Bantuan Obat-obatan dan Alat Kesehatan dari AS Tiba di Jakarta

Jum'at, 13 Agustus 2021 - 18:33 WIB
loading...
Bantuan Obat-obatan dan Alat Kesehatan dari AS Tiba di Jakarta
Bantuan obat-obatan terapeutik dan alat kesehatan dari perusahaan Amerika Serikat (AS) senilai lebih dari USD 52,3 juta atau sekitar Rp 750 miliar tiba di Jakarta. Foto/USINDO
A A A
JAKARTA - Bantuan obat-obatan terapeutik dan alat kesehatan dari perusahaan Amerika Serikat (AS) senilai lebih dari USD 52,3 juta atau sekitar Rp 750 miliar tiba di Jakarta. Bantuan ini adalah bentuk dukungan pihak swasta AS terhadap penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Kedatangan obat-obatan dan alkes tersebut merupakan tindak lanjut dari hasil kunjungan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi ke AS pada awal Agustus, berupa komitmen dukungan penanganan pandemi, baik dari pemerintah AS maupun dari pihak swasta.

Perusahaan farmasi AS, Eli Lilly memberikan dukungan berupa obat-obatan terapeutik senilai lebih dari USD 51,6 juta. Sementara, Direct Relief, organisasi nirlaba di bidang kemanusiaan, selain melakukan dukungan proses pengiriman obat produksi Eli Lilly dari AS ke Indonesia juga memberikan dukungan sejumlah obat lain dan alkes senilai lebih dari USD 719 ribu.

Mengutip keterangan pers Kementerian Luar Negeri Indonesia yang diterima Sindonews pada Jumat (13/8/2021), paket dukungan ini diserahterimakan kepada Kementerian Kesehatan Indonesia.

Total dukungan dari pemerintah AS kepada Indonesia sejak awal pandemi hingga saat ini mencapai US$ 65 juta dan sebanyak delapan juta dosis vaksin Moderna yang disalurkan melalui Covax Facility.

Dengan demikian, jika digabungkan, maka nilai total dukungan Pemerintah dan swasta AS bagi Indonesia sejak awal pandemi mencapai USD 117,3 juta, atau setara Rp 1,68 triliun dan delapan juta vaksin Moderna.

“Dukungan ini mencerminkan kuatnya persahabatan dan solidaritas rakyat AS kepada rakyat Indonesia dalam penanganan pandemi Covid-19,” kata Kementerian Luar Negeri Indonesia.

Kementerian Luar Negeri Indonesia menuturkan melalui diplomasi kesehatan, kerja sama tidak hanya dilakukan dalam pengadaan vaksin, obat-obatan dan alat kesehatan, namun juga potensi kerja sama lainnya, termasuk produksi bersama berbagai kebutuhan dalam penanganan pandemi.
(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1798 seconds (0.1#10.140)