Pengungsi Afghanistan Keluhkan Makanan ‘Seadanya’ di Penampungan Texas

Selasa, 07 September 2021 - 07:01 WIB
loading...
Pengungsi Afghanistan Keluhkan Makanan ‘Seadanya’ di Penampungan Texas
Foto makanan yang didapat pengungsi Afghanistan di penampungan Amerika Serikat. Foto/twitter
A A A
TEXAS - Pengungsi Afghanistan yang dianggap “tidak tahu berterima kasih” membuat marah warga Amerika Serikat (AS) setelah mengeluh tentang sedikitnya makanan di fasilitas penampungan Texas.

Dia mengeluh di media sosial tentang kualitas makanan gratis di fasilitas pengungsi Fort Bliss Texas. Para pengkritik kemudian menuduh pengungsi Afghanistan itu tidak tahu berterima kasih.



Penerjemah Afghanistan berusia 28 tahun, Hamed Ahmadi, memposting foto salah satu makan malamnya di fasilitas penampungan di Twitter pada Kamis. Foto menunjukkan beberapa potong ayam, beberapa roti, dan beberapa buah.



“Tidak mengeluh tapi ini yang saya dapatkan tadi malam untuk makan malam dan makanan berikutnya adalah 12 jam kemudian. Kehidupan pengungsi mungkin aman tetapi tidak pernah mudah dan menyenangkan,” tweet Ahmadi.



Meski memiliki kurang dari dua ribu follower Twitter, postingan Ahmadi segera menjadi viral dan menerima ribuan balasan. Beberapa pengguna media sosial menyatakan simpati, tetapi banyak yang menuduhnya tidak tahu berterima kasih.



"Ini bukan cara Anda mengucapkan terima kasih," tweet jurnalis Amerika Jon Nicosia.

Seorang veteran AS menulis, "Ini lebih baik daripada banyak makanan yang saya makan saat menghabiskan 18 bulan di negara Anda melakukan apa yang tidak Anda lakukan."

Komentator Partai Republik Amy Tarkanian menyatakan, “Saya tidak dapat menghubungi seorang veteran tunawisma untuk menanyakan bagaimana mereka menyukai makanan gratis dan perumahan gratis karena mereka tidak mendapatkan barang-barang itu. Mereka juga tidak memiliki iPhone.”

Yang lain meminta Ahmadi meninggalkan AS dan kembali ke Afghanistan jika dia tidak puas dengan kualitas makanan di Fort Bliss.

Namun, dalam wawancara dengan Independent, Ahmadi bersikeras bahwa inti dari tweet itu bukan untuk mengeluh tentang keramahan AS, tetapi menunjukkan pengungsi Afghanistan seperti dia “berada dalam situasi yang tidak pernah mereka inginkan.”

“Saya memiliki pekerjaan yang cukup bagus di Kabul. Saya memiliki kehidupan yang layak. Saya memiliki keluarga saya," papar dia yang "dipaksa meninggalkan Afghanistan" dan menyerahkan segalanya setelah Taliban menguasai Kabul setelah penarikan pasukan AS dari negara itu bulan lalu.

“Saya ingin mengatakan ini adalah kehidupan pengungsi. Dan kita harus bersabar,” papar Ahmadi.

Menurut akun Twitter-nya, Ahmadi meninggalkan Afghanistan menuju AS sebagai pengungsi setelah ibunya yang sudah lanjut usia menyuruhnya melarikan diri.

“Dia kehilangan seorang putra karena perang yang sia-sia, seorang putri karena covid dan sekarang putra lainnya karena migrasi,” klaim Ahmadi.

Dia menambahkan ibunya menyuruhnya meninggalkan negara itu karena dia “tidak tahan lagi kehilangan keluarga ini.”

Fort Bliss di El Paso, Texas adalah pangkalan Angkatan Darat AS yang telah menjadi pusat utama bagi pengungsi Afghanistan.

Fasilitas itu menampung lebih dari setengah dari seluruh pengungsi Afghanistan di AS saat mereka mengajukan aplikasi visa mereka untuk tinggal.

Bulan lalu, Anggota Kongres Texas Veronica Escobar mengungkapkan Fort Bliss sedang bersiap menampung para pengungsi “untuk waktu yang lama” sampai visa disetujui atau ditolak.

Ahmadi bukanlah pengungsi pertama yang mengeluh tentang kondisi di Fort Bliss, namun, dengan video dari fasilitas yang menunjukkan kamar kotor dan penuh serangga.

Pengungsi lain mengklaim sebanyak sepuluh orang dijejalkan ke dalam satu ruangan dan kondisinya "tidak manusiawi" mirip dengan "kehidupan penjara."

“Tidak ada apa-apa di sini, tidak ada perpustakaan, tidak ada tempat untuk anak-anak bermain, kami hanya makan dan tidur di dalam,” protes seorang wanita.

Direktur urusan publik Fort Bliss Letnan Kolonel Allie M Payne menanggapi keluhan dengan mengklaim, “Meskipun upaya bantuan pengungsi belum sempurna, mereka tidak goyah dalam komitmen mereka untuk menampung sementara tamu kami dalam kondisi teraman dan sudah mengidentifikasi kebutuhan untuk mengalihkan sumber daya pemeliharaan ke fasilitas yang paling membutuhkan dan meningkatkan frekuensi pembersihan.”
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1225 seconds (0.1#10.140)