Jenderal Top AS: Setengah Wilayah Pusat Afghanistan Dikuasai Taliban
loading...
A
A
A
KABUL - Taliban menguasai setengah dari sekitar 420 wilayah pusat Afghanistan . Informasi itu diungkapkan Jenderal top Amerika Serikat (AS) Mark Milley sebagai tanda terbaru situasi keamanan yang memburuk dengan cepat di Afghanistan.
Chairman Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley mengatakan lebih dari 200 dari 419 distrik pusat berada dalam kendali Taliban.
Akhir bulan lalu, Milley mengatakan Taliban menguasai 81 dari 419 distrik pusat di Afghanistan.
“Momentum strategis tampaknya dimiliki Taliban,” ujar Milley kepada wartawan.
“Meski kelompok pemberontak itu tidak mengambil alih ibu kota provinsi mana pun, mereka memberikan tekanan di wilayah pinggiran, setengah darinya,” papar dia.
Pemerintah menuduh Taliban menghancurkan ratusan gedung pemerintah di 29 dari 34 provinsi di negara itu.
Taliban menyangkal tuduhan perusakan besar-besaran oleh para pejuang mereka.
Lima belas misi diplomatik dan perwakilan NATO di Afghanistan mendesak Taliban pada Senin untuk menghentikan serangannya.
Desakan itu hanya beberapa jam setelah pemerintah Afghanistan dan Taliban gagal menyepakati gencatan senjata pada pertemuan perdamaian di Doha.
Presiden AS Joe Biden telah mengakhiri secara resmi misi militer AS di Afghanistan pada 31 Agustus saat dia berupaya melepaskan diri dari konflik yang dimulai setelah serangan al Qaeda di Amerika Serikat pada 11 September 2001.
Hampir semua tentara AS, kecuali yang melindungi kedutaan besar di Kabul dan bandara, telah meninggalkan negara itu.
Lihat Juga: Kisah Pascal, Diaspora Lulusan University of Notre Dame yang Geluti Dunia Teater di New York
Chairman Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley mengatakan lebih dari 200 dari 419 distrik pusat berada dalam kendali Taliban.
Akhir bulan lalu, Milley mengatakan Taliban menguasai 81 dari 419 distrik pusat di Afghanistan.
“Momentum strategis tampaknya dimiliki Taliban,” ujar Milley kepada wartawan.
“Meski kelompok pemberontak itu tidak mengambil alih ibu kota provinsi mana pun, mereka memberikan tekanan di wilayah pinggiran, setengah darinya,” papar dia.
Pemerintah menuduh Taliban menghancurkan ratusan gedung pemerintah di 29 dari 34 provinsi di negara itu.
Taliban menyangkal tuduhan perusakan besar-besaran oleh para pejuang mereka.
Lima belas misi diplomatik dan perwakilan NATO di Afghanistan mendesak Taliban pada Senin untuk menghentikan serangannya.
Desakan itu hanya beberapa jam setelah pemerintah Afghanistan dan Taliban gagal menyepakati gencatan senjata pada pertemuan perdamaian di Doha.
Presiden AS Joe Biden telah mengakhiri secara resmi misi militer AS di Afghanistan pada 31 Agustus saat dia berupaya melepaskan diri dari konflik yang dimulai setelah serangan al Qaeda di Amerika Serikat pada 11 September 2001.
Hampir semua tentara AS, kecuali yang melindungi kedutaan besar di Kabul dan bandara, telah meninggalkan negara itu.
Lihat Juga: Kisah Pascal, Diaspora Lulusan University of Notre Dame yang Geluti Dunia Teater di New York
(sya)