Klaim Rakyat Korut Menangis Lihat Kim Jong-un Kurus Dianggap Propaganda

Senin, 28 Juni 2021 - 14:50 WIB
loading...
Klaim Rakyat Korut Menangis...
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Foto/KCNA via REUTERS
A A A
SEOUL - Media pemerintah Korea Utara (Korut) dalam laporannya yang langka menyebut rakyat di negara itu patah hati dan bahkan menangis melihat sang pemimpin Kim Jong-un menjadi lebih kurus dari biasanya.

Para analis menganggap laporan dari media pemerintah itu sebagai propaganda untuk menggambarkan rezim Kim merasakan pengorbanan bersama di tengah kekurangan pangan.



Media pemerintah; KRT TV, dalam laporannya pada hari Jumat mengutip seorang warga Pyongyang yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa semua orang di Korea Utara patah hati setelah melihat gambar Kim Jong-un tampak kurus.

Ketika Kim Jong-un muncul kembali di media pemerintah pada awal Juni setelah tidak terlihat di depan umum selama hampir sebulan, para analis mencatat bahwa arlojinya tampaknya diikat lebih erat daripada sebelumnya di sekitar pergelangan tangan yang terlihat lebih ramping. Pemandangan itu memicu spekulasi mengenai kesehatan seorang pemimpin yang memegang kekuasaan di Korea Utara.

"Jika pengamat luar mengetahui perubahan penampilan Kim, Anda bisa bertaruh bahwa rakyat Korea Utara juga menyadarinya, dan lebih cepat," kata Christopher Green, pakar tentang Korea di Universitas Leiden di Belanda, seperti dikutip Reuters, Senin (28/6/2021).

Tidak jelas apakah penurunan berat badan Kim Jong-un disebabkan oleh penyakit, atau apakah dia memutuskan bahwa sudah waktunya untuk menjadi bugar. Jenny Town, direktur proyek 38 North yang berbasis di AS—yang memantau Korea Utara—mengatakan dan niat di balik liputan media pemerintah Korea Utara tidak diketahui.

"Agak aneh bahwa mereka akan menunjukkannya dalam pakaian yang tidak pas, karena optik tampaknya menekankan penurunan berat badannya," katanya.



Kim Jong-un telah mengakui situasi pangan di negaranya "tegang", yang dapat memburuk jika panen tahun ini gagal. Kondisi itu memperburuk masalah ekonomi di tengah penutupan perbatasan yang diberlakukan sendiri dan pembatasan pergerakan yang telah memperlambat perdagangan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2038 seconds (0.1#10.140)