Prancis: Australia Buat Kesalahan Diplomatik Besar dengan Batalkan Kesepakatan Kapal Selam

Minggu, 19 September 2021 - 08:59 WIB
loading...
Prancis: Australia Buat...
Prancis menyatakan Australia telah membuat kesalahan diplomatik besar dengan membatalkan kesepakatan kapal selam. Foto/REUTERS
A A A
PARIS - Prancis menyatakan Australia telah membuat kesalahan diplomatik "besar" dengan membatalkan kesepakatan kapal selam. Hal itu diutarakan Duta Besar Prancis untuk Australia , Jean- Pierre Thebault yang dipanggil pulang Paris tidak lama setelah Canberra membatalkan kesepakatan tersebut.

"Saya pikir ini adalah kesalahan besar, penanganan kemitraan yang sangat, sangat buruk, karena ini bukan kontrak, itu adalah kemitraan yang seharusnya didasarkan pada kepercayaan, saling pengertian, dan ketulusan," ucap Thebault.

Australia mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya akan membatalkan kesepakatan yang ditandatangani pada tahun 2016 untuk Grup Angkatan Laut Prancis untuk membangun armada kapal selam konvensional. Sebaliknya, Australia akan membangun setidaknya delapan kapal selam bertenaga nuklir di bawah pakta pertahanan baru dengan Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Prancis menyebut pembatalan kesepakatan, senilai USD 40 miliar pada tahun 2016 dan diperhitungkan bernilai lebih banyak hari ini, sebuah tikaman dari belakang dan menarik Duta Besarnya, bukan hanya di Australia, tapi juga AS.

"Saya ingin pergi dengan mesin waktu, jika mungkin dan berada dalam situasi di mana kita tidak berakhir dalam situasi non-Australia yang luar biasa, canggung dan tidak memadai," kata Thebault.

"Saya sangat sedih dipaksa pergi, meskipun perlu ada penilaian ulang yang harus dilakukan,” sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Minggu (19/9/2021).

Australia mengatakan menyesalkan penarikan Duta Besar Prancis dan menuturkan mereka menghargai hubungan dengan Prancis, dan akan terus terlibat dengan Paris dalam isu-isu lain.

"Australia memahami kekecewaan mendalam Prancis dengan keputusan kami, yang diambil sesuai dengan kepentingan keamanan nasional kami yang jelas dan dikomunikasikan," kata Kementerian Luar Negeri Australia.

Perselisihan itu sendiri menandai titik terendah dalam hubungan antara Australia dan Prancis sejak 1995, ketika Canberra memprotes keputusan Paris untuk melanjutkan uji coba nuklir di Pasifik Selatan.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Remaja 17 Tahun AS Ini...
Remaja 17 Tahun AS Ini Habisi Orang Tuanya untuk Dapat Modal untuk Mendanai Pembunuhan Trump
Imbas Kebijakan Donald...
Imbas Kebijakan Donald Trump, Orang Eropa Enggan Berlibur ke AS
Saat Rayakan Paskah...
Saat Rayakan Paskah Yahudi, Rumah Gubernur Pennsylvania Justru Dibakar Warga
AS Bukan Lagi Penguasa...
AS Bukan Lagi Penguasa dan Pemimpin NATO, Siapa Penggantinya?
Keluarga Donald Trump...
Keluarga Donald Trump Fokus Tambang Kripto dengan Keuntungan Rp16,7 Triliun, Berikut 6 Faktanya
Jepang Harus Bayar Mahal...
Jepang Harus Bayar Mahal untuk Aliansi dengan AS! Bukan Ancaman dari Musuh, tapi Terlalu Banyak Kasus Pemerkosaan
Perundingan AS dan Iran...
Perundingan AS dan Iran Berlansung Konstruktif dan Positif, Akankah Konflik Timur Tengah Mereda?
Serangan Rudal Balistik...
Serangan Rudal Balistik Rusia Tewaskan Setidaknya 21 Orang di Ukraina
Rudal Houthi Rontokkan...
Rudal Houthi Rontokkan Drone MQ-9 AS, Gempur Bandara dan Fasilitas Militer Israel 
Rekomendasi
Cadangan Devisa Maret...
Cadangan Devisa Maret 2025 Meningkat Jadi USD157,1 Miliar, Ini 2 Sumber Utamanya
6 Hal yang Harus Diperhatikan...
6 Hal yang Harus Diperhatikan saat Berjabat Tangan, Simak Ya!
MG Siapkan Cyber X,...
MG Siapkan Cyber X, Mobil Listrik Offroad Penantang Chery J6
Berita Terkini
Siapa Brice Oligui Nguema?...
Siapa Brice Oligui Nguema? Presiden Terpilih Gabon yang Berani Menasionalisasi Aset Asing
14 menit yang lalu
Remaja 17 Tahun AS Ini...
Remaja 17 Tahun AS Ini Habisi Orang Tuanya untuk Dapat Modal untuk Mendanai Pembunuhan Trump
49 menit yang lalu
Rudal Balistik Iskander...
Rudal Balistik Iskander Rusia Hantam Ukraina Tewaskan 34 Orang
1 jam yang lalu
Raih 90 Persen Suara,...
Raih 90 Persen Suara, Pemimpin Kudeta Gabon Menang Pemilu
2 jam yang lalu
Imbas Kebijakan Donald...
Imbas Kebijakan Donald Trump, Orang Eropa Enggan Berlibur ke AS
3 jam yang lalu
Saat Rayakan Paskah...
Saat Rayakan Paskah Yahudi, Rumah Gubernur Pennsylvania Justru Dibakar Warga
4 jam yang lalu
Infografis
Kapal Selam Nuklir AS...
Kapal Selam Nuklir AS Muncul di Korea Selatan, Korea Utara Marah
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved