Tangkap Bayi Jatuh 4,5 Meter dari Lantai Dua, Nenek Ini Dicap Pahlawan
loading...
A
A
A
MOSKOW - Seorang nenek berusia 64 tahun di Rusia dianggap pahlawan oleh masyarakat setempat setelah menyelamatkan bayi berusia 18 bulan. Dia menangkap bayi tersebut saat jatuh 4,5 meter dari jendelarumah berlantai dua.
Awalnya, Svetlana Sanarova, 64, sedang berjalan pulang dari supermarket di kota Novokuznetsk, Rusia, pada 21 Juli. Dia kemudian melihat dari sudut matanya ada seorang bayi menggelantung di jendela lantai dua sebuah rumah.
Nenek itu secara spontan menjatuhkan tasnya dan bergegas ke bawahrumah tersebutdengan tangan terulur.
Sanarova memang berada pada waktu dan tempat yang tepat sebagai penyelamat.
Rekaman CCTV mengungkapkan bahwa dia menangkap bayi laki-laki berusia 18 bulan bernama Egor setelah jatuh setinggi 15 kaki atau 4,5 meter.
Ayah Egor, Dmitry Teryokhin, 27, berlari untuk mengambil bayinya setelah tindakan penyelamatan nyawa oleh Sanarova.
"Saya pikir, jika saya tidak menangkapnya, dia akan jatuh di depan mata saya," kata Sanarova, yang dikutip dariEast2West, Kamis (29/7/2021).
"Saya harus lari dan mengejar, atau akan lebih buruk. Dia ternyata agak berat, tapi saya tidak memikirkan risikonya saat itu," ujar nenek tersebut.
Teryokhin kemudian berterima kasih kepadanya, tetapi tidak menanyakan namanya. Nenek "pahlawan" tersebut kemudian meninggalkan tempat kejadian.
Butuh waktu enam hari sampai dia berhasil diidentifikasi dan dihormati oleh pihak berwenang setelah banyak posting video penyelamatannya yang beredar di media sosial.
Teryokhin mengira istrinya menjaga bayi laki-laki itu saat dia pergi untuk mengambil botol untuk anak mereka yang lain. Pasangan itu memiliki seorang putri berusia 4 tahun dan bayi kembar berusia 18 bulan—bayi laki-laki yang jatuh dan saudara perempuannya.
Sebagai imbalan atas tindakannya, Teryokhin memberi Sanarova uang sebesar 1.000 rubel. Namun, nenek tersebut menolaknya karena pemberian itu seperti menyinggung perasaannya.
Teryokhin nekat memasukkan uang hadiah itu ke dalam tasnya, meski Sanarova berkata; "Saya tidak membutuhkannya."
"Saya tidak memikirkan risiko apa pun. Saya hanya takut dia akan mati," jelasnya kepada kantor berita Ruptly.
"Dan kemudian saya khawatir tentang apa yang terjadi padanya, sampai saya membaca di koran bahwa dia selamat hanya dengan memar kecil."
Awalnya, Svetlana Sanarova, 64, sedang berjalan pulang dari supermarket di kota Novokuznetsk, Rusia, pada 21 Juli. Dia kemudian melihat dari sudut matanya ada seorang bayi menggelantung di jendela lantai dua sebuah rumah.
Nenek itu secara spontan menjatuhkan tasnya dan bergegas ke bawahrumah tersebutdengan tangan terulur.
Sanarova memang berada pada waktu dan tempat yang tepat sebagai penyelamat.
Rekaman CCTV mengungkapkan bahwa dia menangkap bayi laki-laki berusia 18 bulan bernama Egor setelah jatuh setinggi 15 kaki atau 4,5 meter.
Ayah Egor, Dmitry Teryokhin, 27, berlari untuk mengambil bayinya setelah tindakan penyelamatan nyawa oleh Sanarova.
"Saya pikir, jika saya tidak menangkapnya, dia akan jatuh di depan mata saya," kata Sanarova, yang dikutip dariEast2West, Kamis (29/7/2021).
"Saya harus lari dan mengejar, atau akan lebih buruk. Dia ternyata agak berat, tapi saya tidak memikirkan risikonya saat itu," ujar nenek tersebut.
Teryokhin kemudian berterima kasih kepadanya, tetapi tidak menanyakan namanya. Nenek "pahlawan" tersebut kemudian meninggalkan tempat kejadian.
Butuh waktu enam hari sampai dia berhasil diidentifikasi dan dihormati oleh pihak berwenang setelah banyak posting video penyelamatannya yang beredar di media sosial.
Baca Juga
Teryokhin mengira istrinya menjaga bayi laki-laki itu saat dia pergi untuk mengambil botol untuk anak mereka yang lain. Pasangan itu memiliki seorang putri berusia 4 tahun dan bayi kembar berusia 18 bulan—bayi laki-laki yang jatuh dan saudara perempuannya.
Sebagai imbalan atas tindakannya, Teryokhin memberi Sanarova uang sebesar 1.000 rubel. Namun, nenek tersebut menolaknya karena pemberian itu seperti menyinggung perasaannya.
Teryokhin nekat memasukkan uang hadiah itu ke dalam tasnya, meski Sanarova berkata; "Saya tidak membutuhkannya."
"Saya tidak memikirkan risiko apa pun. Saya hanya takut dia akan mati," jelasnya kepada kantor berita Ruptly.
"Dan kemudian saya khawatir tentang apa yang terjadi padanya, sampai saya membaca di koran bahwa dia selamat hanya dengan memar kecil."
(min)