AS Tarik Pasukan, Taliban Klaim Kuasai 85% Afghanistan
loading...
A
A
A
MOSKOW - Taliban mengklaim sekarang menguasai sebagian besar Afghanistan ketika penarikan militer Amerika Serikat (AS) dari negara itu semakin dekat. Pernyataan itu dikeluarkan sehari setelah Presiden AS Joe Biden membela keputusannya untuk membawa pulang pasukan Amerika meskipun Taliban menunjukkan kemajuan pesat dalam merebut sejumlah wilayah di Afghanistan dalam beberapa pekan terakhir.
Dalam konferensi persnya di Moskow, tiga pejabat Taliban berusaha meredakan kekhawatiran kelompok militan itu akan menggulingkan pemerintah Afghanistan yang didukung Barat. Mereka menyatakan kelompok militan itu siap untuk berbagi kekuasaan. Tetapi pada saat yang sama, mereka mengklaim bahwa Taliban sekarang mengendalikan 85% dari Afghanistan.
"Kami tidak ingin berperang. Kami ingin menemukan solusi politik melalui negosiasi politik. Negosiasi semacam itu sedang berlangsung di Doha," ujar juru bicara Taliban Suhail Shaheen, seperti dikutip ABC News dari kantor berita Rusia Interfax, Jumat (9/7/2021).
Dalam kesempatan itu ia menegaskan bahwa Taliban tidak mencari kekuasaan total dan ingin memasukkan semua anggota masyarakat Afghanistan dalam pemerintahan.
Ditanya oleh wartawan terkait pernyataan Biden yang menolak bahwa pengambilalihan Taliban atas Afghanistan "tidak terhindarkan," para utusan itu mengatakan hal tersebut merupakan pendapat pribadi Presiden AS.
"Kami harus menyatakan bahwa ini adalah pendapat pribadi Tuan Biden. Anda dapat melihat sendiri bahwa hingga 14 distrik telah bergabung dengan emirat Islam dalam seminggu," kata pejabat Taliban lain, Shahabuddin Delawar.
Delegasi Taliban di Moskow juga berjanji bahwa mereka tidak akan mengusik para penerjemah yang selama ini membantu AS.
Sebelumnya Pentagon mengatakan sedang mencari cara untuk mengevakuasi ribuan penerjemah dan keluarganya ke wilayah AS, instalasi militer dan negara-negara di luar Afghanistan.
"Kami menjamin bahwa mereka bisa berada di Afghanistan, menjalani kehidupan normal, mereka tidak akan dirugikan," tegas juru bicara Taliban, Shaheen.
Dalam konferensi persnya di Moskow, tiga pejabat Taliban berusaha meredakan kekhawatiran kelompok militan itu akan menggulingkan pemerintah Afghanistan yang didukung Barat. Mereka menyatakan kelompok militan itu siap untuk berbagi kekuasaan. Tetapi pada saat yang sama, mereka mengklaim bahwa Taliban sekarang mengendalikan 85% dari Afghanistan.
"Kami tidak ingin berperang. Kami ingin menemukan solusi politik melalui negosiasi politik. Negosiasi semacam itu sedang berlangsung di Doha," ujar juru bicara Taliban Suhail Shaheen, seperti dikutip ABC News dari kantor berita Rusia Interfax, Jumat (9/7/2021).
Dalam kesempatan itu ia menegaskan bahwa Taliban tidak mencari kekuasaan total dan ingin memasukkan semua anggota masyarakat Afghanistan dalam pemerintahan.
Ditanya oleh wartawan terkait pernyataan Biden yang menolak bahwa pengambilalihan Taliban atas Afghanistan "tidak terhindarkan," para utusan itu mengatakan hal tersebut merupakan pendapat pribadi Presiden AS.
"Kami harus menyatakan bahwa ini adalah pendapat pribadi Tuan Biden. Anda dapat melihat sendiri bahwa hingga 14 distrik telah bergabung dengan emirat Islam dalam seminggu," kata pejabat Taliban lain, Shahabuddin Delawar.
Delegasi Taliban di Moskow juga berjanji bahwa mereka tidak akan mengusik para penerjemah yang selama ini membantu AS.
Sebelumnya Pentagon mengatakan sedang mencari cara untuk mengevakuasi ribuan penerjemah dan keluarganya ke wilayah AS, instalasi militer dan negara-negara di luar Afghanistan.
"Kami menjamin bahwa mereka bisa berada di Afghanistan, menjalani kehidupan normal, mereka tidak akan dirugikan," tegas juru bicara Taliban, Shaheen.