Rusia Blokir Rencana AS Bangun Pangkalan Militer di Asia Tengah
loading...
A
A
A
LONDON - Selain melakukan latihan militer dengan Tajikistan dan Uzbekistan, Rusia bekerja lembur untuk memobilisasi opini guna menolak pijakan militer Amerika Serikat (AS) di Asia Tengah. AS diketahui mencari lokasi pangkalan militer di negara Asia Tengah, sebagai ganti pangkalan mereka di Afghanistan.
Setelah kesimpulan dari manuver militer gabungan tiga negara di sepanjang perbatasan amerika dengan Afghanistan, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan, latihan perang bertujuan untuk mencegah limpahan konflik dari Afghanistan ke Asia Tengah.
Baca Juga: Daftar Keberadaan Pangkalan Militer AS di Seluruh Dunia
Aliansi militer yang dipimpin Rusia dari enam negara bekas Uni Soviet, yakni Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dibentuk pada tahun 1992 memastikan pertahanan kolektif dari setiap anggota yang menghadapi agresi eksternal.
Menurut Zaki Shaikh, seorang analis yang berbasis di London, Inggris, menyatakan ada pesan yang jelas dari Moskow bahwa sekutunya di Asia Tengah tidak berminat untuk membantu AS setelah penarikan pasukannya dari Afghanistan dalam bentuk menyediakan pangkalan untuk mengawasi wilayah tersebut.
“Rusia menegaskan bahwa pangkalan AS akan membawa masalah bagi negara tuan rumah, karena akan menciptakan serangkaian masalah keamanan baru,” ucapnya, seperti dilansir Anadolu Agency, Selasa (21/9).
Ia juga menjelaskan, kehadiran militer AS di Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan dapat menimbulkan konflik langsung dengan CSTO yang dipimpin Rusia.
Duma Rusia telah mengumumkan bahwa tidak boleh ada pembicaraan tentang penyebaran kontingen Amerika di negara-negara ini, karena berdasarkan Piagam CSTO, diperlukan persetujuan dari anggota lain juga untuk mengizinkan jejak eksternal semacam itu.
“Lavrov menunjukkan bahwa selama beberapa bulan terakhir Washington telah bernegosiasi dengan semua negara bagian yang berdekatan dengan Afghanistan, untuk mengizinkan beberapa pusat dukungan logistik dan pangkalan untuk penarikan peralatan dari Afghanistan,” ujarnya.
Tidak ada negara anggota CSTO dan bahkan Uzbekistan, yang telah menarik keanggotaan penuhnya dari aliansi militer pada tahun 1999 yang menunjukkan banyak antusiasme untuk mengizinkan kehadiran militer AS di wilayah mereka.
Shaikh mengatakan bahwa Lavrov menunjukkan posisi Rusia bertepatan dengan posisi Kazakhstan, Tajikistan, dan Uzbekistan dan tidak satupun dari mereka membutuhkan kehadiran AS.
“Dia mengatakan bahwa karena Washington menginginkan pangkalan-pangkalan ini untuk melakukan operasi di dalam Afghanistan, itu akan membuat sekutu menjadi sander terhadap kebijakan AS, yang telah gagal di kawasan dan bagian lain dunia,” ucap Shaikh.
Setelah kesimpulan dari manuver militer gabungan tiga negara di sepanjang perbatasan amerika dengan Afghanistan, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan, latihan perang bertujuan untuk mencegah limpahan konflik dari Afghanistan ke Asia Tengah.
Baca Juga: Daftar Keberadaan Pangkalan Militer AS di Seluruh Dunia
Aliansi militer yang dipimpin Rusia dari enam negara bekas Uni Soviet, yakni Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dibentuk pada tahun 1992 memastikan pertahanan kolektif dari setiap anggota yang menghadapi agresi eksternal.
Menurut Zaki Shaikh, seorang analis yang berbasis di London, Inggris, menyatakan ada pesan yang jelas dari Moskow bahwa sekutunya di Asia Tengah tidak berminat untuk membantu AS setelah penarikan pasukannya dari Afghanistan dalam bentuk menyediakan pangkalan untuk mengawasi wilayah tersebut.
“Rusia menegaskan bahwa pangkalan AS akan membawa masalah bagi negara tuan rumah, karena akan menciptakan serangkaian masalah keamanan baru,” ucapnya, seperti dilansir Anadolu Agency, Selasa (21/9).
Ia juga menjelaskan, kehadiran militer AS di Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan dapat menimbulkan konflik langsung dengan CSTO yang dipimpin Rusia.
Duma Rusia telah mengumumkan bahwa tidak boleh ada pembicaraan tentang penyebaran kontingen Amerika di negara-negara ini, karena berdasarkan Piagam CSTO, diperlukan persetujuan dari anggota lain juga untuk mengizinkan jejak eksternal semacam itu.
“Lavrov menunjukkan bahwa selama beberapa bulan terakhir Washington telah bernegosiasi dengan semua negara bagian yang berdekatan dengan Afghanistan, untuk mengizinkan beberapa pusat dukungan logistik dan pangkalan untuk penarikan peralatan dari Afghanistan,” ujarnya.
Tidak ada negara anggota CSTO dan bahkan Uzbekistan, yang telah menarik keanggotaan penuhnya dari aliansi militer pada tahun 1999 yang menunjukkan banyak antusiasme untuk mengizinkan kehadiran militer AS di wilayah mereka.
Shaikh mengatakan bahwa Lavrov menunjukkan posisi Rusia bertepatan dengan posisi Kazakhstan, Tajikistan, dan Uzbekistan dan tidak satupun dari mereka membutuhkan kehadiran AS.
“Dia mengatakan bahwa karena Washington menginginkan pangkalan-pangkalan ini untuk melakukan operasi di dalam Afghanistan, itu akan membuat sekutu menjadi sander terhadap kebijakan AS, yang telah gagal di kawasan dan bagian lain dunia,” ucap Shaikh.
(esn)