Jurnalis Peraih Pulitzer Tewas, Taliban Menyangkal Bertanggung Jawab

Sabtu, 17 Juli 2021 - 20:07 WIB
loading...
Jurnalis Peraih Pulitzer...
Jurnalis Reuters peraih Pulitzer, Danish Siddiqui, menjadi korban pertempurang sengit pasukan komando Afghanistan dengan Taliban. Foto/Independent
A A A
KABUL - Taliban membantah bertanggung jawan atas kematian jurnalis Reuters Danish Siddiqui di garis depanpertempuran dengan tentara Afghanistan . Namun, kelompok Islam itu mengatakan 'maaf' atas kematian jurnalis asal India tersebut selama bentrokan dengan pasukan Afghanistan.

Siddiqui, yang memenangkan Hadiah Pulitzer pada 2018, terkena tembakan saat melaporkan upaya Pasukan Khusus Afghanistan untuk merebut kembali penyeberangan perbatasan utama dengan Pakistan.

Menurut seorang komandan Afghanistan yang dikutip oleh Reuters, Siddiqui telah berbicara dengan penjaga toko di area pasar Spin Boldak ketika Taliban menyerang. Menteri Luar Negeri India Harsh Vardhan Shringla mengutuk pembunuhan itu.

Baca juga: Perang Sengit Pasukan Khusus Afghanistan vs Taliban, Jurnalis Peraih Pulitzer Tewas

Namun juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengatakan kepada stasiun televisi India CNN-News18 bahwa kelompok itu tidak tahu bagaimana Siddiqui tewas.

"Kami tidak mengetahui siapa yang menembak sehingga wartawan itu tewas," katanya seperti dikutip dar Independent, Sabtu (17/7/2021).

Kelompok Islamis itu menyerahkan jenazah Siddiqui ke Komite Internasional Palang Merah pada Jumat malam.

"Kami turut berduka cita atas kematian jurnalis India Danish Siddiqui," ucap juru bicara Taliban itu.

"Kami menyesal bahwa jurnalis memasuki zona perang tanpa (memberi tahu) kami," sambungnya.

"Setiap jurnalis yang memasuki zona perang harus memberi tahu kami. Kami akan merawat individu itu dengan baik," ujarnya.

Siddiqui bergabung dengan pasukan khusus Afghanistan ketika mereka berusaha untuk merebut kembali pasar utama di Spin Boldak, yang jatuh ke tangan Taliban pada hari Rabu.

Sebelumnya, pada hari Jumat, ia telah memberi tahu Reuters bahwa dia terluka di lengan oleh pecahan peluru tetapi telah pulih setelah mendapatkan perawatan. Reuters mengatakan mereka segera mencari informasi lebih lanjut tentang kematiannya.

Dalam laporan terakhirnya untuk Reuters, yang diterbitkan awal pekan ini, dia mendokumentasikan bagaimana pasukan komando Afghanistan diserang oleh Taliban ketika mencoba menyelamatkan seorang polisi terluka yang terperangkap di pinggiran Kandahar. Taliban telah merebut sebagian besar wilayah di Afghanistan dalam beberapa pekan terakhir ketika pasukan Amerika Serikat (AS) dan NATO menyelesaikan penarikan mereka dari negara itu.

Baca juga: Selamatkan Polisi, Pasukan Komando Afghanistan Kocar-kacir Diserang Taliban

Siddiqui memenangkan Hadiah Pulitzer 2018 sebagai bagian dari tim yang meliput penerbangan pengungsi Rohingya dari Myanmar. Dia juga dikenal karena liputannya di negara asalnya di India, yang terbaru tentang dampak buruk COVID-19 dan protes nasional terhadap undang-undang pertanian baru.

Sebuah montase dari karya terbaiknya yang disusun oleh Reuters termasuk foto-foto pegulat tradisional India yang berlumuran lumpur, pendeta Hindu berdoa di sebuah gua di atas Sungai Gangga dan seorang pria berbalut kain yang menyuapi kapas ke mesin tua dengan tangan.

Siddiqui (38) menulis dalam profil di situs Reuters bahwa dia suka meliput isu-isu yang mempengaruhi orang-orang yang terjebak dalam konflik yang berbeda.

“Sementara saya menikmati meliput berita – dari bisnis hingga politik hingga olahraga – apa yang paling saya nikmati adalah menangkap wajah manusia dari sebuah berita terbaru,” tambahnya.

Ahmad Masood, Editor Asia untuk Reuters Pictures, menggambarkan Siddiqui sebagai sosok terbaik dari yang terbaik, sebagai pribadi dan profesional.

Departemen Luar Negeri AS juga menyatakan belasungkawa.

"Kematian Siddiqui adalah kehilangan yang luar biasa, tidak hanya bagi Reuters dan rekan-rekan medianya, tetapi juga bagi seluruh dunia," kata wakil juru bicara Jalina Porter.

"Dia adalah mata kami," kata mantan profesor Farhat Basir Khan, dari Universitas Jamia Millia Islamia di New Delhi.

"Dia memberikan suara dan hak pilihan kepada ribuan orang yang penderitaannya mungkin telah hilang. Jika sebuah gambar bernilai ribuan kata, dia bernilai jutaan," tukasnya.

Baca juga: Taliban Bersedia Gencatan Senjata Asalkan Afghanistan Bebaskan 7.000 Tahanan
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Taliban Melarang Catur,...
Taliban Melarang Catur, Dianggap sebagai Sarana Judi yang Dilarang Islam
Taliban Eksekusi 4 Pria...
Taliban Eksekusi 4 Pria di Stadion Afghanistan yang Penuh Sesak
Kenapa Bendera Timnas...
Kenapa Bendera Timnas Afghanistan Tidak Diganti Bendera Taliban di Event Internasional?
Rusia Hapus Taliban...
Rusia Hapus Taliban dari Daftar Teroris, Afghanistan Perluas Kerja Sama
Tak Tiru Ukraina, Taliban...
Tak Tiru Ukraina, Taliban Tidak Akan Tawarkan Mineral Langka ke AS
Jurnalis Cantik Rusia...
Jurnalis Cantik Rusia Tewas di Medan Perang usai Meledek Ukraina sebagai Negara 404
Hari Kebebasan Pers...
Hari Kebebasan Pers Sedunia, IJTI Serukan Perlindungan Jurnalis dan Kedaulatan Informasi
Kim Jong Un Pantau Uji...
Kim Jong Un Pantau Uji Coba Rudal Balistik Korut, Tekankan Kesiapan Kekuatan Nuklir
Ngeri! 13 Orang Tewas...
Ngeri! 13 Orang Tewas Disambar Petir
Rekomendasi
Polri Siap Kerahkan...
Polri Siap Kerahkan Pasukan untuk Tertibkan Premanisme, Serius atau Cuma Omon-omon?
Perbedaan 3 Nama Panggilan...
Perbedaan 3 Nama Panggilan Pelajar Sekolah Kedinasan, Taruna, Praja, dan Mahasiswa
Dokter Richard Lee Ungkap...
Dokter Richard Lee Ungkap Aldy Maldini Mangkir Acara & Tak Refund Rp10 Juta
Berita Terkini
Satpam Ini Tewas saat...
Satpam Ini Tewas saat Berhubungan Intim di Pabrik, Keluarganya Diberi Kompensasi karena Dianggap Kecelakaan Kerja
Hamas Siap Bebaskan...
Hamas Siap Bebaskan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander
Israel Peringatkan Warga...
Israel Peringatkan Warga Yaman Tinggalkan 3 Pelabuhan yang Dikuasai Houthi, Bakal Diserang Besar-besaran
India dan Pakistan Saling...
India dan Pakistan Saling Klaim Menang Perang
Taliban Melarang Catur,...
Taliban Melarang Catur, Dianggap sebagai Sarana Judi yang Dilarang Islam
Inilah 9 Rudal Nuklir...
Inilah 9 Rudal Nuklir Pakistan yang Dapat Lenyapkan India
Infografis
Daftar Jenderal Israel...
Daftar Jenderal Israel yang Tewas sejak Perang Meletus
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved