Trump Akan Menang Jika Pemilu Digelar Hari Ini, Pemilih Marah pada Biden
loading...
A
A
A
Jajak pendapat itu dilakukan pada 16-17 Agustus dengan kemungkinan 1.000 pemilih, di tengah gejolak keluarnya AS dari Afghanistan setelah 20 tahun intervensi militer, ribuan korban, dan biaya lebih dari USD2 triliun.
Survei lain mengungkapkan pemilih khawatir tentang kinerja Biden dalam situasi kacau ini. Lebih dari setengah kemungkinan pemilih dilaporkan percaya Biden lebih harus disalahkan daripada Trump atas keberhasilan Taliban merebut Afghanistan.
Di sisi lain, hanya 38% yang mengatakan Trump harus disalahkan.
Namun, di sisi positifnya Biden, mayoritas responden mengatakan mereka tidak menyesal memilihnya pada 2020, karena 87% Demokrat puas dengan cara mereka memilih, sementara 95% dari Partai Republik juga.
Menurut Rasmussen, ketidakpuasan pemilih pada Biden adalah petunjuk pernyataan berulang Gedung Putih bahwa kegagalan Afghanistan adalah tanggung jawab Trump, gagal meyakinkan pemilih.
Selama beberapa hari terakhir, Biden dan tim keamanan nasionalnya menyalahkan Trump atas kesepakatan damai dengan Taliban yang Trump negosiasikan pada awal 2020.
Saat itu di Doha, Trump menyetujui penarikan pasukan AS pada 1 Mei dan pembebasan 5.000 anggota Taliban.
Namun, beberapa laporan media mengklaim evakuasi cepat telah membuat warga sipil Afghanistan dan warga Amerika terperangkap di Kabul, bahkan setelah Taliban menutup pintu keluar ke Bandara Internasional Hamid Karzai.
Selama krisis yang sedang berlangsung, Trump telah mengecam penanganan Biden di Afghanistan, bahkan menyebutnya "Hal memalukan terbesar yang pernah kita lihat."
Pemerintahan Biden juga dikritik pada Selasa oleh mantan Menteri Luar Negeri AS di era Presiden Bush Jr, Condoleezza Rice, yang dalam kolomnya untuk Washington Post menyatakan, "20 tahun tidak cukup untuk mengkonsolidasikan reformasi yang diprakarsai otoritas pro-Amerika.”
Survei lain mengungkapkan pemilih khawatir tentang kinerja Biden dalam situasi kacau ini. Lebih dari setengah kemungkinan pemilih dilaporkan percaya Biden lebih harus disalahkan daripada Trump atas keberhasilan Taliban merebut Afghanistan.
Di sisi lain, hanya 38% yang mengatakan Trump harus disalahkan.
Namun, di sisi positifnya Biden, mayoritas responden mengatakan mereka tidak menyesal memilihnya pada 2020, karena 87% Demokrat puas dengan cara mereka memilih, sementara 95% dari Partai Republik juga.
Menurut Rasmussen, ketidakpuasan pemilih pada Biden adalah petunjuk pernyataan berulang Gedung Putih bahwa kegagalan Afghanistan adalah tanggung jawab Trump, gagal meyakinkan pemilih.
Selama beberapa hari terakhir, Biden dan tim keamanan nasionalnya menyalahkan Trump atas kesepakatan damai dengan Taliban yang Trump negosiasikan pada awal 2020.
Saat itu di Doha, Trump menyetujui penarikan pasukan AS pada 1 Mei dan pembebasan 5.000 anggota Taliban.
Namun, beberapa laporan media mengklaim evakuasi cepat telah membuat warga sipil Afghanistan dan warga Amerika terperangkap di Kabul, bahkan setelah Taliban menutup pintu keluar ke Bandara Internasional Hamid Karzai.
Selama krisis yang sedang berlangsung, Trump telah mengecam penanganan Biden di Afghanistan, bahkan menyebutnya "Hal memalukan terbesar yang pernah kita lihat."
Pemerintahan Biden juga dikritik pada Selasa oleh mantan Menteri Luar Negeri AS di era Presiden Bush Jr, Condoleezza Rice, yang dalam kolomnya untuk Washington Post menyatakan, "20 tahun tidak cukup untuk mengkonsolidasikan reformasi yang diprakarsai otoritas pro-Amerika.”