Tes Kejut Kapal Induk, Isyarat AS Tak Takut Rudal Pembunuh Kapal Induk China

Kamis, 12 Agustus 2021 - 10:25 WIB
loading...
A A A
Tes kejut level penuh terakhir dilakukan pada tahun 2016, pada dua kapal tempur pesisir. Sedangkan kapal induk terakhir yang menjalani tes semacam itu adalah USS Theodore Roosevelt, pada tahun 1987.

Angkatan Laut AS dalam beberapa tahun terakhir menekankan mempertahankan supremasinya dalam menghadapi persaingan dari pembangunan kapal Angkatan Laut China. Sebuah dokumen pemerintah AS pada bulan Juni menguraikan rencana untuk mempertahankan armada antara 321 dan 372 kapal berawak.

Pada 2020, Angkatan Laut China memiliki 360 kapal dan Angkatan Laut AS 297. Namun, AS memiliki lebih banyak kapal besar, dengan 11 kapal induk, dan 92 kapal penjelajah dan perusak melawan 33 kapal China, serta lebih kuat dalam persenjataan.

Tes kejut ini diharapkan dapat memberikan data yang sangat berharga untuk produksi massal kapal induk kelas Ford—investasi kapal induk besar pertama AS sejak 1960-an. USS Gerald R. Ford, yang pertama dari kelas tersebut, ditugaskan pada tahun 2017. Dua lainnya, USS John F. Kennedy dan USS Enterprise, sedang dibangun dan dua lagi telah dipesan.

“Selain pengumpulan data, alasan lain untuk mengumumkannya adalah untuk mengirim pesan ke China dan Rusia bahwa kapal induk AS memiliki ketahanan super dan mereka tidak khawatir tentang senjata anti-kapal konvensional China atau Rusia,” kata pakar dan mantan instruktur militer China, Song Zhongping, seperti dikutip South China Morning Post, Kamis (12/8/2021).

"Ledakan eksplosif seberat 40.000 pon jauh lebih besar daripada hulu ledak tunggal rudal atau torpedo konvensional," ujarnya.

China telah mengembangkan rudal balistik anti-kapal—dijuluki sebagai "rudal pembunuh kapal induk”—DF-21D dan DF-26. Kedua misil ini dilaporkan pernah menghantam secara bersamaan kapal target yang bergerak ribuan kilometer jauhnya di Laut China Selatan dalam uji coba Agustus lalu.

Rusia juga sedang menguji rudal jelajah anti-kapal hipersonik, Zircon, yang dapat mencapai kecepatan maksimum 9 Mach. Rudal itu mencapai target darat dalam uji coba bulan lalu.

Song mengatakan bahwa uji coba membuktikan kapal induk kelas Ford dapat menahan beberapa ranjau air atau serangan rudal di dekatnya, tetapi tidak menunjukkan perlawanan mereka terhadap serangan langsung.

“Rudal balistik atau rudal hipersonik juga dapat membawa senjata electromagnetic pulse yang diledakkan di ketinggian tinggi dan menyebabkan kerusakan pada kapal induk, atau bahkan mengeluarkannya sepenuhnya dari pertempuran,” katanya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1365 seconds (0.1#10.140)