BBM Iran Tiba di Lebanon Kamis setelah Mampir Suriah
loading...
A
A
A
BEIRUT - Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan pengiriman pertama bahan bakar minyak (BBM) Iran akan tiba Kamis (16/9/2021) di Lebanon.
Kedatangan BBM itu akan membantu meringankan krisis bahan bakar yang mengerikan di negara tersebut.
Lebanon menghadapi salah satu krisis ekonomi terburuk, dengan lebih dari tiga dari empat orang dianggap berada di bawah garis kemiskinan.
Aliran listrik hanya tersedia beberapa jam sehari, sementara kekurangan bensin, roti, dan obat-obatan menambah kekacauan di penjuru negeri.
Bulan lalu, Nasrallah mengumumkan kapal bermuatan bahan bakar minyak untuk Lebanon akan berangkat dari Iran, yang melawan sanksi AS terhadap Teheran.
Pada saat itu dia tidak mengatakan ke mana kapal itu menuju atau bagaimana bahan bakar akan mencapai Lebanon, tetapi dia bersikeras bahwa kapal yang lain akan mengikuti.
Pada Senin (13/9/2021), Nasrallah mengatakan dalam pidato televisi bahwa kapal pertama bermuatan bahan bakar telah mencapai pelabuhan Banias di Suriah, di mana BBM sedang dibongkar.
“Diharapkan pengangkutan bahan bakar akan dimulai pada Kamis,” papar dia, seraya menambahkan BBM akan dibawa melalui darat ke wilayah Baalbek, di Lembah Bekaa, Lebanon, tempat BBM itu akan disimpan sebelum didistribusikan.
Dia juga berterima kasih kepada sekutu regional kelompok lainnya, Suriah, karena menerima bahan bakar minyak Iran dan menyediakan truk untuk mengangkutnya ke Lebanon.
Nasrallah mengatakan pada Senin (13/9/2021) bahwa Hizbullah ingin mendistribusikan bahan bakar Iran secara gratis ke lembaga-lembaga seperti rumah sakit negara, panti jompo, panti asuhan dan Palang Merah.
Sisanya, lanjutnya, akan dijual “di bawah harga” ke toko roti, rumah sakit swasta, atau perusahaan yang menjalankan generator listrik swasta.
“Hizbullah tidak ingin membuat bisnis dari ini tetapi ingin membantu meringankan kesulitan rakyat,” ujar dia.
Hizbullah telah berjuang bersama pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam konflik Suriah. Hizbullah ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh sebagian besar negara Barat.
Tetapi gerakan Syiah itu juga merupakan kekuatan politik utama di Lebanon dan satu-satunya kelompok yang mempertahankan persenjataannya setelah berakhirnya perang saudara 1975-1990 di negara itu.
Nasrallah berbicara beberapa jam setelah pemerintah Lebanon yang baru dibentuk mengadakan pertemuan pertamanya untuk membahas bagaimana mengatasi kesengsaraan negara itu.
Dia menyambut baik pembentukan pemerintahan baru setelah 13 bulan pertikaian politik dan mengatakan prioritasnya harus "meringankan penderitaan" rakyat Lebanon.
Kedatangan BBM itu akan membantu meringankan krisis bahan bakar yang mengerikan di negara tersebut.
Lebanon menghadapi salah satu krisis ekonomi terburuk, dengan lebih dari tiga dari empat orang dianggap berada di bawah garis kemiskinan.
Aliran listrik hanya tersedia beberapa jam sehari, sementara kekurangan bensin, roti, dan obat-obatan menambah kekacauan di penjuru negeri.
Bulan lalu, Nasrallah mengumumkan kapal bermuatan bahan bakar minyak untuk Lebanon akan berangkat dari Iran, yang melawan sanksi AS terhadap Teheran.
Pada saat itu dia tidak mengatakan ke mana kapal itu menuju atau bagaimana bahan bakar akan mencapai Lebanon, tetapi dia bersikeras bahwa kapal yang lain akan mengikuti.
Pada Senin (13/9/2021), Nasrallah mengatakan dalam pidato televisi bahwa kapal pertama bermuatan bahan bakar telah mencapai pelabuhan Banias di Suriah, di mana BBM sedang dibongkar.
“Diharapkan pengangkutan bahan bakar akan dimulai pada Kamis,” papar dia, seraya menambahkan BBM akan dibawa melalui darat ke wilayah Baalbek, di Lembah Bekaa, Lebanon, tempat BBM itu akan disimpan sebelum didistribusikan.
Dia juga berterima kasih kepada sekutu regional kelompok lainnya, Suriah, karena menerima bahan bakar minyak Iran dan menyediakan truk untuk mengangkutnya ke Lebanon.
Nasrallah mengatakan pada Senin (13/9/2021) bahwa Hizbullah ingin mendistribusikan bahan bakar Iran secara gratis ke lembaga-lembaga seperti rumah sakit negara, panti jompo, panti asuhan dan Palang Merah.
Sisanya, lanjutnya, akan dijual “di bawah harga” ke toko roti, rumah sakit swasta, atau perusahaan yang menjalankan generator listrik swasta.
“Hizbullah tidak ingin membuat bisnis dari ini tetapi ingin membantu meringankan kesulitan rakyat,” ujar dia.
Hizbullah telah berjuang bersama pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam konflik Suriah. Hizbullah ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh sebagian besar negara Barat.
Tetapi gerakan Syiah itu juga merupakan kekuatan politik utama di Lebanon dan satu-satunya kelompok yang mempertahankan persenjataannya setelah berakhirnya perang saudara 1975-1990 di negara itu.
Nasrallah berbicara beberapa jam setelah pemerintah Lebanon yang baru dibentuk mengadakan pertemuan pertamanya untuk membahas bagaimana mengatasi kesengsaraan negara itu.
Dia menyambut baik pembentukan pemerintahan baru setelah 13 bulan pertikaian politik dan mengatakan prioritasnya harus "meringankan penderitaan" rakyat Lebanon.
(sya)