Mengurai Pertemanan Dekat Jamal Khashoggi dengan Osama bin Laden

Rabu, 23 Juni 2021 - 01:30 WIB
loading...
Mengurai Pertemanan Dekat Jamal Khashoggi dengan Osama bin Laden
Kliping koran menampilkan jurnalis Jamal Khashoggi memenang peluncur roket RBG bersama para milisi Afghanistan saat perang dengan Uni Soviet di masa silam. Foto/The Arab Weekly
A A A
WASHINGTON - Jurnalis pembangkang Arab Saudi yang dibunuh dan dimutilasi, Jamal Khashoggi , ternyata teman dekat almarhum pendiri al-Qaeda, Osama bin Laden .

Bahkan, Khashoggi menangis ketika pendiri organisasi teroris itu tewas diserbu pasukan khusus Amerika Serikat (AS).



"Saya baru saja hancur menangisimu, Abu Abdullah," bunyi tweet Khashoggi beberapa jam setelah Osama bin Laden dipastikan tewas pada Mei 2011.

"Anda itu cakap, berani di hari-hari indah di Afghanistan sebelum Anda menyerah pada kemarahan dan gairah," lanjut tweet berbahasa Arab yang ditulis Khashoggi.

Mantan kolumnis Washington Post itu dibunuh dan dimutilasi oleh tim algojo Arab Saudi di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada Oktober 2018.

Serangkaian rekaman wawancara antara Khashoggi dan sesama jurnalis, Laurence Wight, pada tahun 2005 telah diputar untuk pertama kalinya di podcast Yahoo News; "Conspiracyland". Rekaman itu mengungkap perluasan hubungan jurnalis yang dibunuh dengan Osama bin Laden.

Khashoggi pertama kali menjadi berita utama sebagai jurnalis muda ketika dia diundang oleh Osama bin Laden untuk meliput perang antara Uni Soviet dan Afghanistan.

Judulnya di media Arab Saudi, Arab News, pada tanggal 4 Mei 1988, berbunyi "Pemuda Arab berjuang bahu-membahu dengan Mujahiddin".

Karya jurnalistik tersebut memuji Osama bin Laden, mengidentifikasi dia dengan Abu Abdullah, dan memuji orang-orang Arab yang telah bergabung dalam perang melawan Uni Soviet di Afghanistan.

Selama reportase di Afghanistan itu, Khashoggi menghabiskan beberapa malam tidur bersama Osama bin Laden di kamp-kampnya dan di gua-gua.



Dia menggambarkan pengalaman itu "mengharukan" dan "indah", mencirikan Osama bin Laden sebagai sosok yang memiliki sentimen Muslim, konsep jihad, dan dekat dengan Tuhan.

Ikatan itu gagal mereda setelah perang ketika Khashoggi bersinar di jajaran jurnalisme Saudi dan Osama bin Laden membangun al-Qaeda.

Pasangan itu bersatu kembali di Sudan, di mana Osama bin Laden telah mendirikan pangkalan setelah diusir dari negara asalnya.

Dalam pertemuan tiga hari, Khashoggi mencoba membujuk temannya itu untuk meninggalkan kekerasan dalam rekaman dan kembali ke Arab Saudi, tetapi Osama bin Laden menolak.

Sumber dari masa muda Khashoggi menunjukkan bahwa jurnalis yang terbunuh itu selalu bersimpati dengan pandangan garis keras Osaman bin Laden, tetapi berubah di kemudian hari.

Seorang rekan universitas, Omar Farooq, mengeklaim Khashoggi mendorong Osama bin Laden untuk menghindari Muslim Syiah, yang oleh banyak Muslim Sunni dipandang sebagai bid'ah, saat belajar jurnalisme di Indiana State University di Terre Haute.

Farooq mengatakan Khashoggi adalah seorang Muslim yang taat dan pasangan itu biasa salat berjamaah di Islamic Center.

Pandangan Khashoggi berkembang seiring bertambahnya usia, terutama setelah Arab Spring 2011, tetapi tampaknya jurnalis itu tidak pernah berhenti melihat Osama bin Laden sebagai teman.

Akademisi Saudi dan mantan kolega Khashoggi, Nawaf Obaid, mengatakan jurnalis itu selalu melihat Osama bin Laden sebagai semacam pahlawan karena mengalahkan Uni Soviet yang komunis.

Dia mengatakan Khashoggi berulang kali membela Osama bin Laden, menolak mengaitkannya dengan tindakan terorisme yang dilakukan oleh al-Qaeda selama beberapa tahun.

Baru pada serangan 11 September 2001 atau serangan 9/11, kata Obaid, Khashoggi mulai melihat mantan temannya itusebagai pria yang sebenarnya.

"Saya akan mengatakan dia secara ideologis, dan saya bahkan akan melangkah lebih jauh secara teologis, bertentangan dengannya," imbuh dia.

Khashoggi dibunuh dan dimutilasi, diduga dengan gergaji tulang, di dalam Konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober 2018.

Ini adalah kasus yang telah mencoreng reputasi penguasa de facto Putra Mahkota Mohammad bin Salman.

Bukti yang terungkap pekan lalu menunjukkan tim pembunuh Saudi terbang ke Kairo untuk mengumpulkan obat-obatan "ilegal" yang digunakan untuk membunuh Khashoggi dari orang-orang Mesir yang diduga kaki tangan mereka.

Tidak jelas apa yang terkandung dalam obat-obatan itu atau siapa yang menyediakannya di Bandara Internasional Kairo pada dini hari 2 Oktober 2018, tetapi ini adalah "ledakan bom" terbaru dalam upaya selama bertahun-tahun untuk menentukan bagaimana Khashoggi meninggal.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2011 seconds (0.1#10.140)