Program Vaksinasi Berjalan Lamban, PM Australia Minta Maaf

Kamis, 22 Juli 2021 - 17:09 WIB
loading...
Program Vaksinasi Berjalan...
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison meminta maaf atas lambannya program vaksinasi di negara tersebut. Foto/REUTERS
A A A
CANBERRA - Perdana Menteri Australia , Scott Morrison meminta maaf atas lambannya program vaksinasi di negara tersebut. Permintaan maaf itu datang ketika Sydney mencatat rekor lonjakan infeksi Covid-19.

Morrison berada di bawah tekanan publik yang kuat untuk meningkatkan tingkat vaksinasi yang saat ini mendekam sekitar 11 persen, yang merupakan salah satu yang terendah diantara negara-negara kaya di dunia.

Setelah berbulan-bulan membual tentang "standar emas" respons pandemi dan bersikeras peluncuran vaksin "bukan perlombaan", Morrison akhirnya tunduk pada kritik. Baca juga: Cegah Penyebaran COVID-19, Warga Australia Dilarang Ngobrol

“Saya minta maaf karena kami belum dapat mencapai nilai yang kami harapkan di awal tahun ini. Tentu saja saya yang bertanggung jawab atas ini,” ucap Morrison.

“Saya bertanggung jawab atas program vaksinasi. Saya juga bertanggung jawab atas tantangan yang kami alami. Jelas, beberapa hal berada dalam kendali kami, beberapa hal tidak," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis (22/8/2021).

Australia bertaruh besar pada vaksin AstraZeneca, yang sekarang hanya direkomendasikan untuk warga Australia berusia di atas 60-an karena ketakutan akan pembekuan darah. Baca juga: Bantuan 1.000 Ventilator dari Australia Tiba di Indonesia

Pejabat kesehatan mengeluh bahwa Australia "kebanjiran" dengan vaksin AstraZeneca, sementara tidak mengharapkan untuk mendapatkan pasokan besar vaksin Pfizer jauh sebelum akhir tahun.
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Menang Pemilu Australia,...
Menang Pemilu Australia, PM Anthony Albanese dan Tunangannya Umbar Ciuman
Pemilu Australia Digelar...
Pemilu Australia Digelar dalam Bayang-bayang Kebijakan Donald Trump
Guru Australia dan Indonesia...
Guru Australia dan Indonesia Perkuat Hubungan
Soal Rusia Inginkan...
Soal Rusia Inginkan Pangkalan Militer Indonesia, PM Australia Dituduh Memberi Respons Licik
Spesifikasi Tupolev...
Spesifikasi Tupolev Tu-95, Pesawat Pengebom Nuklir Rusia yang Disebut Akan Dikerahkan ke Indonesia
Pakar Ungkap Mengapa...
Pakar Ungkap Mengapa Putin Inginkan Pangkalan di Indonesia, Ada Kaitannya dengan AS
Ditelepon Prabowo, PM...
Ditelepon Prabowo, PM Australia Anthony Albanese Ingin Kunjungi Indonesia
Putin Berharap Rusia...
Putin Berharap Rusia Tak Perlu Gunakan Senjata Nuklir untuk Akhiri Konflik di Ukraina
China Uji Coba Bom Hidrogen...
China Uji Coba Bom Hidrogen Hasilkan Suhu 1.000 Derajat Celsius, Jauh Lebih Dahsyat dari TNT
Rekomendasi
Istana Marah Atas Wawancara...
Istana Marah Atas Wawancara Kontroversial Pangeran Harry dengan BBC, Disebut Keterlaluan
Saul Canelo Alvarez...
Saul Canelo Alvarez vs Terence Crawford Pertarungan Abad Ini Rp3,2 Triliun
Petani Bogor Dilatih...
Petani Bogor Dilatih Operasikan Drone dan IoT untuk Pantau Limbah Sawit
Berita Terkini
Permintaan Terakhir...
Permintaan Terakhir Paus Fransiskus: Kirim Mobil Paus untuk Tolong Anak-anak Gaza!
Ini Tampang Komandan...
Ini Tampang Komandan Israel Pembunuh Hind Rajab, Kini Diadukan ke ICC
Iran Pamer Rudal Baru...
Iran Pamer Rudal Baru yang Siap Serang Pangkalan AS, Namanya Qassem Basir
Sudah Lemahkah Israel...
Sudah Lemahkah Israel hingga Rudal Houthi Bobol Iron Dome, David's Sling, Arrow, dan THAAD?
Putin: Rusia Berdiri...
Putin: Rusia Berdiri Sendiri Melawan Barat
Rudal Houthi Sukses...
Rudal Houthi Sukses Serang Bandara Ben Gurion, Israel Marah dan Ancam Balas Dendam
Infografis
Bos Meta Minta Maaf...
Bos Meta Minta Maaf ke Orangtua yang Anaknya Jadi Korban Medsos
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved