Erdogan: Saya Bekerja Baik dengan Bush, Obama dan Trump tapi Tidak dengan Biden
loading...
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan blak-blakan tidak puas dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden karena kerja sama kedua pemerintah tidak bisa dimulai dengan baik. Hal itu berbeda dengan para pendahulu Biden.
"Saya bekerja dengan baik dengan George W. Bush, Barack Obama dan Donald Trump, tetapi saya tidak bisa mengatakan kami memulai dengan baik dengan Joe Biden," kata ErdoÄźan merujuk pada tiga presiden Amerika sebelum Biden.
"Setelah 19 tahun menjabat, saya tidak bisa mengatakan bahwa kami telah mencapai posisi yang baik dengan AS," ujarnya, seperti dilansir Daily Sabah, Jumat (24/9/2021).
“AS harus memahami bahwa Turki tidak akan mundur dari kesepakatan S-400,” katanya lebih lanjut, merujuk pada sistem pertahanan rudal Rusia yang dibeli Ankara, yang telah menyebabkan perselisihan antara Turki dan AS.
Menjawab pertanyaan tentang sikap Turki terhadap perkembangan terbaru di Afghanistan, Erdogan juga menunjukkan kegagalan dan ketidakpedulian AS terhadap situasi tersebut.
Dia menggarisbawahi bahwa AS membuat keputusannya tanpa meminta masukan dari Turki, dan dengan demikian tidak dapat mengharapkan Ankara untuk membayar harga atas perilaku negara yang tidak bertanggung jawab.
"Tidak terpikirkan bagi Turki untuk membuka pintu dan menerima mereka (migran Afghanistan). Negara kami bukan koridor terbuka. Tidak mudah untuk menerima hal seperti itu. Tindakan ini memiliki harga dan biaya."
"Amerika Serikat tidak bisa mengatakan, 'Buka pintu dan biarkan orang-orang Afghanistan memasuki Turki'. AS yang harus membayar harganya di sini. AS perlu mengambil langkah dalam hal ini," imbuh dia.
Lebih lanjut, Erdogan mengecam sekutu NATO-nya itu karena membela kelompok YPG Kurdi yang beroperasi di Suriah. Oleh Ankara, YPG dinyatakan sebagai kelompok teroris yang terkait dengan kelompok PKK.
"Saya bekerja dengan baik dengan George W. Bush, Barack Obama dan Donald Trump, tetapi saya tidak bisa mengatakan kami memulai dengan baik dengan Joe Biden," kata ErdoÄźan merujuk pada tiga presiden Amerika sebelum Biden.
"Setelah 19 tahun menjabat, saya tidak bisa mengatakan bahwa kami telah mencapai posisi yang baik dengan AS," ujarnya, seperti dilansir Daily Sabah, Jumat (24/9/2021).
“AS harus memahami bahwa Turki tidak akan mundur dari kesepakatan S-400,” katanya lebih lanjut, merujuk pada sistem pertahanan rudal Rusia yang dibeli Ankara, yang telah menyebabkan perselisihan antara Turki dan AS.
Menjawab pertanyaan tentang sikap Turki terhadap perkembangan terbaru di Afghanistan, Erdogan juga menunjukkan kegagalan dan ketidakpedulian AS terhadap situasi tersebut.
Dia menggarisbawahi bahwa AS membuat keputusannya tanpa meminta masukan dari Turki, dan dengan demikian tidak dapat mengharapkan Ankara untuk membayar harga atas perilaku negara yang tidak bertanggung jawab.
"Tidak terpikirkan bagi Turki untuk membuka pintu dan menerima mereka (migran Afghanistan). Negara kami bukan koridor terbuka. Tidak mudah untuk menerima hal seperti itu. Tindakan ini memiliki harga dan biaya."
"Amerika Serikat tidak bisa mengatakan, 'Buka pintu dan biarkan orang-orang Afghanistan memasuki Turki'. AS yang harus membayar harganya di sini. AS perlu mengambil langkah dalam hal ini," imbuh dia.
Lebih lanjut, Erdogan mengecam sekutu NATO-nya itu karena membela kelompok YPG Kurdi yang beroperasi di Suriah. Oleh Ankara, YPG dinyatakan sebagai kelompok teroris yang terkait dengan kelompok PKK.