Pangkalan Militer China di Laut China Selatan Mulai Beroperasi
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Militer China baru-baru ini mengerahkan pesawat peringatan dini dan pengawasan elektronik serta helikopter di dua pulau yang disengketakan di Laut China Selatan (LCS) dalam apa yang menurut para analis adalah tanda Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah memulai operasi udara rutin dari pangkalan militer .
Gambar satelit yang diperoleh The Washington Times menunjukkan penyebaran pesawat peringatan dan kontrol udara PLA KJ-500 ke Mischief Reef di Kepulauan Spratly pada bulan Mei dan Juni. Foto satelit lainnya menunjukkan penempatan pesawat angkut Y-9 dan helikopter Z-8 ke Subi Reef pada bulan Juni dan bulan ini.
Pada tahun 2020, pesawat tempur anti-kapal selam KQ-200 China juga dikerahkan di pangkalan pulau ketiga di Fiery Cross Reef.
Di masa lalu, pesawat militer China sesekali berhenti di pangkalan yang dibangun sejak 2013 sebagai bagian dari kampanye besar militer Beijing untuk memperluas kekuasaan dan melindungi klaim luasnya atas kedaulatan atas jalur air strategis tersebut.
Kedua karang tersebut merupakan bagian dari segitiga pangkalan militer Laut China Selatan yang dilengkapi dengan rudal canggih China pada 2018. Ini bertentangan dengan apa yang dikatakan pejabat Amerika Serikat (AS) sebagai janji Presiden Xi Jinping untuk tidak melakukan militerisasi pulau-pulau yang diklaim oleh China dan beberapa negara kawasan lainnya.
Pangkalan tersebut dapat menampung semua jenis pesawat tempur dan pembom serta memiliki fasilitas docking yang mampu menangani sebagian besar kapal perang China.
Citra satelit dari pesawat militer diperoleh oleh J. Michael Dahm, mantan perwira intelijen Angkatan Laut AS yang saat ini bekerja di Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins, yang dikenal sebagai APL.
“Perubahan paling signifikan dalam postur militer pada tahun 2021 adalah munculnya pesawat dan helikopter misi khusus China di Subi dan Mischief Reefs, yang menunjukkan PLA mungkin telah memulai operasi udara rutin dari lapangan udara tersebut,” kata Dahm dalam sebuah wawancara seperti dikutip dari The Washington Times, Kamis (14/7/2021).
Pengerahan PLA ditemukan setelah publikasi sebelumnya dari laporan penelitian oleh Dahm yang mengungkapkan lokasi rudal anti-pesawat, anti-kapal dan serangan darat di tiga dari tujuh pulau terumbu karang China, termasuk Mischief dan Subi Reefs.
Gambar satelit yang diperoleh The Washington Times menunjukkan penyebaran pesawat peringatan dan kontrol udara PLA KJ-500 ke Mischief Reef di Kepulauan Spratly pada bulan Mei dan Juni. Foto satelit lainnya menunjukkan penempatan pesawat angkut Y-9 dan helikopter Z-8 ke Subi Reef pada bulan Juni dan bulan ini.
Pada tahun 2020, pesawat tempur anti-kapal selam KQ-200 China juga dikerahkan di pangkalan pulau ketiga di Fiery Cross Reef.
Di masa lalu, pesawat militer China sesekali berhenti di pangkalan yang dibangun sejak 2013 sebagai bagian dari kampanye besar militer Beijing untuk memperluas kekuasaan dan melindungi klaim luasnya atas kedaulatan atas jalur air strategis tersebut.
Kedua karang tersebut merupakan bagian dari segitiga pangkalan militer Laut China Selatan yang dilengkapi dengan rudal canggih China pada 2018. Ini bertentangan dengan apa yang dikatakan pejabat Amerika Serikat (AS) sebagai janji Presiden Xi Jinping untuk tidak melakukan militerisasi pulau-pulau yang diklaim oleh China dan beberapa negara kawasan lainnya.
Pangkalan tersebut dapat menampung semua jenis pesawat tempur dan pembom serta memiliki fasilitas docking yang mampu menangani sebagian besar kapal perang China.
Citra satelit dari pesawat militer diperoleh oleh J. Michael Dahm, mantan perwira intelijen Angkatan Laut AS yang saat ini bekerja di Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins, yang dikenal sebagai APL.
“Perubahan paling signifikan dalam postur militer pada tahun 2021 adalah munculnya pesawat dan helikopter misi khusus China di Subi dan Mischief Reefs, yang menunjukkan PLA mungkin telah memulai operasi udara rutin dari lapangan udara tersebut,” kata Dahm dalam sebuah wawancara seperti dikutip dari The Washington Times, Kamis (14/7/2021).
Pengerahan PLA ditemukan setelah publikasi sebelumnya dari laporan penelitian oleh Dahm yang mengungkapkan lokasi rudal anti-pesawat, anti-kapal dan serangan darat di tiga dari tujuh pulau terumbu karang China, termasuk Mischief dan Subi Reefs.