Bulgaria Pertimbangkan Berikan 'Hadiah' pada Warganya yang Lakukan Vaksinasi Covid-19
loading...
A
A
A
SOFIA - Bulgaria sedang mempertimbangkan untuk menawarkan insentif guna mendorong agar warganya melakukan vaksinasi Covid-19 . Rencana pemberian insentif itu diutarakan Perdana Menteri sementara Bulgaria, Stefan Yanev.
Bulgaria adalah salah satu dari sedikit negara di mana orang dapat memilih di antara empat vaksin Covid-19 berbeda yang disetujui di Uni Eropa (UE). Namun, hanya 14,5 persen orang dewasa Bulgaria yang sepenuhnya divaksinasi, menempatkan negara itu jauh di belakang negara-negara UE lainnya.
Selain ketidakpercayaan terhadap pihak berwenang di negara bekas komunis itu, orang Bulgaria sering menyebut ketakutan akan produk medis baru sebagai alasan mereka menolak vaksinasi. Alasan lain adalah bahwa sekitar 400 ribu orang telah terinfeksi dan mengembangkan resistensi.
"Kami tidak berencana untuk memaksa siapa pun. Tapi kami sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk menawarkan beberapa voucher kepada orang yang mendapatkan kesempatan kedua," kata Yanev, seperti dilansir Reuters pada Senin (5/7/2021).
Sofia sendiri telah membuka unit vaksinasi khusus di taman untuk memudahkan orang-orang untuk mendapatkan suntikan dan merencanakan kampanye di lingkungan Roma untuk mencoba meyakinkan komunitas tersebut tentang manfaat vaksin.
Kegagalan untuk meningkatkan penyerapan vaksin dapat memaksa Bulgaria untuk menghancurkan vaksin, yang sudah mendekati tanggal kedaluwarsa.
Yanev mengatakan Bulgaria mungkin menghadapi risiko seperti itu pada akhir Agustus. Dia mengatakan, pihaknya sedang bekerja dengan Brussels untuk melihat kemungkinan menyumbangkan 150 ribu dosis vaksin ke negara-negara Balkan barat.
Bulgaria adalah salah satu dari sedikit negara di mana orang dapat memilih di antara empat vaksin Covid-19 berbeda yang disetujui di Uni Eropa (UE). Namun, hanya 14,5 persen orang dewasa Bulgaria yang sepenuhnya divaksinasi, menempatkan negara itu jauh di belakang negara-negara UE lainnya.
Selain ketidakpercayaan terhadap pihak berwenang di negara bekas komunis itu, orang Bulgaria sering menyebut ketakutan akan produk medis baru sebagai alasan mereka menolak vaksinasi. Alasan lain adalah bahwa sekitar 400 ribu orang telah terinfeksi dan mengembangkan resistensi.
"Kami tidak berencana untuk memaksa siapa pun. Tapi kami sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk menawarkan beberapa voucher kepada orang yang mendapatkan kesempatan kedua," kata Yanev, seperti dilansir Reuters pada Senin (5/7/2021).
Sofia sendiri telah membuka unit vaksinasi khusus di taman untuk memudahkan orang-orang untuk mendapatkan suntikan dan merencanakan kampanye di lingkungan Roma untuk mencoba meyakinkan komunitas tersebut tentang manfaat vaksin.
Kegagalan untuk meningkatkan penyerapan vaksin dapat memaksa Bulgaria untuk menghancurkan vaksin, yang sudah mendekati tanggal kedaluwarsa.
Yanev mengatakan Bulgaria mungkin menghadapi risiko seperti itu pada akhir Agustus. Dia mengatakan, pihaknya sedang bekerja dengan Brussels untuk melihat kemungkinan menyumbangkan 150 ribu dosis vaksin ke negara-negara Balkan barat.
(ian)