Menhan Israel: Iran Bisa Miliki Senjata Nuklir Hanya dalam 10 Minggu

Kamis, 05 Agustus 2021 - 16:00 WIB
loading...
Menhan Israel: Iran Bisa Miliki Senjata Nuklir Hanya dalam 10 Minggu
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz (tengah) sebut Iran bisa miliki senjata nuklir dalam 10 minggu ke depan. Foto/MFA via Hamodia
A A A
TEL AVIV - Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Benny Gantz mengatakan Iran bisa memiliki senjata nuklir hanya dalam waktu 10 minggu ke depan. Pernyataan ini disampaikan di depan diplomat negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu melalui tautan video.

“Iran telah melanggar semua pedoman yang ditetapkan dalam JCPOA [perjanjian nuklir] dan hanya sekitar sepuluh minggu lagi untuk memperoleh bahan-bahan level senjata yang diperlukan untuk senjata nuklir,” kata Gantz.



"Oleh karena itu, sudah waktunya untuk bertindak. Dunia harus menerapkan sanksi ekonomi dan mengambil tindakan operatif terhadap Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.”

Pernyataan Gantz dibuat dalam presentasi bersama dengan Menteri Luar Negeri Yair Lapid sebagai bagian dari dorongan Israel agar DK PBB memberikan sanksi kepada Iran atas serangan maritimnya, termasuk terhadap kapal tanker Mercer Street yang dikelola perusahaan Israel dan kapal Asphalt Princess.

Gantz mengatakan bahwa Komandan Angkatan Udara IRGC Iran Amir Ali Hajezda adalah kekuatan di balik puluhan serangan UAV dan rudal di wilayah Teluk, sementara kepala Komando UAV IRGC Saeed Ara Jani bertanggung jawab langsung atas peluncuran drone bunuh diri.

“Ara Jani adalah kepala operator sistem UAV Angkatan Udara IRGC, yang menghantam Mercer Street,” kata Gantz, seperti dikutip Hamodia, Kamis (5/8/2021).

“Dia menyediakan persediaan, pelatihan, rencana, dan bertanggung jawab atas banyak aksi teror di wilayah tersebut.”

Gantz menunjukkan bahwa Iran bertanggung jawab atas puluhan serangan teroris di Timur Tengah, dan mengoperasikan proksi di Yaman, Irak dan negara-negara lain.

Menteri pertahanan itu mengatakan dia akan memberikan informasi intelijen rinci kepada negara-negara anggota DK PBB tentang masalah tersebut.

Sementara itu, Lapid menunjukkan bahwa serangan terbaru Iran berada di rute perdagangan internasional. "Ini adalah serangan terhadap kebebasan navigasi. Ini adalah kejahatan internasional," katanya.

“Apa yang akan dilakukan komunitas internasional tentang hal itu? Apakah hukum internasional masih ada? Apakah dunia memiliki kemampuan dan keinginan untuk menegakkannya?” tanya Lapid. “Jika jawabannya ya, dunia perlu bertindak sekarang.”

Lapid berpendapat bahwa jika dunia tidak menanggapi insiden terbaru, maka tidak ada komunitas internasional, dan itu akan menjadi "setiap orang untuk dirinya sendiri."
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0956 seconds (0.1#10.140)