Arab Saudi akan Nilai Presiden Terpilih Iran Sesuai Kenyataan di Lapangan

Rabu, 23 Juni 2021 - 11:49 WIB
loading...
Arab Saudi akan Nilai...
Para pendukung Presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi berpawai di Teheran, Iran. Foto/anadolu
A A A
RIYADH - Arab Saudi akan menilai pemerintahan Presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi berdasarkan kenyataan di lapangan.

Pernyataan itu diungkapkan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arab Saudi. Menurut Kemlu Saudi, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memiliki keputusan akhir tentang berbagai kebijakan luar negeri.

Raisi merupakan hakim garis keras yang mengamankan kemenangan pemilu pada Sabtu. Dia ingin meningkatkan hubungan dengan negara-negara tetangga Teluk Arab sambil menyeru Arab Saudi untuk segera menghentikan intervensinya di Yaman.



Setelah enam tahun perang, Riyadh gagal mengalahkan gerakan Houthi di Yaman yang didukung Iran.



Arab Saudi juga menentang kesepakatan nuklir Iran yang berusaha dihidupkan kembali oleh Teheran dan Washington dalam pembicaraan tidak langsung.



"Dari sudut pandang kami, kebijakan luar negeri di Iran dalam hal apa pun dijalankan oleh pemimpin tertinggi dan oleh karena itu kami mendasarkan interaksi dan pendekatan kami terhadap Iran pada kenyataan di lapangan, dan itulah yang akan kami nilai pada pemerintah baru, terlepas dari siapa yang bertanggung jawab," ungkap Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud dalam konferensi pers bersama Menlu Austria.

Dia tidak menjelaskan bagaimana dia ingin kenyataan itu berubah tetapi dia mengatakan "sangat prihatin" tentang pertanyaan yang belum terjawab tentang program nuklir Iran.

Pernyataan Faisal itu merujuk pada pengawas nuklir PBB yang mencari penjelasan tentang asal usul partikel uranium yang ditemukan di situs-situs yang tidak dideklarasikan di Iran.

Arab Saudi dan sekutu Teluk terus menekan Iran atas program nuklir dan rudal balistiknya.

Badan-badan intelijen AS dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) percaya bahwa Iran memiliki program senjata nuklir rahasia terkoordinasi yang dihentikan pada 2003.

Dalam upaya menahan ketegangan di antara mereka, Arab Saudi dan Iran memulai pembicaraan langsung pada April.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1548 seconds (0.1#10.140)