PBB: Gelombang Panas Ekstrim Bisa Semakin Sering Terjadi
loading...
A
A
A
Jika dunia menjadi lebih panas 4 derajat Celcius, seperti yang bisa terjadi dalam skenario emisi tinggi, gelombang panas itu akan terjadi setiap satu hingga dua tahun sekali.
Carolina Vera, penulis lainnya dalam laporan itu dan ilmuwan iklim fisik di University of Buenos Aires dan badan utama penelitian sains Argentina (CONICET), mengatakan ada juga kemungkinan yang meningkat bahwa beberapa peristiwa cuaca ekstrem dapat terjadi pada saat yang bersamaan.
Misalnya, panas ekstrem, kekeringan dan angin kencang, kondisi yang dapat memicu kebakaran hutan, lebih mungkin terjadi pada saat yang bersamaan.
IPCC memiliki keyakinan tingkat menengah atau tinggi bahwa banyak wilayah pertanian penting di seluruh dunia akan mengalami lebih banyak kekeringan atau hujan ekstrem. Itu termasuk bagian dari Argentina, Paraguay, Bolivia dan Brazil yang merupakan sumber utama kedelai dan komoditas global lainnya.
Friederike Otto, penulis IPCC dan ahli iklim di University of Oxford, mengatakan, wilayah yang sudah rentan terhadap kekeringan cenderung lebih sering mengalaminya, termasuk di Mediterania, Australia selatan dan Amerika Utara bagian barat.
“Peningkatan frekuensi kekeringan dan hujan lebat juga tidak saling eksklusif dan diprediksi terjadi di tempat-tempat seperti Afrika Selatan,” katanya.
“Proyeksi pada peristiwa cuaca ekstrem yang tercantum dalam laporan memperkuat pentingnya membatasi perubahan iklim ke tingkat yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris. Jika kita stabil pada 1,5 derajat, kita bisa menghentikannya agar tidak semakin parah," tukas Otto.
Carolina Vera, penulis lainnya dalam laporan itu dan ilmuwan iklim fisik di University of Buenos Aires dan badan utama penelitian sains Argentina (CONICET), mengatakan ada juga kemungkinan yang meningkat bahwa beberapa peristiwa cuaca ekstrem dapat terjadi pada saat yang bersamaan.
Misalnya, panas ekstrem, kekeringan dan angin kencang, kondisi yang dapat memicu kebakaran hutan, lebih mungkin terjadi pada saat yang bersamaan.
IPCC memiliki keyakinan tingkat menengah atau tinggi bahwa banyak wilayah pertanian penting di seluruh dunia akan mengalami lebih banyak kekeringan atau hujan ekstrem. Itu termasuk bagian dari Argentina, Paraguay, Bolivia dan Brazil yang merupakan sumber utama kedelai dan komoditas global lainnya.
Friederike Otto, penulis IPCC dan ahli iklim di University of Oxford, mengatakan, wilayah yang sudah rentan terhadap kekeringan cenderung lebih sering mengalaminya, termasuk di Mediterania, Australia selatan dan Amerika Utara bagian barat.
“Peningkatan frekuensi kekeringan dan hujan lebat juga tidak saling eksklusif dan diprediksi terjadi di tempat-tempat seperti Afrika Selatan,” katanya.
“Proyeksi pada peristiwa cuaca ekstrem yang tercantum dalam laporan memperkuat pentingnya membatasi perubahan iklim ke tingkat yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris. Jika kita stabil pada 1,5 derajat, kita bisa menghentikannya agar tidak semakin parah," tukas Otto.
(ian)