Angkatan Laut Inggris: Pembajak Telah Meninggalkan Kapal di Lepas Pantai UEA

Rabu, 04 Agustus 2021 - 14:14 WIB
loading...
Angkatan Laut Inggris:...
Grup angkatan laut Inggris melaporkab pembajak telah meninggalkan kapal di lepas pantai UEA. Foto/Ilustrasi
A A A
FUJAIRAH - Para pembajak yang membajak sebuah kapal di lepas pantai Uni Emirat Arab (UEA) di Teluk Oman telah meninggalkan kapal yang ditargetkan pada hari Rabu (4/8/2021). Demikian laporan angkatan laut Inggris, tanpa memberikan jelasan lebih lanjut.

Operasi Perdagangan Maritim Inggris Raya militer Inggris melaporkan bahwa insiden itu, yang digambarkan sebagai "potensi pembajakan" malam sebelumnya, sekarang telah "selesai." Laporan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut.

“Kapal itu aman,” kata kelompok itu, tanpa mengidentifikasi kapal tersebut seperti dikutip dari AP.



Otoritas pengiriman Lloyd's List dan firma intelijen maritim Dryad Global telah mengidentifikasi kapal yang dibajak itu sebagai kapal tanker aspal berbendera Panama, Asphalt Princess. Pemilik kapal, yang terdaftar sebagai Glory International yang berbasis di zona bebas Emirat, tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Data pelacakan satelit untuk Asphalt Princess telah menunjukkan secara bertahap menuju perairan Iran di lepas pelabuhan Jask pada Rabu pagi, menurut MarineTraffic.com. Namun, kemudian berhenti dan mengubah arah kembali ke Oman, tepat sebelum Angkatan Laut Inggris membuat pernyataannya.

Tidak segera jelas siapa yang bertanggung jawab atas percobaan pembajakan kapal, yang terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Barat atas kesepakatan nuklir Iran 2015 yang compang-camping dengan kekuatan dunia. Selama beberapa tahun terakhir, pelayaran komersial di perairan Teluk Persia yang vital semakin terhambat.

Baru-baru ini Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Israel menyalahkan Iran atas serangan pesawat tak berawak terhadap kapal tanker minyak yang terkait dengan miliarder Israel di lepas pantai Oman yang menewaskan dua orang. Serangan itu menandai serangan fatal pertama yang diketahui dalam bayang-bayang perang yang menargetkan kapal di perairan Timur Tengah. Iran sendiri membantah terlibat.



Menanggapi aksi pembajakan kapal pada hari Selasa, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menggambarkan serangan maritim baru-baru ini di Teluk Persia sebagai sangat mencurigakan. Dia membantah bahwa Iran memainkan peran apa pun.

Armada ke-5 militer AS yang berbasis di Timur Tengah dan Kementerian Pertahanan Inggris tidak membalas panggilan untuk memberikan komentar tentang pembajakan yang dilaporkan. Pemerintah Emirat tidak segera mengakui insiden tersebut.

Selasa malam, saat insiden itu berlangsung, enam kapal tanker minyak di lepas pantai Fujairah telah mengumumkan sekitar waktu yang sama melalui pelacak Sistem Identifikasi Otomatis mereka bahwa mereka "tidak di bawah komando," menurut MarineTraffic.com. Itu biasanya berarti kapal kehilangan tenaga dan tidak bisa lagi mengemudi.

Teluk Oman berada di dekat Selat Hormuz, mulut sempit Teluk Persia yang dilalui seperlima dari semua minyak. Fujairah, di pantai timur UEA, adalah pelabuhan utama di wilayah itu bagi kapal-kapal untuk mengangkut kargo minyak baru, mengambil persediaan, atau menukar awak. Selama dua tahun terakhir, perairan Fujairah telah menyaksikan serangkaian ledakan dan pembajakan. Angkatan Laut AS menyalahkan Iran atas serangkaian serangan ranjau limpet terhadap kapal-kapal yang merusak tanker.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1183 seconds (0.1#10.140)