Merasa Bersalah, Hale Ungkap Drone AS Bunuh Warga Afghanistan Tanpa Pandang Bulu
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Daniel Hale, mantan analis intelijen Amerika Serikat (AS), membocorkan informasi rahasia tentang program serangan pesawat nirawak (drone) yang membunuh warga sipil Afghanistan tanpa pandang bulu. Dia melakukannya karena dihantui rasa bersalah.
Hale sebelumnya bekerja sebagai analis intelijen Angkatan Udara Amerika. Dia membocorkan informasi rahasia itu kepada seorang jurnalis investigasi.
Tindakan berani Hale membuatnya dijatuhi hukuman 45 bulan penjara pada hari Selasa lalu oleh pengadilan Amerika.
Hale, yang berasal dari Nashville, Tennessee, mengatakan dia dimotivasi oleh rasa bersalah dan keinginan untuk transparansi ketika dia mengungkapkan informasi tersebut.
“Saya percaya bahwa membunuh itu salah, tetapi sangat salah untuk membunuh yang tidak berdaya,” katanya di pengadilan, yang dikutip Washington Post, kemarin.
Dia mengatakan bahwa dia berbagi apa yang "diperlukan untuk menghilangkan kebohongan bahwa perang drone membuat kita tetap aman, bahwa hidup kita lebih berharga daripada mereka".
Dalam menjatuhkan hukuman, Hakim Distrik AS Liam O'Grady menyebutkan perlunya mencegah orang lain mengungkapkan rahasia pemerintah dan mengatakan kepada Hale bahwa dia memiliki pilihan lain selain berbagi informasi rahasia dengan seorang wartawan.
“Anda tidak dituntut karena berbicara tentang program drone yang membunuh orang yang tidak bersalah,” kata O'Grady. “Anda bisa menjadi pelapor [whistleblower]...tanpa mengambil dokumen-dokumen ini.”
Tuduhan diajukan terhadap Hale di tengah tindakan keras terhadap kebocoran pemerintah oleh pemerintahan sebelumnya, yakni pemerintahan Donald Trump. Penuntutan itu adalah satu dari serangkaian kasus yang diajukan departemen kehakiman dalam beberapa tahun terakhir terhadap pejabat pemerintah saat ini dan mantan pejabat yang telah mengungkapkan rahasia rahasia kepada wartawan.
Hale sebelumnya bekerja sebagai analis intelijen Angkatan Udara Amerika. Dia membocorkan informasi rahasia itu kepada seorang jurnalis investigasi.
Tindakan berani Hale membuatnya dijatuhi hukuman 45 bulan penjara pada hari Selasa lalu oleh pengadilan Amerika.
Hale, yang berasal dari Nashville, Tennessee, mengatakan dia dimotivasi oleh rasa bersalah dan keinginan untuk transparansi ketika dia mengungkapkan informasi tersebut.
“Saya percaya bahwa membunuh itu salah, tetapi sangat salah untuk membunuh yang tidak berdaya,” katanya di pengadilan, yang dikutip Washington Post, kemarin.
Dia mengatakan bahwa dia berbagi apa yang "diperlukan untuk menghilangkan kebohongan bahwa perang drone membuat kita tetap aman, bahwa hidup kita lebih berharga daripada mereka".
Dalam menjatuhkan hukuman, Hakim Distrik AS Liam O'Grady menyebutkan perlunya mencegah orang lain mengungkapkan rahasia pemerintah dan mengatakan kepada Hale bahwa dia memiliki pilihan lain selain berbagi informasi rahasia dengan seorang wartawan.
“Anda tidak dituntut karena berbicara tentang program drone yang membunuh orang yang tidak bersalah,” kata O'Grady. “Anda bisa menjadi pelapor [whistleblower]...tanpa mengambil dokumen-dokumen ini.”
Tuduhan diajukan terhadap Hale di tengah tindakan keras terhadap kebocoran pemerintah oleh pemerintahan sebelumnya, yakni pemerintahan Donald Trump. Penuntutan itu adalah satu dari serangkaian kasus yang diajukan departemen kehakiman dalam beberapa tahun terakhir terhadap pejabat pemerintah saat ini dan mantan pejabat yang telah mengungkapkan rahasia rahasia kepada wartawan.