Latihan Berakhir, Kapal Perang AS dan Sekutunya Tetap di Laut Hitam

Sabtu, 10 Juli 2021 - 01:37 WIB
loading...
Latihan Berakhir, Kapal Perang AS dan Sekutunya Tetap di Laut Hitam
AS menyatakan mayoritas kapal perang yang ikut dalam latihan Sea Breeze akan tetap berada di Laut Hitam. Foto/Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Mayoritas kapal perang yang bergabung dengan latihan militer Sea Breeze pimpinan Amerika Serikat (AS) di Laut Hitam akan tinggal di daerah tersebut untuk beberapa waktu. Mereka akan mengikuti latihan lain, yaitu latihan angkatan laut yang dipimpin oleh Bulgaria .

Hal itu diungkapkan Kapten Angkatan Laut AS Stuart Bauman selama briefing melalui telepon.

Latihan Sea Breeze tahunan edisi 2021 dimulai di bagian barat laut Laut Hitam pada akhir Juni lalu. Latihan tersebut, yang melibatkan sekitar 5.000 tentara dan 32 kapal perang dari 32 negara, akan berakhir pada 10 Juli.



"Sebagian besar kapal yang telah berpartisipasi dalam Sea Breeze juga akan berpartisipasi dalam Breeze, yang merupakan latihan yang dipimpin oleh Bulgaria, sehingga mereka akan tetap berada di Laut Hitam untuk jangka waktu tertentu, jelas tidak melebihi batas waktu yang ditentukan Konvensi Montreux," terang Bauman seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (10/7/2021).

"Semua mitra AS yang berpartisipasi memiliki Sea Breeze yang sukses dan Amerika Serikat menantikan latihan tahun depan," tambah Bauman.

Latihan Sea Breeze telah diadakan sejak 1997 dan melibatkan negara-negara anggota NATO dan sekutunya di wilayah Laut Hitam. Latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan operasi angkatan laut dan darat serta meningkatkan kerja sama di antara negara-negara yang berpartisipasi.

Namun, latihan ini kali ini mendapat perhatian yang serius dari Rusia. Rusia dengan tajam mengkritik latihan angkatan laut multinasional Sea Breeze di Laut Hitam dengan menyebutnya secara terang-terangan anti-Rusia.

"Ini, tentu saja, ketegangan otot yang provokatif. Pengerahan militer dalam skala seperti itu di dekat wilayah Rusia, dengan implikasi anti-Rusia secara terbuka, membangkitkan reaksi yang tepat dari kami," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia Maria Zakharova.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2411 seconds (0.1#10.140)