Warga Afghanistan: Seolah-olah Domba, Taliban Penggal Anak Saya dan Membuangnya
loading...
A
A
A
"Mereka membawanya...seolah-olah dia adalah domba dan memenggal kepalanya dengan pisau dan membuangnya," katanya, yang dilansir Jumat (13/8/2021).
Laporan dari para warga Kunduz yang mengungsi itu belum bisa diverifikasi secara independen dan Taliban terus menyangkal melakukan kekejaman di wilayah yang mereka kuasai.
Toko-toko di pasar Kunduz dibiarkan menghitam dan terbakar oleh pertempuran antara pasukan Afghanistan dan Taliban.
Selama masa kekuasaan pertama mereka—dari tahun 1996 hingga digulingkan oleh pasukan pimpinan AS segera setelah serangan 11 September 2001—Taliban terkenal karena interpretasi ketat terhadap hukum Islam yang menghukum bahkan kejahatan kecil dengan cambuk dan eksekusi di depan umum.
Taliban merebut Kunduz—ibu kota provinsi dengan nama yang sama— dalam dua serangan singkat pada tahun 2015 dan 2016, sebelum pasukan Afghanistan yang didukung oleh senjata AS mengusir mereka dari kota.
Yang pertama berlangsung dua minggu, dan yang kedua hanya sehari.
Terlepas dari pendudukan Taliban terbaru dan kembalinya dugaan kekejaman, kehidupan tampaknya dimulai kembali di Kunduz.
Tetapi penduduk mengatakan mereka takut akan kembalinya kekuasaan Taliban yang berkepanjangan dan, dengan pasukan Amerika Serikat yang telah pergi dari medan perang, mereka tampaknya bersiap untuk menghadapi situasi yang lebih buruk kali ini.
"Orang-orang membuka toko dan bisnis mereka, tetapi Anda masih bisa melihat ketakutan di mata mereka," kata penjaga toko Habibullah.
Laporan dari para warga Kunduz yang mengungsi itu belum bisa diverifikasi secara independen dan Taliban terus menyangkal melakukan kekejaman di wilayah yang mereka kuasai.
Toko-toko di pasar Kunduz dibiarkan menghitam dan terbakar oleh pertempuran antara pasukan Afghanistan dan Taliban.
Selama masa kekuasaan pertama mereka—dari tahun 1996 hingga digulingkan oleh pasukan pimpinan AS segera setelah serangan 11 September 2001—Taliban terkenal karena interpretasi ketat terhadap hukum Islam yang menghukum bahkan kejahatan kecil dengan cambuk dan eksekusi di depan umum.
Taliban merebut Kunduz—ibu kota provinsi dengan nama yang sama— dalam dua serangan singkat pada tahun 2015 dan 2016, sebelum pasukan Afghanistan yang didukung oleh senjata AS mengusir mereka dari kota.
Yang pertama berlangsung dua minggu, dan yang kedua hanya sehari.
Terlepas dari pendudukan Taliban terbaru dan kembalinya dugaan kekejaman, kehidupan tampaknya dimulai kembali di Kunduz.
Tetapi penduduk mengatakan mereka takut akan kembalinya kekuasaan Taliban yang berkepanjangan dan, dengan pasukan Amerika Serikat yang telah pergi dari medan perang, mereka tampaknya bersiap untuk menghadapi situasi yang lebih buruk kali ini.
"Orang-orang membuka toko dan bisnis mereka, tetapi Anda masih bisa melihat ketakutan di mata mereka," kata penjaga toko Habibullah.