PM Israel: Iran Bohong soal Program Nuklirnya, Saatnya Dunia Bertindak Sekarang
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett menuduh Iran berbohong kepada dunia tentang program nuklirnya. Dia menyerukan dunia internasional bertindak sekarang.
Seruan pemimpin rezim Zionis itu datang beberapa hari setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) merilis laporan yang mengkritik kurangnya kerja sama Teheran.
“Israel memandang dengan sangat serius situasi yang tercermin dalam laporan itu, yang membuktikan bahwa Iran terus berbohong kepada dunia dan memajukan program untuk mengembangkan senjata nuklir, sambil menyangkal komitmen internasionalnya,” kata Bennett dalam sebuah pernyataan.
“Saya menyerukan reaksi internasional yang tepat dan cepat terhadap tindakan keras Iran. Laporan IAEA memperingatkan bahwa waktu untuk bertindak adalah sekarang; oleh karena itu, harapan naif bahwa Iran akan siap untuk mengubah jalannya melalui negosiasi telah terbukti tidak berdasar," paparnya, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (11/9/2021).
“Hanya pendirian yang kuat dari komunitas internasional, yang didukung oleh keputusan dan tindakan, yang akan dapat mengarah pada perubahan rezim di Teheran, yang telah kehilangan kendali. Israel akan melakukan segalanya untuk mencegah Iran menggapai senjata nuklir," lanjut Bennett.
IAEA melaporkan kepada anggotanya bahwa tidak ada kemajuan dalam dua masalah utama: menjelaskan jejak uranium yang ditemukan di beberapa situs lama yang tidak dideklarasikan dan mendapatkan akses mendesak ke beberapa peralatan pemantauan sehingga badan tersebut dapat terus melacak bagian-bagian dari program nuklir Iran.
Presiden Iran Ebrahim Raisi memperingatkan Barat agar tidak mengambil tindakan berdasarkan laporan IAEA.
"Jika terjadi pendekatan kontraproduktif di IAEA, tidak masuk akal untuk mengharapkan Iran bereaksi secara konstruktif. Tindakan kontraproduktif secara alami mengganggu jalur negosiasi juga," katanya.
Laporan badan tersebut kemungkinan akan menjadi komplikasi lain dalam pembicaraan nuklir antara Iran dan AS yang terhenti saat Raisi menjabat.
Israel sangat menentang kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia dan tidak ingin Washington kembali ke sana di bawah kepresidenan Joe Biden.
Bulan lalu, Bennett bertemu dengan Biden di Gedung Putih dan membahas Iran. Biden mengatakan kepada PM Israel bahwa jika negosiasi diplomatik gagal mengenai kesepakatan nuklir Iran, maka Washington siap dengan opsi lain.
Para diplomat Israel mengatakan Bennett memberi Biden apa yang digambarkan oleh pejabat Tel Aviv sebagai strategi "mati dengan seribu luka" terhadap Iran.
Seruan pemimpin rezim Zionis itu datang beberapa hari setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) merilis laporan yang mengkritik kurangnya kerja sama Teheran.
“Israel memandang dengan sangat serius situasi yang tercermin dalam laporan itu, yang membuktikan bahwa Iran terus berbohong kepada dunia dan memajukan program untuk mengembangkan senjata nuklir, sambil menyangkal komitmen internasionalnya,” kata Bennett dalam sebuah pernyataan.
“Saya menyerukan reaksi internasional yang tepat dan cepat terhadap tindakan keras Iran. Laporan IAEA memperingatkan bahwa waktu untuk bertindak adalah sekarang; oleh karena itu, harapan naif bahwa Iran akan siap untuk mengubah jalannya melalui negosiasi telah terbukti tidak berdasar," paparnya, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (11/9/2021).
“Hanya pendirian yang kuat dari komunitas internasional, yang didukung oleh keputusan dan tindakan, yang akan dapat mengarah pada perubahan rezim di Teheran, yang telah kehilangan kendali. Israel akan melakukan segalanya untuk mencegah Iran menggapai senjata nuklir," lanjut Bennett.
IAEA melaporkan kepada anggotanya bahwa tidak ada kemajuan dalam dua masalah utama: menjelaskan jejak uranium yang ditemukan di beberapa situs lama yang tidak dideklarasikan dan mendapatkan akses mendesak ke beberapa peralatan pemantauan sehingga badan tersebut dapat terus melacak bagian-bagian dari program nuklir Iran.
Presiden Iran Ebrahim Raisi memperingatkan Barat agar tidak mengambil tindakan berdasarkan laporan IAEA.
"Jika terjadi pendekatan kontraproduktif di IAEA, tidak masuk akal untuk mengharapkan Iran bereaksi secara konstruktif. Tindakan kontraproduktif secara alami mengganggu jalur negosiasi juga," katanya.
Laporan badan tersebut kemungkinan akan menjadi komplikasi lain dalam pembicaraan nuklir antara Iran dan AS yang terhenti saat Raisi menjabat.
Israel sangat menentang kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia dan tidak ingin Washington kembali ke sana di bawah kepresidenan Joe Biden.
Bulan lalu, Bennett bertemu dengan Biden di Gedung Putih dan membahas Iran. Biden mengatakan kepada PM Israel bahwa jika negosiasi diplomatik gagal mengenai kesepakatan nuklir Iran, maka Washington siap dengan opsi lain.
Para diplomat Israel mengatakan Bennett memberi Biden apa yang digambarkan oleh pejabat Tel Aviv sebagai strategi "mati dengan seribu luka" terhadap Iran.
(min)