Prancis: Australia Buat Kesalahan Diplomatik Besar dengan Batalkan Kesepakatan Kapal Selam
loading...
A
A
A
PARIS - Prancis menyatakan Australia telah membuat kesalahan diplomatik "besar" dengan membatalkan kesepakatan kapal selam. Hal itu diutarakan Duta Besar Prancis untuk Australia , Jean- Pierre Thebault yang dipanggil pulang Paris tidak lama setelah Canberra membatalkan kesepakatan tersebut.
"Saya pikir ini adalah kesalahan besar, penanganan kemitraan yang sangat, sangat buruk, karena ini bukan kontrak, itu adalah kemitraan yang seharusnya didasarkan pada kepercayaan, saling pengertian, dan ketulusan," ucap Thebault.
Australia mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya akan membatalkan kesepakatan yang ditandatangani pada tahun 2016 untuk Grup Angkatan Laut Prancis untuk membangun armada kapal selam konvensional. Sebaliknya, Australia akan membangun setidaknya delapan kapal selam bertenaga nuklir di bawah pakta pertahanan baru dengan Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Prancis menyebut pembatalan kesepakatan, senilai USD 40 miliar pada tahun 2016 dan diperhitungkan bernilai lebih banyak hari ini, sebuah tikaman dari belakang dan menarik Duta Besarnya, bukan hanya di Australia, tapi juga AS.
"Saya ingin pergi dengan mesin waktu, jika mungkin dan berada dalam situasi di mana kita tidak berakhir dalam situasi non-Australia yang luar biasa, canggung dan tidak memadai," kata Thebault.
"Saya sangat sedih dipaksa pergi, meskipun perlu ada penilaian ulang yang harus dilakukan,” sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Minggu (19/9/2021).
Australia mengatakan menyesalkan penarikan Duta Besar Prancis dan menuturkan mereka menghargai hubungan dengan Prancis, dan akan terus terlibat dengan Paris dalam isu-isu lain.
"Australia memahami kekecewaan mendalam Prancis dengan keputusan kami, yang diambil sesuai dengan kepentingan keamanan nasional kami yang jelas dan dikomunikasikan," kata Kementerian Luar Negeri Australia.
Perselisihan itu sendiri menandai titik terendah dalam hubungan antara Australia dan Prancis sejak 1995, ketika Canberra memprotes keputusan Paris untuk melanjutkan uji coba nuklir di Pasifik Selatan.
"Saya pikir ini adalah kesalahan besar, penanganan kemitraan yang sangat, sangat buruk, karena ini bukan kontrak, itu adalah kemitraan yang seharusnya didasarkan pada kepercayaan, saling pengertian, dan ketulusan," ucap Thebault.
Australia mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya akan membatalkan kesepakatan yang ditandatangani pada tahun 2016 untuk Grup Angkatan Laut Prancis untuk membangun armada kapal selam konvensional. Sebaliknya, Australia akan membangun setidaknya delapan kapal selam bertenaga nuklir di bawah pakta pertahanan baru dengan Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Prancis menyebut pembatalan kesepakatan, senilai USD 40 miliar pada tahun 2016 dan diperhitungkan bernilai lebih banyak hari ini, sebuah tikaman dari belakang dan menarik Duta Besarnya, bukan hanya di Australia, tapi juga AS.
"Saya ingin pergi dengan mesin waktu, jika mungkin dan berada dalam situasi di mana kita tidak berakhir dalam situasi non-Australia yang luar biasa, canggung dan tidak memadai," kata Thebault.
"Saya sangat sedih dipaksa pergi, meskipun perlu ada penilaian ulang yang harus dilakukan,” sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Minggu (19/9/2021).
Australia mengatakan menyesalkan penarikan Duta Besar Prancis dan menuturkan mereka menghargai hubungan dengan Prancis, dan akan terus terlibat dengan Paris dalam isu-isu lain.
"Australia memahami kekecewaan mendalam Prancis dengan keputusan kami, yang diambil sesuai dengan kepentingan keamanan nasional kami yang jelas dan dikomunikasikan," kata Kementerian Luar Negeri Australia.
Perselisihan itu sendiri menandai titik terendah dalam hubungan antara Australia dan Prancis sejak 1995, ketika Canberra memprotes keputusan Paris untuk melanjutkan uji coba nuklir di Pasifik Selatan.
(esn)