisme juga terjadi masif di kota tersebut. Di kawasan Long Beach, sekelompok pria dan wanita menghancurkan jendela toko dan menjarah.

Reuters melaporkan, kerusuhan sporadis juga terjadi di Boston setelah para demonstran melemparkan botol ke arah petugas keamanan. Aksi serupa terjadi di Philadelphia yang memberlakukan jam malam sejak pukul 18.00 hingga pukul 06.00.

Di New York polisi menangkap 350 demonstran dan 30 petugas mengalami luka ringan dalam bentrokan. Uniknya, salah satu demonstran yang ditangkap polisi New York adalah putri Wali Kota New York , Bill de Blasio, yang berusia 25 tahun, Chiara. Namun, Chiara sudah dibebaskan dengan jaminan.

Wali Kota New York De Blasio sedang menginvestigasi video yang menunjukkan kendaraan polisi menerobos ke arah demonstran di Brooklyn. De Blasio juga mengaku tidak melihat video yang menunjukkan seorang polisi membuka masker demonstran dan menyemprotkan bubuk merica ke wajahnya.

Demonstrasi lain terjadi di Chicago, Seattle, Salt Lake City, Cleveland, dan Dallas. CNN melaporkan, 4.000 demonstran dan perusuh telah ditangkap di seluruh AS sejak kematian Floyd. Penangkapan para pengunjuk rasa dimulai sejak Selasa (26/5) lalu.

Demonstrasi di seluruh AS menunjukkan keragaman penduduk AS. Banyak warga kulit putih dan Hispanik ikut berdemonstrasi bersama warga kulit hitam. “Itu berarti banyak warga kulit putih dibandingkan orang kulit hitam yang ikut berdemonstrasi,” kata Candace Collins, remaja kulit hitam yang ikut berdemonstrasi di Culver City, California. (Baca juga: DPR Minta Daerah Fokus Tangani Covid-19)

Erupsi kekerasan tetap terjadi, meskipun mantan petugas polisi Derek Chauvin, 44, yang menyebabkan kematian Floyd, telah ditangkap dan didakwa pembunuhan tingkat tiga. Dia tampil di pengadilan kemarin. Pembunuhan tingkat tiga merupakan tindakan yang menyebabkan kematian seseorang, tetapi orang yang membunuh tidak bermaksud melakukan pembunuhan.

Antifa Dituding sebagai Provokator

Presiden AS Trump akan memasukkan kelompok antifasis, Antifa, ke dalam daftar organisasi teroris. Presiden menuduh Antifa memulai kerusuhan di tengah protes atas kematian George Floyd. Trump menyalahkan "kelompok anarkis yang dipimpin Antifa" dan "anarkis kiri radikal" atas kerusuhan itu, namun tanpa memberikan penjelasan lebih spesifik.

Trump tidak merinci bagaimana atau kapan ia akan memasukkan Antifa sebagai organisasi teroris. "Ini [disebabkan] Antifa dan Radikal Kiri. Jangan menyalahkan orang lain!" kata Trump.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1250 seconds (0.1#10.140)