PSK di Swiss Siasati Penularan Covid-19 dengan Posisi Seks
loading...
A
A
A
BERN - Wabah Covid-19 membuat telah membuat takut seluruh umat manusia di dunia, tak terkecuali para pekerja seks komersil (PSK). Meski begitu, para "pramusyahwat" itu mempunyai cara tersendiri untuk meminimalisir peluang penyebaran virus mematikan tersebut seperti apa yang dilakukan di Swiss.
Para pekerja seks di Swiss diketahui telah menulis daftar aturan dalam upaya untuk meminimalkan risiko penyebaran virus Corona di rumah bordil.
Pemerintah negara itu sempat memberlakukan larang sementara pada pelacuran pada 16 Maret sebagai tindakan pencegahan terhadap pandemi. Kini, industri itu kembali bergairah untuk menjalankan bisnis lendiri seperti biasa namun dengan sejumlah aturan.
Seperti disitir dari Metro, Jumat (29/5/2020), kelompok pekerja seks ProKoRe telah membatasi pelanggan untuk melakukan posisi seks 'doggy style' dan 'cowgirl terbalik' yang memungkinkan jarak yang cukup antara wajah.
Langkah-langkah lain yang disarankan adalah membiarkan kamar terbuka selama 15 menit setelah melakukan aktivitas seks agar terjadi sirkulasi udara dan mencuci seprai serta handuk tangan setidaknya 60 derajat setiap saat.
Kelompok ini juga merekomendasikan desinfektan, sarung tangan, kondom untuk disediakan di semua rumah bordil, untuk setiap sesi dibatasi hingga 15 menit, dan para pekerja seks disarankan memakai masker setiap saat.
Mereka juga menyarankan agar tidak menyentuh barang-barang pribadi pelanggan dan tidak menyarankan berciuman, meskipun ini sudah jarang terjadi di rumah bordil Swiss sebelum di lockdown.
ProKoRe juga menyerukan agar rumah pelacuran legal dibuka kembali dengan pelonggaran langkah-langkah penguncian berikutnya pada 8 Juni. Mereka mengatakan pelarangan tersebut mengakibatkan pekerja seks ilegal terjadi di seluruh negeri, yang mengarah pada masalah keamanan.
Mereka mengatakan detail kontak pelanggan termasuk nama dan nomor telepon harus disimpan selama empat minggu setelah kunjungan sehingga pelacakan kontak dapat dilakukan.
Pekerjaan seks di Swiss diatur dan sah ketika memaksa orang melakukan pelacuran, perdagangan manusia, dan sebagian besar bentuk mucikari adalah ilegal.
Di ibukota negara itu, Bern, saat ini terdapat 28 rumah bordil berlisensi, meskipun jumlahnya menurun dan sikap oposisi terhadap bisnis baru terus meningkat.
Para pekerja seks di Swiss diketahui telah menulis daftar aturan dalam upaya untuk meminimalkan risiko penyebaran virus Corona di rumah bordil.
Pemerintah negara itu sempat memberlakukan larang sementara pada pelacuran pada 16 Maret sebagai tindakan pencegahan terhadap pandemi. Kini, industri itu kembali bergairah untuk menjalankan bisnis lendiri seperti biasa namun dengan sejumlah aturan.
Seperti disitir dari Metro, Jumat (29/5/2020), kelompok pekerja seks ProKoRe telah membatasi pelanggan untuk melakukan posisi seks 'doggy style' dan 'cowgirl terbalik' yang memungkinkan jarak yang cukup antara wajah.
Langkah-langkah lain yang disarankan adalah membiarkan kamar terbuka selama 15 menit setelah melakukan aktivitas seks agar terjadi sirkulasi udara dan mencuci seprai serta handuk tangan setidaknya 60 derajat setiap saat.
Kelompok ini juga merekomendasikan desinfektan, sarung tangan, kondom untuk disediakan di semua rumah bordil, untuk setiap sesi dibatasi hingga 15 menit, dan para pekerja seks disarankan memakai masker setiap saat.
Mereka juga menyarankan agar tidak menyentuh barang-barang pribadi pelanggan dan tidak menyarankan berciuman, meskipun ini sudah jarang terjadi di rumah bordil Swiss sebelum di lockdown.
ProKoRe juga menyerukan agar rumah pelacuran legal dibuka kembali dengan pelonggaran langkah-langkah penguncian berikutnya pada 8 Juni. Mereka mengatakan pelarangan tersebut mengakibatkan pekerja seks ilegal terjadi di seluruh negeri, yang mengarah pada masalah keamanan.
Mereka mengatakan detail kontak pelanggan termasuk nama dan nomor telepon harus disimpan selama empat minggu setelah kunjungan sehingga pelacakan kontak dapat dilakukan.
Pekerjaan seks di Swiss diatur dan sah ketika memaksa orang melakukan pelacuran, perdagangan manusia, dan sebagian besar bentuk mucikari adalah ilegal.
Di ibukota negara itu, Bern, saat ini terdapat 28 rumah bordil berlisensi, meskipun jumlahnya menurun dan sikap oposisi terhadap bisnis baru terus meningkat.
(ber)