Putus Asa, Para Wanita Lempar Bayi Lewati Kawat Berduri di Bandara Kabul
loading...
A
A
A
KABUL - Ada kawat berduri yang memisahkan pasukan Amerika Serikat (AS) dan Inggris dari ribuan warga Afghanistan yang putus asa mencoba melarikan diri dari negara itu di bandara Kabul.
Dari balik kawat dan gerbang, ribuan pria dan wanita ini berteriak minta tolong pada pasukan asing.
Laporan Sky News menceritakan pengalaman langsung berjaga-jaga mengantisipasi serbuan Taliban ke dalam bandara saat ribuan warga Afghanistan memohon bantuan.
Seorang pejabat senior militer Inggris mengatakan kepada reporter bagaimana pasukannya menangis di malam hari setelah melihat wanita melemparkan anak-anak mereka ke atas kawat berduri, meminta tentara menangkap bayinya di sisi lain.
“Mengerikan, para wanita melemparkan bayi-bayi mereka ke kawat berduri, meminta tentara mengambilnya, beberapa bayi tersangkut di kawat,” ungkap tentara Inggris itu.
Bandara Kabul telah menjadi gambaran nyata keputusasaan sejak Taliban menguasai ibu kota Afghanistan dan Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara itu.
Ribuan pria, wanita dan anak-anak terlihat bergegas menuju bandara Kabul bahkan ketika pasukan AS melepaskan tembakan untuk mengendalikan gelombang pengungsi.
Ratusan warga Afghanistan terlihat memadati jet militer Angkatan Udara AS saat lepas landas dari landasan pacu Kabul.
Beberapa orang berhasil bertahan di roda penerbangan atau duduk di sayap pesawat, hanya untuk jatuh ke kematian mereka dari langit.
Video baru dari bandara Kabul telah muncul menunjukkan wanita menangis minta tolong dari luar gerbang dan kawat berduri, memohon pasukan membiarkan mereka masuk.
Dalam video itu, para wanita terdengar berkata, "Tolong kami, Taliban akan datang."
Dalam insiden lain pada Rabu, seorang pria yang pernah bekerja sebagai juru bahasa untuk tentara Australia, mengatakan dia telah mengantri untuk mencapai gerbang bandara ketika seorang anggota Taliban, yang menjaga pos pemeriksaan, menembaknya di kaki.
Mantan penerjemah itu diduga ditembak di kaki oleh Taliban ketika dia berusaha mencapai penerbangan evakuasi militer pertama Australia dari bandara Kabul pada Rabu pagi.
Sekitar 26 orang dapat naik ke pesawat, termasuk warga negara Australia dan warga negara Afghanistan.
Foto menyayat hati menunjukkan seorang anak Afghanistan tidur di lantai pesawat kargo C-17 Globemaster III Angkatan Udara AS, tetap hangat dengan diselimuti seragam Airman First Class Nicolas Baron, loadmaster C-17, selama penerbangan evakuasi dari Kabul, Afghanistan, 18 Agustus 2021.
Dari balik kawat dan gerbang, ribuan pria dan wanita ini berteriak minta tolong pada pasukan asing.
Laporan Sky News menceritakan pengalaman langsung berjaga-jaga mengantisipasi serbuan Taliban ke dalam bandara saat ribuan warga Afghanistan memohon bantuan.
Seorang pejabat senior militer Inggris mengatakan kepada reporter bagaimana pasukannya menangis di malam hari setelah melihat wanita melemparkan anak-anak mereka ke atas kawat berduri, meminta tentara menangkap bayinya di sisi lain.
“Mengerikan, para wanita melemparkan bayi-bayi mereka ke kawat berduri, meminta tentara mengambilnya, beberapa bayi tersangkut di kawat,” ungkap tentara Inggris itu.
Bandara Kabul telah menjadi gambaran nyata keputusasaan sejak Taliban menguasai ibu kota Afghanistan dan Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara itu.
Ribuan pria, wanita dan anak-anak terlihat bergegas menuju bandara Kabul bahkan ketika pasukan AS melepaskan tembakan untuk mengendalikan gelombang pengungsi.
Ratusan warga Afghanistan terlihat memadati jet militer Angkatan Udara AS saat lepas landas dari landasan pacu Kabul.
Beberapa orang berhasil bertahan di roda penerbangan atau duduk di sayap pesawat, hanya untuk jatuh ke kematian mereka dari langit.
Video baru dari bandara Kabul telah muncul menunjukkan wanita menangis minta tolong dari luar gerbang dan kawat berduri, memohon pasukan membiarkan mereka masuk.
Dalam video itu, para wanita terdengar berkata, "Tolong kami, Taliban akan datang."
Dalam insiden lain pada Rabu, seorang pria yang pernah bekerja sebagai juru bahasa untuk tentara Australia, mengatakan dia telah mengantri untuk mencapai gerbang bandara ketika seorang anggota Taliban, yang menjaga pos pemeriksaan, menembaknya di kaki.
Mantan penerjemah itu diduga ditembak di kaki oleh Taliban ketika dia berusaha mencapai penerbangan evakuasi militer pertama Australia dari bandara Kabul pada Rabu pagi.
Sekitar 26 orang dapat naik ke pesawat, termasuk warga negara Australia dan warga negara Afghanistan.
Foto menyayat hati menunjukkan seorang anak Afghanistan tidur di lantai pesawat kargo C-17 Globemaster III Angkatan Udara AS, tetap hangat dengan diselimuti seragam Airman First Class Nicolas Baron, loadmaster C-17, selama penerbangan evakuasi dari Kabul, Afghanistan, 18 Agustus 2021.
(sya)