Protes Krisis Air di Iran Makin Memanas, Lima Orang Tewas dalam Bentrok
loading...
A
A
A
TEHERAN - Korban tewas akibat protes jalanan mengecam krisis air di wilayah Ahwaz barat daya yang kaya minyak di Iran naik menjadi lima orang.
Al Arabiya melaporkan, protes massal berlangsung untuk hari keenam berturut-turut pada Selasa (20/7), selama hari pertama Idul Adha di Iran.
Para aktivis di media sosial membagikan video orang-orang yang meneriakkan "Matilah Khamenei" dalam beberapa protes di seluruh wilayah barat daya.
Kemarahan warga Iran meningkat dalam beberapa pekan terakhir karena terputusnya pasokan air minum dari provinsi Khuzestan, wilayah Ahwaz, dan lainnya.
Provinsi Khuzestan barat daya adalah rumah bagi populasi etnis Arab yang besar.
Krisis air telah menghancurkan pertanian dan peternakan serta menyebabkan pemadaman listrik yang memicu protes di beberapa kota awal bulan ini.
Pihak berwenang menyalahkan kekurangan air pada kekeringan parah, tetapi pengunjuk rasa mengatakan pemerintah yang harus disalahkan.
Aktivis dari Khuzestan menyebut krisis air terjadi akibat kebijakan diskriminatif pemerintah seperti pemindahan pasokan air yang berlebihan dari Khuzestan ke provinsi-provinsi etnis Persia.
Kebijakan itu dianggap para aktivis sebagai upaya pemerintah mengubah demografi kawasan.
Lihat Juga: Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih, 11 Dusun di Desa Gendayakan Terbebas dari Kekeringan
Al Arabiya melaporkan, protes massal berlangsung untuk hari keenam berturut-turut pada Selasa (20/7), selama hari pertama Idul Adha di Iran.
Para aktivis di media sosial membagikan video orang-orang yang meneriakkan "Matilah Khamenei" dalam beberapa protes di seluruh wilayah barat daya.
Kemarahan warga Iran meningkat dalam beberapa pekan terakhir karena terputusnya pasokan air minum dari provinsi Khuzestan, wilayah Ahwaz, dan lainnya.
Provinsi Khuzestan barat daya adalah rumah bagi populasi etnis Arab yang besar.
Krisis air telah menghancurkan pertanian dan peternakan serta menyebabkan pemadaman listrik yang memicu protes di beberapa kota awal bulan ini.
Pihak berwenang menyalahkan kekurangan air pada kekeringan parah, tetapi pengunjuk rasa mengatakan pemerintah yang harus disalahkan.
Aktivis dari Khuzestan menyebut krisis air terjadi akibat kebijakan diskriminatif pemerintah seperti pemindahan pasokan air yang berlebihan dari Khuzestan ke provinsi-provinsi etnis Persia.
Kebijakan itu dianggap para aktivis sebagai upaya pemerintah mengubah demografi kawasan.
Lihat Juga: Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih, 11 Dusun di Desa Gendayakan Terbebas dari Kekeringan
(sya)